Share

Bertemu

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-30 17:07:00

Rumah megah dengan arsitektur mediterania itu tampak begitu ramai hari ini. Berbagai kendaraan tampak berbaris hingga tumpah ruah ke jalan. Deretan papan bunga juga berjajar rapi hingga bermeter-meter dari rumah tersebut. Isi papan bunga itu adalah ucapan selamat atas kelahiran putra pertama Raven dan Aline.

Aline mengatakan pada orang-orang bahwa Rayyan adalah anak kandung mereka yang lahir melalui proses bayi tabung. Raven terpaksa menyetujui ide Aline itu semata-mata demi menunjukkan Rayyan pada dunia.

Hari ini Rayyan berusia satu bulan. Setelah dirawat lebih kurang selama satu minggu di rumah sakit kini Raven bisa menggendong anak itu dengan leluasa.

“Rav, kenapa masih di sini? Di luar udah pada banyak yang datang. Mereka pengen ketemu kamu.” Aline memberitahu setelah masuk ke kamar dan mendapati suaminya masih mengenakan baju harian. Sedangkan hari ini adalah hari syukuran kelahiran anak mereka.

“Bentar lagi aku ke luar,” jawab Raven pelan.

“Jangan lama-lama ya, Rav, udah ditun
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pesanan CEO   Membawa Rayyan Kabur

    Kanya terpukau melihat Rayyan berada dalam gendongan Raven. Raven sangat bahagia yang terlukis dengan jelas di wajahnya. Raven berbicara dengan orang-orang yang menyapanya dan memberikan ucapan selamat sambil sesekali mencuri cium pipi baby Rayyan penuh kasih sayang. Perasaan haru seketika menyelimuti Kanya melihat interaksi ayah dan anak itu. Titik air mata dan senyum di bibirnya hadir di detik yang sama. Kanya merasa sangat bahagia walau hanya bisa menyaksikan semuanya dari jauh. Ia tidak mungkin mendekat dan menampakkan diri di hadapan mereka.Kebahagiaannya seketika binasa ketika baru menyadari ada Aline di sebelah Raven. Aline tak kalah bahagia dari suaminya. Senyum tak kunjung pudar dari bibirnya yang terus mencetak senyum baru. Andai saat ini Kanya yang berada di posisi Aline ...Andai Kanya yang saat ini mengaitkan tangannya di lengan Raven ...Acara akhirnya dimulai. Raven dan Aline duduk di singgasana khusus bagaikan raja dan ratu. Aline meletakkan Rayyan di pangkuannya. Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Istri Pesanan CEO   Kecurigaan Raven

    Baby Rayyan sudah terlelap dalam dekapan Kanya setelah kenyang menyusu. Anak itu memang sangat baik. Dia membuat hati Kanya bahagia. Kanya bersyukur Rayyan tidak mengalami bingungputing setelah selama ini selalu disodorkan nipple buatan yang mengalirkan susu formula. Bingungputing merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi di awal-awal kehidupannya. Bayi dapat dikatakan bingungputing ketika ia kesulitan mengisap air susu ibu langsung dari pabriknya karena sebelumnya telah terbiasa minum asupannya menggunakan botol susu. Iya, Kanya tahu istilah bingungputing dari forum ibu hamil yang dulu diikutinya saat masih mengandung.Sambil mengusap kepala Rayan, Kanya berpikir keras mencari cara untuk membawa Rayyan pergi dari sana. Tapi bagaimana caranya? Di jalan mana Kanya akan lewat? Hanya ada satu akses keluar masuk di rumah itu. Jelas saja Kanya tidak mungkin lewat di sana. Opsi kedua adalah Kanya menunjukkan diri dengan terang-terangan pada Raven dan semua orang dengan konsekuensi ia ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Istri Pesanan CEO   Menghadapi Raven

