All Chapters of Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki: Chapter 11 - Chapter 16

16 Chapters

Bab 11

Kevin mengambil kesempatan. Ia menarik tangan Alana, mengajaknya duduk di lorong yang cukup sepi. Alana hanya diam. Ia ingin tahu apa yang akan Kevin katakan. Alana menatap ke sembarang arah, Kevin duduk di sebalah mana Alana menatap. Alana menunduk, Kevin bertekuk lutut. "Sayang, Mas mohon tataplah mata Mas," ucap Kevin. Alana mengikuti perintah. Alana menatap Kevin, sangat dalam. Lantas Kevin meminta maaf. Kata maaf Kevin terdengar sangat tulus. Kevin mengaku jika dirinya terlalu senang karena perusahaannya telah bekerjasama dengan dua perusahaan lain. Semalam ia merayakan atas keberhasilan itu. "Maaf, Mas tidak fokus membaca chat kamu semalam. Mas pikir kamu hanya meminta Mas pulang saja, bukan karena anak-anak sakit," dusta Kevin. Dalam hati, Alana menertawakan dirinya sendiri. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwasanya istrinya tak lagi penting bagi Kevin? "Tidur di mana?" tanya Alana ketus. "Tentu saja di kamar, Sayang."Alana tersenyum sinis. "Hotel, apartemen, kantor,
Read more

Bab 12

Kevin mendengkus seolah-olah panggilan itu penting tidak penting. Ia menggerutu seakan-akan panggilan itu mengganggu kebersamaannya dengan Alana. "Maaf, Bu, bisa tidak menghubungi saya di saat jam kerja? Mengenai informasi Pak Handoko, tolong kirim melalui e-mail atau chat saja, bisa?""Emm ... ah, iya, iya, baiklah. Maaf, sudah mengganggu," kata lawan bicara Kevin yang tak lain adalah Melani. Kevin memutuskan sambungan telepon. Plong! Hatinya merasa lega karena Melani sangat peka dan memahami maksudnya. "Aku'kan udah bilang, minta nomor Pak Handoko langsung," kata Alana. "Sudah, Sayang. Tapi, Pak Handoko bilang cukup lewat dia saja. Mas, sih, nebak emang dia sekretarisnya.""Lah, itu, Mas bisa ngobrol langsung sama orangnya. Lewat apa?""E-mail, Sayang. Mas juga merasa aneh, kenapa dia tidak memberikan nomor ponsel saja. Masa iya rahasia? Kan, tidak mungkin.""Tapi ...,""Sudah, mending sekarang kamu tidur. Mumpung Alina juga lelap." Kevin mengatur bantal untuk Alana. Alana yan
Read more

Bab 13

Hari demi hari Alana lalui dengan penuh rasa bahagia seperti dahulu. Tak ada lagi Yuni yang selalu membebaninya dengan meminta cucu laki-laki. Kabarnya, Yuni kembali tinggal di Singapura. Ia menolak keras untuk tinggal kembali bersama Kevin. Meskipun demikian, Alana tetap berusaha mendekatkan diri kepada Yuni dengan bertanya kabar melalui telepon, bahkan berkunjung ke sana walaupun kehadiran Alana dan anak-anaknya tidak dianggap. Sudah satu tahun semenjak investor baru masuk, perusahaan Kevin maju pesat. Hampir setiap hari Alana mendapatkan hadiah, baik berupa bunga, perhiasan, bahkan sebuah mobil mewah Kevin berikan kemarin. Ketiga putrinya pun dimanjakan. Bahkan Liana dan Ilana pindah ke sekolah favorit di kota. Kevin juga menepati janjinya. Berangkat lebih awal ke kantor, pulang selalu tepat waktu, yakni jam lima sore. "Hari ini pulang dijam biasa, kan?" tanya Alana. "Memangnya kenapa?""Emang Mas lupa hari ini hari apa?"Laki-laki bergelar suami itu mengerutkan dahi, mencoba me
Read more

