Share

Saya Sayang Kamu

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 17:39:13

“Welcome to our home …” Raven membukakan pintu lebar-lebar untuk Kanya ketika mereka tiba di rumah. Rumah itu sepi tanpa penghuni.

Melangkahkan kakinya, Kanya masuk dengan hati-hati. Raven yang berada di belakang Kanya mengunci pintu kemudian menyejajarkan kakinya dengan Kanya.

Kanya tertegun di tempatnya berdiri. Ia merasa kikuk seakan baru pertama menapakkan kaki di sana. Seketika bayangan kejadian pengusiran oleh mertuanya berkelabat di depan matanya dan tanpa sadar membuatnya bergidik ngeri.

“Rumah ini memang sunyi. Setelah kamu pergi saya meliburkan Bibi. Tapi besok saya akan panggil dia untuk kerja di sini lagi,” ucap Raven memberitahu kemudian merangkul Kanya agar melangkah bersamanya.

Kanya menurut. Sebelah tangan Raven merangkul punggungnya dan sebelahnya lagi menjinjing tas yang berisi barang-barang perempuan itu.

Raven membawa Kanya ke kamar utama, kamar mereka berdua. Kembali Kanya tertegun saat masuk ke sana. Tiba-tiba tangan Raven sudah melingkar di tubuhnya. Lelaki itu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pesanan CEO   Happy

    Kanya membuka mata dan mendapati Raven masih berada di sebelahnya. Lelaki itu pulas dalam lelap dengan tangan melingkari Kanya.Kanya menepis tangan Raven sepelan mungkin agar tidak mengusik lelaki itu yang akan membuatnya terbangun. Gurat-gurat lelah di wajah Raven membuat Kanya tidak tega. Ia rasa suaminya itu butuh waktu untuk beristirahat lebih lama lagi.Turun dari ranjang, Kanya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Gusinya berdarah saat menyikat gigi. Hal yang dialami Kanya sepanjang kehamilannya.Tepat di saat Kanya selesai mandi dan keluar dari ruang basah itu, Raven membuka matanya. Lelaki itu sudah bangun. Senyum terbit di bibirnya saat meliha Kanya. Leganya tak terkira menyadari bahwa istrinya sudah bersama dengannya lagi. “Kamu baru selesai mandi?” tanya Raven melihat Kanya tampak segar dan tentunya hanya mengenakan handuk. Titik-titik air menetes dari rambut pendeknya yang masih basah.Kanya menjawab dengan anggukan pelan dan senyum tipis.“Kenapa nggak bangunin saya?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Istri Pesanan CEO   Cukup Hanya Kamu

    Raven merealisasikan kata-katanya mengajak Kanya ke rumah Aline sekaligus yang menjadi rumah orangtuanya. Selama di perjalanan tadi Raven sudah menjanjikan pada Kanya bahwa semua akan berjalan dengan baik-baik saja dan tidak seorang pun berani menyakitinya.Masuk ke halaman rumah dan memarkir mobil dengan rapi, Raven membukakan pintu mobil untuk Kanya lalu mengulurkan tangan dan menggandeng Kanya. Raven berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menebus segala kesalahannya dengan memperlakukan istrinya itu sebaik mungkin. Raven tahu, meski Kanya sudah memaafkannya, tapi ia yakin jauh di relung hati perempuan itu masih tersisa luka yang sulit untuk disembuhkan.Raven tidak perlu mengetuk pintu untuk masuk. Ia langsung membukanya dan mengajak Kanya ke dalam.“Tunggu di sini dulu, saya panggil Mama sebentar.” Raven meminta Kanya menanti di sofa ruang tamu.Dalam hitungan detik Raven sudah menghilang dari ruang pandang Kanya. Raven mencari Aline ke kamar, namun hanya ruang kosong yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Istri Pesanan CEO   Kalah Dari Segala Arah