    Bermenit-menit lamanya Raven berdiri terpaku di sisi pintu sambil mengamati pemandangan di dalam sana. Berkali-kali juga lelaki itu mengedipkan mata, dan ia selalu mendapati hal yang sama. Perempuan petugas catering itu sedang menyusui baby Rayyan.Tidak hanya itu saja. Perempuan itu juga membelai kepala Rayyan dan menciumi pipinya. Dari gesturnya terlihat dia juga sedang berbicara dengan Rayyan. Hanya saja Raven tidak tahu dan tidak bisa mendengar apa yang dikatakannya. Separuh wajahnya tertutupi masker dan hanya menyisakan matanya. Topi yang digunakannya menutupi dahinya. Sedangkan poni panjangnya terurai jatuh hampir menyentuh mata perempuan itu.Seketika Raven merasa tidak terima. Bahkan Kanya yang adalah ibu kandungnya belum pernah menyusui Rayyan sekali pun tapi perempuan yang tidak dikenalnya berani bersikap lancang tanpa izin padanya mau pun Aline. Seharusnya Kanya yang berada di posisi itu, bukan orang asing.Tidak tahan lagi, Raven melangkah masuk dengan langkah kasar dan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Istri Pesanan CEO   Terserah Apa Kata Takdir

    Kanya menggigil ketakutan sambil memeluk kedua lututnya. Setelah berhasil melarikan diri dari rumah Raven Kanya tiba di rumah kost-nya. Hampir saja tadi ketahuan. Kanya tidak tahu apa tindakannya melarikan diri dan bersembunyi dari Raven adalah tindakan yang tepat. Kanya hanya tidak ingin kembali pada Raven. Kanya tahu Aline dan Marissa tidak akan membiarkannya hidup tenang selagi Kanya masih berada di sekitar Raven, apalagi jika kembali padanya.Memejamkan mata, Kanya membayangkan lagi kejadian tadi saat Rayyan berada dalam dekapannya. Kanya tidak bisa mendefinisikan dengan kata-kata sebesar apa kebahagiannya. Pada akhirnya ia bisa memeluk anaknya yang selama ini hanya bisa ditemuinya di dalam mimpi. Walau hanya sebentar, meski hanya sekejap mata. Lamunan indah Kanya tentang anaknya terhenti begitu saja ketika suara ponsel memenuhi pendengarannya. Kanya terkesiap. Pemilik restoran yang meneleponnya.Tidak membiarkan benda itu berdering terlalu lama. Kanya terpaksa menjawab panggilan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Istri Pesanan CEO   Menyelidiki Perempuan Itu

    Kanya melangkah gontai keluar dari ruangan pemilik restoran. Belum genap satu bulan bekerja tapi ia sudah dipecat. Martha tidak ingin mendengar penjelasan apapun darinya. Bahkan, perempuan itu juga tidak sudi memberi gaji Kanya selama beberapa minggu kerja di sana sebagai ganti rugi atas kesalahan yang Kanya lakukan.“Kanya!” Panggilan yang menyerukan namanya menghentikan langkah Kanya.Kanya menoleh ke belakang. Tampak Reza, sesama pekerja restoran dengannya memanggil Kanya. Laki-laki itu menggunakan motor. Begitu tiba di dekat Kanya, Reza berhenti.“Mau ke mana?” tanya laki-laki itu pada Kanya.“Mau pulang,” jawab Kanya pelan.“Kenapa pulang jam segini?” Reza keheranan. Masih terlalu sore untuk pulang. Biasanya mereka keluar dari restoran itu paling cepat jam sepuluh malam. Apalagi Kanya yang bertanggung jawab atas kebersihan restoran.“Saya dipecat.”“Dipecat? Kamu nyasar lagi?”Hampir semua pekerja di restoran menyaksikan dengan mata mereka saat Martha memarahi Kanya habis-habisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Istri Pesanan CEO   Flow With The Wind

