Semua Bab Istri yang Tak Bisa Melahirkan Anak Laki-Laki: Bab 51 - Bab 60

71 Bab

Bab 51

Di kampus. Setelah foto bersama, semua peserta reuni menikmati makan siang. Aneka hidangan tersaji di sana dengan gaya prasmanan. Beruntung, ketiga putri Alana tidak rewel. Teman-teman Alana mengajak mereka bermain, bahkan sekarang mereka sedang disuapi makan. Alana mengambil dua piring. Ya, dua! Yang katanya untuk dosen dua tingkat diatasnya dahulu. "Silakan, Pak." Alana menyimpan satu piring tepat di hadapan pria itu. "Dibilang jangan panggil Pak."Alana merotasi bola matanya malas. "Iya, Kak, maaf!""Untuk sepatu yang terkena es krim ini, kamu tidak usah menggantinya dengan sepatu lagi."Alana terdiam. Anak-anaknya memang tidak rewel, tetapi tadi ketika Ilana sedang memakan es krim entah bagaimana es krim itu malah mengenai sepatu pria bernama Roy. Spontan saja Alana meminta maaf dan berjanji akan mengganti sepatu tersebut. Namun, setelah melihat brand sepatu yang Roy pakai, Alana terkejut bukan main. Bagaimana tidak? Roy mengenakan sepatu brand ternama dengan harga hampir menc
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 52

Roy terkekeh-kekeh mengejek Kevin. Pria itu sampai menggelengkan kepalanya saat tahu ternyata Melani adalah mantan pacar Kevin. "Jawab, Mas!" desak Melani. "Tentu saja Mas mencintaimu. Kalau tidak? Untuk apa kita menikah."Melani memeluk Kevin begitu intim membuat Roy muak melihat aksi mereka. Ia pun memilih pergi sambil berkata, "Menjijikan!""Tunggu!" seru Kevin, yang membuat Roy berbalik. "Jangan berani mendekati istriku lagi!" ancam Kevin penuh penekanan. Roy tersenyum sarkas. "Waw, mendapat ancam darimu justru membuatku merasa tertantang." Roy mengangkat sebelah alisnya, lalu menepuk pundak Kevin. "Aku akan merebut Alana darimu!"Kevin mencekram kerah Roy. "Kalau sampai berani, maka kau berurusan denganku!"Roy menatap Kevin tajam. "Semenjak aku tau kau menyakiti Alana, maka urusan kita tidak akan pernah selesai!""Aku akan membalaskan dendam untuk Alana. Ingat itu!" lanjut Roy. Suasana hening sejenak. Keduanya saling bertatapan penuh amarah. "Aku pastikan kau akan menyesal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 53

Satu bulan sudah berlalu. Setelah kejadian itu, sikap Yuni dan Melani semakin menjadi. Keduanya bersikap kasar kepada putri Alana. Bahkan Kevin pun kerap kali mengacuhkan ketiga putrinya. Ia lebih peduli dan lebih memanjakan Rajendra. Seperti pagi ini ... Liana dan Ilana tengah memakai kaos kaki di teras. Aktivitas ini sengaja mereka lakukan di luar hanya untuk mencari perhatian Kevin. Karena setiap pagi, sang ayah akan bermain dengan Rajendra. "Kak? Aku kangen digendong sama Papi," bisik Ilana. Liana yang sedang mengikat tali sepatu seketika menoleh ke arah Kevin. Tampak olehnya sang ayah tengah menciumi pipi gembul Rajendra."Iya, Kakak juga sama," aku Liana yang kemudian kembali mengikat tali sepatu. Ilana berlari menghampiri Kevin. "Papi? Aku juga mau digendong," rengeknya.Kevin menoleh. "Kamu sudah besar, berat.""Sebentar saja, Pi." Ilana menangkup kedua tangannya. "Tangan Papi cuman dua. Kalo gendong kamu, masa Jendra Papi simpen dulu di bawah?"Liana yang mendengar itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 54