    Setelah meninggalkan rumah ibunya, Raven bermaksud membawa Kanya pulang. Tapi setelah mengetahui jalan yang mereka lalui, Kanya langsung melayangkan protes.“Lho, kenapa jalannya ke sini? Ini kan jalan ke rumah,” ujarnya heran.“Saya mau antar kamu pulang dulu setelahnya mau langsung ke kantor.”“Saya mau langsung ke butik aja, Rav, nggak usah mampir ke rumah.” Kanya sudah siap untuk langsung bekerja. Ia tidak perlu mengganti baju.“Jadi beneran kamu mau tetap kerja di sana?” Raven menatap Kanya lekat, menanyakan keseriusannya.Kanya mengangguk mantap menegaskan keputusannya. “Kita kan sudah sepakat soal ini. Kamu tetap mengizinkan saya kerja walaupun saya sedang hamil.”“Baik, saya antar kamu ke sana sekarang.”Tepat di putaran depan Raven membelokkan mobil menuju arah yang seharusnya. Maunya Raven Kanya tetap berada di rumah tanpa beraktivitas di luar. Namun karena sudah terlanjur berjanji, Raven menepatinya. Ia tidak ingin mengingkari ucapan yang telah diikrarkannya sendiri dan mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Istri Pesanan CEO   Memfitnah Kanya

    Detik demi detik berlalu dengan cepat. Tanpa terasa sudah berjam-jam Kanya berkutat dengan pekerjaannya. Tadi Wanda mempertemukan Kanya dengan salah satu pelanggan tetap Queen Boutique. Si pelanggan akan mengadakan acara pernikahan untuk putrinya dan ingin memesan baju seragam untuk dipakai seluruh anggota keluarga pada acara tersebut. Mereka menginginkan model yang unik, belum ada yang memakai dan membuat semua mata terpukau. Kanya menawarkan dengan menunjukkan secara garis besar salah satu rancangannya yang saat itu masih berupa imajinasi. Si pelanggan pun setuju.Istirahat sejenak, Kanya melepaskan pensil dari pelukan jari-jarinya kemudian meraih gelas berisi air putih di meja dan menyeruputnya pelan-pelan.Kanya sudah berencana sebelum pulang nanti akan bicara dengan Wanda mengenai status yang selama ini disembunyikannya. Kanya merasa lega karena akhirnya berani mengambil keputusan itu. Hal yang sebelumnya tidak mampu dilakukannya. Sementara di luar butik Aline baru saja datang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Istri Pesanan CEO   Karena Raven

    Kanya terkesiap ketika telepon di ruangannya tiba-tiba berdering. Memutar kursi yang didudukinya, Kanya mengarah pada meja telepon dan mengangkat gagangnya.“Halo …,” sapanya pelan.“Kanya, kamu sedang sibuk?”“Sedikit, Bu,” jawab Kanya pada Wanda yang saat ini berbicara dengannya.“Bisa ke ruangan saya sebentar?”“Baik, Bu.”Kanya meninggalkan pekerjaaannya kemudian keluar dari ruangannya untuk menemui Wanda. Kanya pikir pastilah Wanda ingin membicarakan mengenai rancangannya, atau apapun yang berhubungan dengan pekerjaannya.Masuk ke ruangan Wanda, Kanya lalu duduk di hadapan perempuan itu. Kanya menunggu apa yang akan disampaikan Wanda padanya.Selama beberapa menit Wanda tidak bersuara. Hanya matanya yang jatuh di wajah Kanya dengan intens. Perempuan tersebut menatap Kanya begitu dalam. Kanya tidak tahu apa yang dipikirkan Wanda saat ini tentang dirinya. Namun, ditatap dengan sedemikian rupa membuatnya sedikit salah tingkah.Tampak gerakan Wanda menghela napas panjang seakan apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Istri Pesanan CEO   Rencana Mengadopsi Anak