    Raven berhenti tepat di depan Delicious Restaurant. Meski masih pagi akan tetapi situasi di restoran itu sudah ramai oleh pengunjung yang ingin sarapan atau hanya ingin menyesap segelas teh manis atau secangkir kopi hangat. Setelah meneliti tempat tersebut cukup lama dari tempat duduknya, Raven turun dari mobil lalu melangkah masuk ke dalam restoran. Seorang pelayan menyambutnya serta menunjukkan tempat duduk yang masih kosong.“Terima kasih, tapi saya ke sini bukan untuk sarapan,” kata Raven pada pelayan restoran.Sang pelayan memandang bingung dengan sorot bertanya, ‘Kalau bukan untuk sarapan, lalu untuk apa?’“Saya ke sini ingin bertemu dengan pemilik restoran ini. Dia ada?”“Bu Martha belum datang, Pak. Biasanya ke sini sekitar jam sepuluh atau jam sebelas siang,” jawab pelayan memberitahu.Raven memandang TAG Heuer di pergelangan tangannya. Waktu saat ini menunjukkan pukul delapan empat puluh menit. Hal itu berarti ia harus menanti sekitar satu jam atau dua jam lagi. Ia tidak mun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Istri Pesanan CEO   Menjemput Kanya

    “Baik, Pak Andi, kalau begitu besok kita bertemu.”Raven menyudahi panggilan telepon dengan salah seorang rekan bisnisnya setelah membuat janji temu.Menyimpan ponsel ke dalam saku celana, Raven memeriksa waktu di arloji. Sudah pukul tiga siang. Sudah saatnya makan walau terlamba. Raven ingat rencananya tadi untuk menemui pemilik restoran. Mengacu pada waktu yang disampaikan pelayan pasti saat ini pemilik restoran sudah berada di tempat. Raven tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Raven langsung meluncur menuju restoran tersebut sebelum pemiliknya pergi dari sana.Sekitar tiga puluh menit kemudian Raven tiba di restoran tersebut. Kebetulan yang sangat kebetulan masih pelayan tadi pagi yang menyambutnya.“Ibu Martha ada?” Raven langsung bertanya. Dan syukurlah pelayan tersebut masih mengingatnya.“Ada, Pak. Silakan tunggu sebentar, saya beritahu dulu.”Raven duduk di salah satu kursi yang letaknya berdekatan dekat jendela. Beberapa menit kemudian orang yang dinanti pun muncul di

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Istri Pesanan CEO   Kamu Adalah Milik Saya

    Pemilik tubuh menjulang itu mengayunkan kakinya dengan tegap mendekati Kanya yang berdiri membeku di tempatnya. Wajah lelaki itu menyiratkan ekspresi yang sulit Kanya artikan maknanya. Tadi dari dalam mobil Raven menyaksikan segalanya. Mulai sejak Kanya datang bersama pria berkacamata dengan rambut ikal itu, lalu menyaksikan interaksi keduanya di teras. Betapa lelaki itu dengan santai berbaring di dekat Kanya hingga pergi meninggalkannya sambil mengusap kepala Kanya. Raven tidak bisa menerima karena Kanya adalah miliknya.Sampai jarak mereka tersisa hitungan senti Kanya masih tidak bereaksi hingga ucapan yang disampaikan dengan nada dingin keluar dari mulut laki-laki itu.“Sudah pergi pacar kamu?”Kanya tersentak. Ia tidak mengerti apa yang Raven maksudkan. Datang-datang lelaki itu langsung menudingnya.Raven mendengkus melihat kombinasi ekspresi bingung serta lugu yang ditunjukkan Kanya. Dengkusan yang cukup keras dan terdengar oleh Kanya.Raven tidak tahu harus mulai mencecar dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • Istri Pesanan CEO   Mereka Jangan Sampai Tahu