Bab 14

"Mi?"Alana terhenyak karena Ilana menggoyang tangannya. "Ah, iya, Sayang.""Gambar Ila bagus, kan, Mi?""I-iya, bagus, Sayang. Ya, udah, kita pulang, yuk!"Ilana mengangguk cepat. Alana memasukan buku gambar itu ke dalam tas Ilana, lalu memasangkan sabuk pengaman Ilana yang kebetulan duduk di jok depan. Setelah memastikan Liana dan Alina duduk nyaman dan aman di jok belakang, Alana memacu mobilnya meninggalkan sekolah. *Setibanya di rumah, Liana dan Ilana masuk ke kamarnya masing-masing untuk berganti pakaian. Sedangkan Alana, menidurkan Alina yang mulai rewel. Alina sudah pulas. Saatnya berkutat di dapur. Alana tak lekas ke dapur, ia ke kamar kedua putrinya. "Apa yang terjadi, Sayang?" tanya Alana karena mendapati Ilana ada di kamar Liana. "Ini, Mi, anting Ila nyangkut di seragam," jawab Ilana. Alana yang berdiri di bibir pintu pun memilih masuk. "Sekarang gimana? Udah lepas?""Udah, Mi, baru aja," jawab Liana. Alana tersenyum dan meminta Ilana segera berganti pakaian. "O
Read more

Bab 15

Tubuh Alana menegang. "Apa ini ada hubungannya dengan mimpi Ilana?" Batin Alana. Alana menarik napasnya dalam-dalam. "Tenang, Alana, tenang ...." Batinnya. Sesungguhnya hati dan mata Alana sudah memanas, tetapi ia harus menahan segela rasa dan tanya, karena ada putrinya. "Ini untuk Papi."Suara Ilana membuat Alana terhenyak dan melerai pelukan.Rupanya Ilana memberikan buku gambar tadi. Ilana menjelaskan hal yang sama. Dan pertanyaan yang sama pula terlontar dari Kevin karena Ilana tidak menyebutkan siapa satu gambar lagi. Kevin berjongkok menyeimbangi tinggi badan Ilana. "Ini siapa?""Tante cantik!" jawab Ilana singkat, tetapi terdengar ketus. "Siapa, tuh?"Ilana menjawab hal yang sama. Tak dilebih-lebihkan dan tidak dikurangi. "Tapi aku gak suka sama tante itu! Dia jahat udah dorong Mami sampe jatoh!"Alana mengernyit. Rupanya ada kelanjutan cerita dalam mimpi Ilana itu. Alana memerhatikan Kevin. Kenapa wajahnya terlihat tegang? "Itu hanya mimpi, Sayang," ucap Kevin sambi
Read more

Bab 16

Tepat jam enam pagi, menu sarapan sudah terhidang di meja makan. Satu per satu orang terkasih Alana duduk di kursi masing-masing, kecuali baby Alina. Bayi yang menginjak usia tiga belas bulan itu masih tidur pulas. Tinggal menunggu Kevin. "Pagi?" Akhirnya Kevin datang tepat pukul 06:30 WIB. "Pagi, Papi," Liana dan Ilana membalas sapa sang ayah. Alana berdiri menyambut kedatangan suaminya itu. "Mas mau sarapan sama apa?"Kevin memindai satu per satu hidangan yang ada di meja. "Sandwich saja, Sayang."Alana segera menghidangkan, lengkap dengan segelas air mineral yang ia simpan di sebelah kanan Kevin. "Tadi malam aku menerima panggilan telepon," ucap Alana saat menggeser kursi untuk ia duduki.Sambil mengunyah, Kevin menatap Alana. "Dari siapa?""Pak Johan.""Uhuk!"Kevin terbatuk sampai-sampai potongan sandwich terlontar dari mulutnya. Alana yang baru menarik kursi kembali melayani Kevin dengan memberikan air minum. "Makannya pelan-pelan, Mas!"Kevin meraihnya, lalu meminumnya
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status