    Kanya berdiri di depan cermin. Matanya memindai sekujur tubuh lalu berhenti di tengah-tengah. Tepat pada bagian perutnya. Dari balik baju ia bisa melihat bagian tersebut sudah menunjukkan tonjolan. Perutnya sudah tidak lagi serata dulu. Ingin melihat lebih jelas, Kanya menyingkap bajunya ke atas dan menahan dengan mulutnya. Kanya tersenyum sambil meraba perutnya yang mulai membuncit. Ia mengernyit ketika merasakan getaran dari dalam sana. Tidak. Ia pasti salah. Gerakan itu pasti hanya perasaannya saja.Namun gerakan itu ternyata belum terhenti dan betul-betul ada.“Raven! Raven! Tolong ke sini dulu!” Kanya berteriak memanggil Raven.Raven yang keluar dari kamar mandi buru-buru menemui Kanya. Ia pikir ada sesuatu sampai Kanya menjerit memanggilnya.“Rav, dia gerak! Barusan saya ngerasa gerakannya di dalam sini!” ucap Kanya penuh semangat.Raven menempelkan tangannya ke perut Kanya dan merasakan sendiri gerakan halus itu. “Amazing.” Ia menggumam pelan. “Kanya, saya pikir sudah saatnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Istri Pesanan CEO   Usaha Yang Gagal

    Raven langsung memandang pada Aline begitu mendengar celetukan spontannya. Aline tahu pasti Raven merasa heran atas keinginan tiba-tibanya itu. Semua tidaklah direncana. Ide impulsif itu melintas begitu saja di benaknya. Tapi tentu saja semua itu bukan tanpa tujuan. Dengan adanya anak itu memang tidak akan memenuhi syarat untuk mencairkan warisan papanya Raven. Tapi setidaknya membuat Raven teralihkan dari Kanya.“Rav, aku sungguh-sungguh. Aku kasihan ngeliat anak ini. Kita adopsi ya?”“Yang benar aja, Lin?” Raven kurang setuju dengan rencana itu, masalahnya sebentar lagi mereka juga akan memiliki anak dari Kanya.“Rav, mungkin ideku ini terkesan mendadak tapi aku kasihan sama anak ini. Dia masih kecil, umurnya masih hitungan hari tapi udah yatim piatu. Aku sedih ngeliat dia. Apalagi aku sendiri juga yatim piatu."“Tapi kita nggak tahu siapa orang tuanya, dia berasal dari mana dan entah dari keturunan siapa.” Raven tidak akan lupa betapa selama ini Aline dan Marissa begitu concern p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Istri Pesanan CEO   Lavanya Mahaka

    Setelah Raven tiba di rumah ponselnya masih terus berbunyi. Aline tidak berhenti meneleponnya. Raven sampai gerah dan memutuskan untuk mengabaikannya.Turun dari mobil, Raven langsung melangkah masuk ke rumah. Begitu baru saja tangannya menyentuh knop pintu, daun pintu terbuka lebih dulu dari dalam. Kanya yang membukanya.Raven refleks mengembangkan senyum. Melihat wajah Kanya membuatnya merasa tenteram dan menemukan kedamaian.“Kamu belum tidur?” tanya Raven mengetahui sudah selarut ini Kanya masih bangun.“Saya menunggu kamu pulang dulu,” jawab istrinya itu.“Harusnya nggak usah ditunggu. Kalau kamu sudah ngantuk tidur saja dulu."“Sudah ngantuk, tapi nggak bisa tidur kalau nggak ada kamu.” Jawaban itu terlontar dengan begitu saja dari bibir Kanya tanpa direncana. Kanya tidak akan tahu betapa Raven sangat gemas mendengarnya. Raven merangkul perempuan itu ke kamar lalu mengunci pintu. Hal yang sangat ingin Raven lakukan saat ini adalah beristirahat dengan tenang sambil memeluk Kany

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Istri Pesanan CEO   Bukankah Untuk Bahagia Terkadang Kita Harus Terluka Dulu