    “Kondisi Kanya sudah membaik. Dia sekarang sedang istirahat. Kamu mau ketemu Kanya?” tanya Davva pada Raven yang datang berkunjung pagi itu.Raven tahu akan terkesan tidak etis jika ia mengatakan iya dengan terang-terangan pada suami Kanya, sedangkan sang suami sudah mengatakan keadaan istrinya. Tadinya Raven berharap Kanyalah yang menyambutnya, bukan Davva, jadi ia bisa berjumpa langsung dengan Kanya.“Nggak usah, kalau Kanya sedang istirahat biar dia istirahat dulu. Aku hanya ingin tahu keadaannya.”“Siapa yang datang, Dav?” Kanya tiba-tiba muncul karena merasa penasaran siapa tamu yang ingin bertemu dengannya, sementara Davva masih berada di ruang tamu sejak tadi.Davva dan Raven serentak memandang ke arah Kanya. Raven melempar senyum mengandung kerinduan yang dibalas Kanya dengan anggukan kepala dan lengkungan bibir sekenanya.“Nya, Raven datang karena ingin tahu keadaan kamu.” Davva mewakili Raven bicara.Kanya mengangguk pelan tanpa sepatah kata mampu terlontar dari bibirnya. En

  • Istri Pesanan CEO   Tamu Tak Diundang

    Setelah penyerangan Aline pada Kanya di sekolah anak-anak, Kanya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.Tadi Aline tidak hanya mencakar muka Kanya dan mencoba mencelakai dengan mencekik Kanya. Tapi perempuan itu juga menampar Kanya berkali-kali hingga Kanya tidak sadarkan diri.Kanya sudah mencoba melawan, tapi usahanya percuma lantaran tubuh Kanya yang begitu mungil sedangkan Aline begitu menjulang. Pertengkaran keduanya mengundang perhatian orang-orang dan sukses membuat kehebohan di tempat itu. Aline langsung diamankan saat itu juga.Raven datang tidak lama setelah pihak sekolah meneleponnya. Sedangkan hingga saat ini Davva masih belum tiba.“Aku minta maaf, Nya. Aku nggak tahu kalau Aline datang ke sini,” kata Raven sambil memandang sedih pada Kanya. Keadaan mantan istrinya itu begitu memprihatinkan. Wajah mulus Kanya penuh dengan gurat-gurat cakaran Aline. Sedangkan lehernya merah oleh bekas cekikan perempuan itu. Jika saja tadi pihak sekolah terlambat

  • Istri Pesanan CEO   Kerusuhan Di Sekolah

    Pagi itu saat terbangun Davva tidak menemukan Kanya berada di sebelahnya. Ya, seperti hari-hari sebelumnya Kanya bangun jauh lebih awal dari Davva lalu menyibukkan diri di ruang belakang.Meskipun sudah ada asisten rumah tangga akan tetapi bagi Kanya urusan perut dan memberi makan anak serta suami sebisa mungkin harus melibatkan tangannya. Kecuali jika ia benar-benar tidak bisa.Bangkit dari tempat tidur, hal pertama yang Davva lakukan adalah mencari keberadaan sang istri.Melangkahkan kakinya ke ruang belakang, dugaan Davva seketika menjadi nyata. Sosok mungil itu terlihat sedang sibuk di depan oven. Davva mendekat dan berdiri tepat di belakang Kanya.“Lagi bikin apa, Nya?” tanyanya pelan tapi ternyata cukup mengagetkan Kanya.Kanya terperanjat dan sontak menoleh ke belakang. “Astaga, Dav, aku pikir siapa.” Kanya memegang dadanya sebagai bentuk bahwa dirinya benar-benar terkejut oleh tindakan suaminya.Davva tersenyum. Mungkin Kanya benar-benar sedang berkonsentrasi sehingga tidak me