Minggu siang, mobil Kevin dan Yuni memasuki gerbang. Kevin yang baru saja memarkirkan mobilnya di garasi segera turun. Liburan dadakannya itu tidak membuat hatinya senang karena penjaga rumah melaporkan jika Alana tak kembali sampai saat ini. Kevin berlari ke arah kamar Alana untuk memastikan. Ia membuka pintu itu yang ternyata tidak dikunci. Kevin mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar itu. Hampir semua aksesoris dan boneka milik Liana dan Ilana tidak ada di rak. Lalu dibukanya lemari-lemari di sana. Kosong. Tidak ada satupun baju yang menggantung di sana. Kevin menghela napas. Tanpa sengaja ia melihat selembar kertas tergeletak di atas meja rias dimana ponsel pemberiannya tergeletak di atasnya. Kevin segera meraihnya. Ternyata sepucuk surat dari Alana. Teruntuk Mas KevinTidak usah mencari kami. Nikmati saja harimu dengan istri baru dan bayimu itu. Aku akan menjaga ketiga putrimu dengan kasih dan sayangku melebihi apa pun. Tenang saja, mereka tidak akan pernah bertanya ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 55

"Mami? Keringin dulu rambutnya." Rupanya Liana menghampiri dan entah kapan gadis itu sudah duduk di sampingnya dengan tangan yang terulur memberikan handuk kecil. Alana tersenyum sambil menerimanya. "Makasih, Sayang."Liana mengangguk. "Hem, sama-sama, Mami."Alana menatap putrinya itu. Rasa penasaran yang membuncah membuatnya ingin bertanya perihal situasi mereka saat ini. "Sayang? Boleh kita bicara sebentar?"Alana melihat anak gadisnya berpangku tangan. Wajahnya mendongak menatap dengan kening mengkerut. "Kakak seperti orang paling penting sekarang," ucapnya, lalu terkekeh-kekeh, membuat Alana tersenyum gemas. "Kakak, Ila sama Lina itu orang yang paaaling penting dalam hidup Mami."Lagi, Liana terkekeh-kekeh. "Jadi, bisa gak, nih, kita ngobrol?" lanjut Alana. Liana mengangguk. Kini, wanita berstatus ibu dan anak itu duduk saling berhadapan. Apakah kamu mengerti dan tahu kenapa sampai kita tinggal di rumah ini? Namun, pertanyaan itu hanya terucap dalam hati saja. Ia merasa ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 56

Seminar dimulai. Banyak sekali ilmu tentang perusahaan, leadership, serta aspek lainnya yang Kevin dapatkan. Sampai tak terasa acara tersebut selesai. Kevin kembali ke kantor karena hari masih siang. Banyak pekerjaan yang harus ia bereskan termasuk proposal, surat kontrak dengan pengusaha tadi dan banyak lagi. Tiba di kantor, Kevin duduk di sofa sambil melonggarkan dasinya. Tok tok tok! Terdengar suara pintu diketuk. "Masuk!" titah Kevin. Dua orang pria berbaju hitam masuk dan berdiri tepat di hadapan Kevin. "Ketemu?" tanya Kevin. "Maaf, Pak. Kami sudah mengerahkan orang-orang kami. Tapi, Bu Alana tidak dapat kami temukan."Kevin mengesah panjang. Alana dan ketiga putrinya seperti hilang bak ditelan bumi. Ya, tanpa Yuni tahu dirinya mencari keberadaan Alana. "Baiklah. Hentikan pencarian!" titah Kevin. Ketiga orang itu berpamitan, lalu pergi. Kevin menyandarkan punggungnya pada sandara sofa dengan kedua tangan yang ia buka lebar. Kepalanya menengadah dan kedua matanya tertut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 57

Alana sudah meninggalkan sekolah. Ia tak lekas pulang ke rumah, tetapi pergi ke kota untuk membeli berapa pot dan bibit bunga mawar siap tanam. Setelah semua di dapat, Alana pergi ke sebuah percetakan untuk membuat spanduk. "Semoga anak-anak belum bubar, ya, Bi?" ucap Alana saat duduk di belakang kemudi. Jelas saja ia cemas karena perjalana ke kota cukup jauh, belum lagi membeli pot dan bunga. "Kalaupun sudah, pasti mereka menunggu di sekolah, Bu.""Iya, Bibi benar."Mobil sedan Alana meluncur membelah jalanan kota menuju desa. *Wajah Alana tampak cemas saat melewati jalanan desa karena pasalnya sedari tadi ia berpapasan dengan anak-anak yang sedang dalam perjalanan pulang. Ia berharap kedua putrinya tidak protes, terutama Ilana. Akhirnya mobil terparkir tepat di dekat gerbang sekolah. Alana bergegas turun dan masuk. Dari jauh, Alana melihat Liana dan Ilana tengah asyik bermain dengan seroang murid perempuan. Tak jauh dari mereka ada kepala sekolah yang memperhatikan. "Sayang,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bab 58