    Kanya sedang melihat-lihat isi butik ketika dering ponsel menginterupsinya. Mengeluarkan benda itu dari saku, Kanya mendapati nama Davva tertera di sana. Dengan refleks Kanya menujukan matanya pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata masih pukul sepuluh pagi. Tadinya Kanya berpikir bahwa Davva menelepon untuk mengingatkannya agar jangan lupa menjemput Monica.Tidak ingin membiarkan Davva menunggu lama, Kanya langsung menjawab panggilan tersebut dengan mengusap tanda terima di layar.“Iya, Dav?”“Kamu di mana?”“Di Monique. Tumben nelfon jam segini? Yang semalam masih kupikirin, aku belum ada jawabannya, Dav,” kata Kanya. Ia pikir Davva menanyakan jawabannya mengenai tawaran untuk pindah ke NY. Hingga saat ini Kanya masih memikirkannya dan belum mampu memberi keputusan apapun. Kanya memiliki berbagai pertimbangan dan pikiran-pikiran di kepalanya.“Aku bukan mau nanya itu,” jawab Davva membantah dugaan Kanya. “Cuma lagi pengen dengar suara kamu.”Kanya tersenyum di ba

  • Istri Pesanan CEO   Kecewa

    Kanya mengawali hari dengan mengurus Monica serta menyediakan perlengkapan dan kebutuhan Davva. Mulai dari menyiapkan pakaian kerja Davva, memandikan Monica, memasangkan bajunya hingga memberinya makan.“Coba deh tebak, hari ini siapa yang antar Monic ke sekolah?” tanya Kanya sambil menyisir rambut panjang sang putri kemudian menyatukan setiap helainya dalam satu ikat rambut.“Pasti Papa. Iya kan, Ma?” Kanya mengangguk mengiakan tebakan Monica yang membuat anak itu bersorak senang.“Yeaay!!! Monic sekolah sama Papa. Tapi nanti pulangnya juga sama Papa kan, Ma?” “Mmm, kalau misalnya sama Mama aja gimana? Kan Papa harus kerja. Nanti kalau misalnya Papa lagi nggak kerja baru deh pulangnya sama Papa.”“Tapi nanti Mama jangan telat ya, Ma.”“Enggaak. Mama janji deh. Nanti Mama bakal tepat waktu. Kalau perlu nanti setengah jam sebelum pulang Mama udah nyampe di sekolah Monic,” kata Kanya menjanjikan.“Janji, Ma?” “Iya, Mama janji.” Kanya mengangkat kelingkingnya. Monica ikut melakukan h

  • Istri Pesanan CEO   Take It or Leave It

    Kanya terperanjat. Ia hampir saja menjatuhkan ponsel dari tangannya. Tidak tahu kenapa tiba-tiba Kanya langsung terserang gugup. “Rav, udah dulu ya, udah malam.” Kanya langsung memutus sambungan saat itu juga tanpa menanti jawaban dari Raven.“Happy banget kayaknya sampe ketawa-ketawa. Telfon dari siapa sih?” tanya Davva setelah Kanya meletakkan ponselnya. Tadi saat Davva baru masuk ke kamar ia mendengar Kanya berbicara sambil tertawa. Kanya terkesan begitu gembira. Kanya semakin gugup. Bukan maksudnya untuk berbohong pada Davva, tapi Kanya hanya khawatir jika suaminya itu menanggapi secara berbeda. Kanya tidak ingin Davva menjadi salah kaprah.“Dav, tadi aku telfonan sama Raven.” Kanya akhirnya memilih untuk berterus terang.Davva menyipit. Selama ini setahunya Kanya hampir tidak pernah berkomunikasi dengan lelaki itu. Lalu ketika tiba-tiba mereka kembali berhubungan tentu saja hal tersebut menumbuhkan pertanyaan besar di kepala Davva.“Tumben Raven nelfon kamu? Ada apa?” Davva men