  • Istri Pesanan CEO   Hanya Ingin Memelukmu

    Kanya dan Raven serta anak-anak sudah duduk di kursi masing-masing. Mereka mengelilingi sebuah meja persegi.“Ih, kok rasanya nggak enak ya?” celetuk Lavanya saat menjejalkan potongan dimsum ke mulutnya.“Masa?” kata Ray menanggapi.“Kalau nggak percaya nih coba aja sendiri!” Lavanya menggeser wadah makanannya ke arah Ray.“Nggak mau, aku kan nggak suka dimsum.” Ray menolak untuk mencicipinya.“Tuh kan, kamu aja nggak suka, apalagi aku.” Lavanya meletakkan sumpitnya. Ia tidak berniat menghabiskannya dan membiarkannya begitu saja.“Kenapa nggak dihabisin? Kata Papaku itu namanya mubazir. Ayo dong dihabisin.” Monica berkomentar melihat olahan ayam itu masih bersisa banyak.“Siapa kamu sok nasehatin aku?” Alih-alih mendengarkan dan bersikap baik, Lavanya malah menyalak.“Lavanya, nggak boleh gitu. Yang dikatakan Monic benar. Kalau makanan nggak dihabisin namanya mubazir.” Raven menasehati anak angkatnya dengan lembut.“Tapi nggak enak, Pa.” Lavanya menyampaikan alasannya. “Kalau nggak e

  • Istri Pesanan CEO   Bukankah Untuk Bahagia Terkadang Kita Harus Terluka Dulu

    Kanya sedang melihat-lihat isi butik ketika dering ponsel menginterupsinya. Mengeluarkan benda itu dari saku, Kanya mendapati nama Davva tertera di sana. Dengan refleks Kanya menujukan matanya pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata masih pukul sepuluh pagi. Tadinya Kanya berpikir bahwa Davva menelepon untuk mengingatkannya agar jangan lupa menjemput Monica.Tidak ingin membiarkan Davva menunggu lama, Kanya langsung menjawab panggilan tersebut dengan mengusap tanda terima di layar.“Iya, Dav?”“Kamu di mana?”“Di Monique. Tumben nelfon jam segini? Yang semalam masih kupikirin, aku belum ada jawabannya, Dav,” kata Kanya. Ia pikir Davva menanyakan jawabannya mengenai tawaran untuk pindah ke NY. Hingga saat ini Kanya masih memikirkannya dan belum mampu memberi keputusan apapun. Kanya memiliki berbagai pertimbangan dan pikiran-pikiran di kepalanya.“Aku bukan mau nanya itu,” jawab Davva membantah dugaan Kanya. “Cuma lagi pengen dengar suara kamu.”Kanya tersenyum di ba

  • Istri Pesanan CEO   Kecewa

    Kanya mengawali hari dengan mengurus Monica serta menyediakan perlengkapan dan kebutuhan Davva. Mulai dari menyiapkan pakaian kerja Davva, memandikan Monica, memasangkan bajunya hingga memberinya makan.“Coba deh tebak, hari ini siapa yang antar Monic ke sekolah?” tanya Kanya sambil menyisir rambut panjang sang putri kemudian menyatukan setiap helainya dalam satu ikat rambut.“Pasti Papa. Iya kan, Ma?” Kanya mengangguk mengiakan tebakan Monica yang membuat anak itu bersorak senang.“Yeaay!!! Monic sekolah sama Papa. Tapi nanti pulangnya juga sama Papa kan, Ma?” “Mmm, kalau misalnya sama Mama aja gimana? Kan Papa harus kerja. Nanti kalau misalnya Papa lagi nggak kerja baru deh pulangnya sama Papa.”“Tapi nanti Mama jangan telat ya, Ma.”“Enggaak. Mama janji deh. Nanti Mama bakal tepat waktu. Kalau perlu nanti setengah jam sebelum pulang Mama udah nyampe di sekolah Monic,” kata Kanya menjanjikan.“Janji, Ma?” “Iya, Mama janji.” Kanya mengangkat kelingkingnya. Monica ikut melakukan h

