"Mami? Keringin dulu rambutnya." Rupanya Liana menghampiri dan entah kapan gadis itu sudah duduk di sampingnya dengan tangan yang terulur memberikan handuk kecil. Alana tersenyum sambil menerimanya. "Makasih, Sayang."Liana mengangguk. "Hem, sama-sama, Mami."Alana menatap putrinya itu. Rasa penasaran yang membuncah membuatnya ingin bertanya perihal situasi mereka saat ini. "Sayang? Boleh kita bicara sebentar?"Alana melihat anak gadisnya berpangku tangan. Wajahnya mendongak menatap dengan kening mengkerut. "Kakak seperti orang paling penting sekarang," ucapnya, lalu terkekeh-kekeh, membuat Alana tersenyum gemas. "Kakak, Ila sama Lina itu orang yang paaaling penting dalam hidup Mami."Lagi, Liana terkekeh-kekeh. "Jadi, bisa gak, nih, kita ngobrol?" lanjut Alana. Liana mengangguk. Kini, wanita berstatus ibu dan anak itu duduk saling berhadapan. Apakah kamu mengerti dan tahu kenapa sampai kita tinggal di rumah ini? Namun, pertanyaan itu hanya terucap dalam hati saja. Ia merasa ra
Terakhir Diperbarui : 2024-12-06 Baca selengkapnya