  • Istri Pesanan CEO   Saling Memuji

    “Papaaa!!!”Monica berlari kecil saat melihat Davva begitu keluar dari kelas.Davva mengembangkan senyum, lalu membungkukkan badan sambil merentangkan tangan untuk menyambut sang putri. Begitu Monica sampai tepat di hadapannya, Davva langsung menggendong anak itu.“Udah boleh pulang kan?” tanyanya sambil melabuhkan kecupan lembut di pipi sang putri.“Udah, Pa,” jawab Monica singkat sambil membalas kecupan Davva di pipinya.Sambil tetap menggendong Monica, Davva membawa Monica ke mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Davva sengaja memarkirnya di sana—tidak masuk ke parkiran sekolah, agar nanti keluarnya tidak susah, mengingat begitu banyak kendaraan keluar masuk di area sekolah.Setelah menyeberang jalan dan tiba di mobilnya, Davva memasukkan Monica ke dalam mobil.“Papa, Monic senang deh Papa yang jemput Monic ke sekolah.”“Kan tadi Papa udah janji kalau nanti Papa yang bakalan jemput.” Berhubung Davva berhalangan mengantar Monica ke sekolah, maka sebagai gantinya Davva menjanjika

  • Istri Pesanan CEO   Stres

    Menikah hampir tiga tahun lamanya, Kanya dan Davva sudah melakukan banyak cara dan mengupayakan berbagai hal agar bisa memiliki anak atau keturunan. Terserah mau laki-laki atau pun perempuan. Namun sampai saat ini belum satu pun dari usaha tersebut yang membuahkan hasil, padahal ahli medis menyatakan pada keduanya bahwa mereka berada dalam keadaan sehat. Itulah sebabnya Davva sangat menyayangi Monica. Terlepas dari hal tersebut, perasaan Davva pada Monica tetap tidak akan berubah. Baginya anak sambungnya itu tak ubah statusnya bagai anak kandungnya sendiri.Setelah ucapan Kanya tadi Raven termangu di belakang kemudi. Tatapannya lurus dan terfokus pada jalan raya yang dilaluinya. Akan tetapi pikirannya mengembara jauh. Raven mengira-ngira seperti apa kehidupan Kanya saat ini dengan Davva. Apa mereka bahagia? Apa kehidupan pernikahan mereka harmonis? Dan terutama bagi Davva, apa ia bisa menikmati kehidupannya tanpa memiliki anak dari Kanya tapi malah membesarkan anak orang lain?Sementa

  • Istri Pesanan CEO   Berdua Denganmu

    Raven mendekati Kanya, menyentuh dahinya yang menjadi sasaran kenakalan sang putra. Lemparan Ray yang begitu kuat membuat dahi Kanya bengkak. Kepalanya juga pusing dan terasa berdenyut.Kejadian yang menimpa Kanya membuatnya otomatis memindahkan atensi orang-orang. Kanya dibawa ke ruangan guru untuk diobati di sana. “Biar saya saja, Bu,” kata Raven pada guru yang akan mengompres dahi Kanya. Raven mengambil alih. Dikompresnya dahi Kanya pelan-pelan.Kanya meringis, tangannya refleks mencekal pergelangan Raven.“Sakit?” tanya Raven melihat ringisan Kanya.Kanya mengangguk dengan perlahan. Kanya tidak habis pikir bagaimana mungkin anak seusia Ray bisa melakukan tindakan seperti tadi.“Maafin Ray ya, Nya. Dia nggak tahu kamu siapa. Dia memang manja, semua keinginannya harus dituruti, kalau ada yang nggak sesuai dengan hatinya dia akan ngamuk, contohnya seperti tadi. Awalnya dia nggak mau sekolah. Tapi dari pada terus berada di rumah aku pikir sebaiknya disekolahkan, apalagi teman-teman