  • Istri Pesanan CEO   Take It or Leave It

    Kanya terperanjat. Ia hampir saja menjatuhkan ponsel dari tangannya. Tidak tahu kenapa tiba-tiba Kanya langsung terserang gugup. “Rav, udah dulu ya, udah malam.” Kanya langsung memutus sambungan saat itu juga tanpa menanti jawaban dari Raven.“Happy banget kayaknya sampe ketawa-ketawa. Telfon dari siapa sih?” tanya Davva setelah Kanya meletakkan ponselnya. Tadi saat Davva baru masuk ke kamar ia mendengar Kanya berbicara sambil tertawa. Kanya terkesan begitu gembira. Kanya semakin gugup. Bukan maksudnya untuk berbohong pada Davva, tapi Kanya hanya khawatir jika suaminya itu menanggapi secara berbeda. Kanya tidak ingin Davva menjadi salah kaprah.“Dav, tadi aku telfonan sama Raven.” Kanya akhirnya memilih untuk berterus terang.Davva menyipit. Selama ini setahunya Kanya hampir tidak pernah berkomunikasi dengan lelaki itu. Lalu ketika tiba-tiba mereka kembali berhubungan tentu saja hal tersebut menumbuhkan pertanyaan besar di kepala Davva.“Tumben Raven nelfon kamu? Ada apa?” Davva men

  • Istri Pesanan CEO   Saling Memuji

    “Papaaa!!!”Monica berlari kecil saat melihat Davva begitu keluar dari kelas.Davva mengembangkan senyum, lalu membungkukkan badan sambil merentangkan tangan untuk menyambut sang putri. Begitu Monica sampai tepat di hadapannya, Davva langsung menggendong anak itu.“Udah boleh pulang kan?” tanyanya sambil melabuhkan kecupan lembut di pipi sang putri.“Udah, Pa,” jawab Monica singkat sambil membalas kecupan Davva di pipinya.Sambil tetap menggendong Monica, Davva membawa Monica ke mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Davva sengaja memarkirnya di sana—tidak masuk ke parkiran sekolah, agar nanti keluarnya tidak susah, mengingat begitu banyak kendaraan keluar masuk di area sekolah.Setelah menyeberang jalan dan tiba di mobilnya, Davva memasukkan Monica ke dalam mobil.“Papa, Monic senang deh Papa yang jemput Monic ke sekolah.”“Kan tadi Papa udah janji kalau nanti Papa yang bakalan jemput.” Berhubung Davva berhalangan mengantar Monica ke sekolah, maka sebagai gantinya Davva menjanjika

  • Istri Pesanan CEO   Stres

    Menikah hampir tiga tahun lamanya, Kanya dan Davva sudah melakukan banyak cara dan mengupayakan berbagai hal agar bisa memiliki anak atau keturunan. Terserah mau laki-laki atau pun perempuan. Namun sampai saat ini belum satu pun dari usaha tersebut yang membuahkan hasil, padahal ahli medis menyatakan pada keduanya bahwa mereka berada dalam keadaan sehat. Itulah sebabnya Davva sangat menyayangi Monica. Terlepas dari hal tersebut, perasaan Davva pada Monica tetap tidak akan berubah. Baginya anak sambungnya itu tak ubah statusnya bagai anak kandungnya sendiri.Setelah ucapan Kanya tadi Raven termangu di belakang kemudi. Tatapannya lurus dan terfokus pada jalan raya yang dilaluinya. Akan tetapi pikirannya mengembara jauh. Raven mengira-ngira seperti apa kehidupan Kanya saat ini dengan Davva. Apa mereka bahagia? Apa kehidupan pernikahan mereka harmonis? Dan terutama bagi Davva, apa ia bisa menikmati kehidupannya tanpa memiliki anak dari Kanya tapi malah membesarkan anak orang lain?Sementa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status