Setelah hari itu, Alana memutuskan untuk menambah kuota bunga yang dijualnya. Tak hanya bunga mawar saja. Ada ragam bunga hias yang bisa di simpan di dalam ruangan dan tanaman hias gantung. Hanya saja, Alana belum bisa membangun tempat yang bagus untuk menyimpan bunga-bunganya. Terkadang kalau hujan deras, ia dan Sumi akan memindahkan sebagian ke teras rumah. Seperti pagi ini. Dari semalam hujan turut sangat lebat disertai angin kencang. Dari teras, Alana memantau sisa-sisa bunga yang dibiarkannya di halaman. Ada beberapa pot yang terjatuh dan ada pula beberapa bunga yang patah. Alana hanya bisa pasrah. Ia anggap ini sebagai musibah dan risiko yang harus ia tanggung. Hari semakin siang. Hujan pun sudah reda. Langit gelap pun berubah menjadi terang. Alana dibantu Sumi membereskan semua kekacauan. "Semangat, Mami!" seru Liana di gazebo bersama Ilana dan Alina. Alana tersenyum. "Siap, komandan!"Liana dan Ilana terkekeh-kekeh. Setelah bergelut selama dua jam, akhirnya semua sudah ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bab 59

Alana berlari dan kembali duduk di gazebo sambil memegang dadanya. Roy yang semula mengikuti di belakang, berbalik arah mengejar Alana. "Ada apa?" Roy terlihat panik. Alana menceritakan apa yang terjadi di desanya itu. "Dan ternyata, pabrik yang hendak di bangun di sini adalah milik Mas Kevin.""Dari mana kamu tau?""Di alat berat itu tertulis 'PT. Chandra Gemilang Apparel. Itu perusahaan milik Mas Kevin."Alana mengguncang lengan Roy. "Gimana, ini, Kak? Kalau Mas Kevin tau aku di sini bisa gawat. Bisa saja dia mengambil anak-anak dariku!"Roy meminta Alana untuk tenang. Sejenak ia terdiam, berpikir apa yang harus ia lakukan untuk Alana. Roy mendapatkan ide walaupun menurutnya akan sedikit membuat Alana kecewa. Pria itu memberi saran, untuk sementara waktu Alana berhenti berjualan bunga. Dengan demikian kegiatan di sekitar rumah tidak terlalu mencolok. Apalagi, posisi rumah Alana yang tepat berada di pinggir jalan dan hanya satu-satunya akses bisa mencuri perhatian jika saja pihak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 60

Alana duduk di kursi ruang tunggu oeprasi dengan perasaan kalut. Bagaimana tidak? Korban kecelakaan itu ternyata Kevin. Ia terpaksa ikut ambulan --mengantar ke rumah sakit karena polisi tidak menemukan identitas Kevin. Polisi menduga ada yang menjarah barang berharga milik Kevin. "Ini kunci mobil Anda."Alana berdiri, lalu menerimanya. "Terima kasih, Pak.""Sama-sama, Bu."Alana bisa merasa tenang perihal ketiga putrinya, karena seorang polisi mengambil alih mobil Alana dan bersedia mengantarkan mereka pulang, sementara dirinya ke rumah sakit. "Jadi, Anda ini istri korban?""I-iya, Pak," jawab Alana ragu. Ingin sekali dirinya menjawab bukan, tetapi statusnya dengan Kevin masih suami-istri. Polisi itu mencatat identitas lengkap Alana, lalu berpamitan pergi. Alana kembali duduk. Sesekali ia melihat lampu ruang operasi yang tak kunjung padam. Alana menunduk dan memejamkan mata. Pikirannya bergelut. Haruskah ia memberi tahu Yuni dan Melani? Akan tetapi, ia sendiri tidak tahu nomor p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status