  • Istri Pesanan CEO   After All These Years

    Keluar dari kamar Wanda, Davva melangkah menuju ruang tamu guna menemui Kanya yang sedang duduk menunggu di sana. Kanya tampak sedang mengawasi Monic bermain. Anak itu tidak betah duduk di pangkuan Kanya. Sedari tadi ia sibuk berjalan ke sana kemari mengeksplor apapun yang menarik perhatiannya.“Nya, ayo ke kamar Mama.”“Kamu udah kasih tahu aku ada di sini?”“Udah, yuk.” Davva kemudian melambaikan tangan pada Monic meminta agar gadis cilik itu mendekat. “Monic! Ayo sini sama Papa, Nak!” Sejak resmi menikahi Kanya, Davva mengajarkan agar anak sambungnya memanggil Papa padanya.Monic berlari kecil menghampiri Davva yang membungkuk sambil merentangkan tangan. Begitu anak itu berada dekat dengannya, Davva langsung membawa ke gendongannya.Jantung Kanya berdegup kencang begitu Davva merangkul punggungnya menuju kamar Wanda. Kanya menyiapkan diri untuk kemungkinan paling buruk termasuk jika nanti Wanda mengusirnya.Dengan Monic berada dalam gendongannya, tangan Davva memutar gagang pintu

  • Istri Pesanan CEO   Merasa Penasaran Tapi Gengsi

    Setelah mereka resmi menikah Davva mengajak Kanya pindah ke rumah. Menurut Davva rumah pribadi meskipun sederhana lebih ideal untuk membangun kehidupan berkeluarga dibandingkan dengan tinggal di apartemen. Davva membeli sebuah rumah yang nyaman untuk mereka bertiga. Ia menyerahkan pada Kanya untuk pemilihan lokasi, model dan tipe rumah beserta interior dan furniture di dalamnya. Davva memperlakukan Kanya bagai ratu sesungguhnya. Bahkan kadang Kanya berpikir semua ini terlalu berlebihan untuknya. Ia merasa tidak pantas untuk semua ini walaupun Davva sudah berkali-kali meyakinkannya bahwa Kanya berhak diperlakukan dengan istimewa.Dering suara ponsel Davva membangunkan Kanya pagi itu.Kanya membuka matanya. Lalu dengan perlahan Kanya menepis tangan Davva yang melingkarinya. Lelaki itu memeluk Kanya dari belakang. Mengangkat tubuh, Kanya menjangkau ponsel suaminya yang tergeletak di nakas. Begitu benda itu berada di tangannya Kanya melihat nama Tante Lilis tertera di sana. Kanya sontak

  • Istri Pesanan CEO   Gaya Bercinta Davva

    Malam semakin tua. Keheningan mulai juga semakin meraja. Namun di kamar mewah itu Davva dan Kanya masih betah membuka mata. Mereka baru saja selesai berdansa dan makan malam bersama sekitar satu jam yang lalu.Saat ini keduanya sama-sama berbaring di atas kasur yang dipenuhi taburan kelopak mawar merah. Tiada sepatah kata pun yang terlontar dari bibir keduanya. Hanya mata keduanya yang berbahasa.Keduanya berbaring miring berhadapan dengan jari-jemarinya Davva membelai wajah Kanya.Kanya tidak menyangka jika jalan hidup akan membawa dirinya pada titik ini. Setelah ditipu dan dijual oleh orang tuanya, Kanya menikah dengan lelaki asing yang tidak dikenalnya. Lalu menghadapi cobaan yang datang bertubi-tubi hingga akhirnya dipersatukan dengan Davva yang menjadi pendamping barunya.“Dav, apa Mama tahu hari ini kita menikah?”Belaian tangan Davva di wajah Kanya melambat saat mendengar pertanyaan istrinya itu.Sehari sebelum menikah Davva mencoba menelepon Wanda tapi tidak dijawab. Davva jug

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status