Semua Bab LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA: Bab 1 - Bab 10

56 Bab

1. log panggilan ponsel.

"Nomor siapa ini?" gumamku sambil memperhatikan deretan nomor yang tidak tersimpan di kontak tapi punya dua puluh lebih panggilan dari rentang jam tujuh pagi sampai delapan malam di ponsel Mas Arga, suamiku.Banyak sekali!"Mungkin ada keperluan penting, tapi apa ya?" Aku masih bersenandika, sementara pemilik ponsel terdengar bersiul di kamar mandi, baru ingin membersihkan dirinya.Kuperhatikan sekali lagi, durasi panggilan tercatat beragam, ada yang semenit di jam tujuh pagi, ada yang lima menit, ada yang dua puluh menit, dan ada yang durasinya satu jam penuh yakni di jam makan siang."Oh, jadi dia habiskan waktu istirahat kantor untuk menelpon? tidakkah dia tersedak jika makan sambil bicara?" batinku lagi.Kutelaah lagi, dan mengambil kesimpulan bahwa nomor tersebut melakukan panggilan ke ponsel Mas Arga tiap satu jam sekali. Pertanyaannya, siapa yang bisa melakukannya? mengapa sesering itu, apa ada masalah? aku kenal nomor mertua dan ipar-iparku, lantas ini nomor siapa?!Ra
Baca selengkapnya

2. panggilan dari seorang wanita

Dia membuka pintu sementara aku masih memegang ponselnya, panggilan belum diakhiri dan aku telah panik dan membuang segera benda itu ke belakangku."Sayang ...."Dia terkejut melihatku terkejut, nampaknya dia curiga sekaligus juga heran."A-ada apa Mas, Hafiz belum tidur ...." ucapku sambil melirik benda yang masih berjalan panggilannya sementara wanita di seberang terus memanggil dengan kata, "Halo, Mas, kamu dengar gak sih?" "Aku cuma mau nanya ada sambel gak? kok kamu kaget?""A-ada di kulkas." Rasa takut membuatku gagap."Kamu kenapa Sayang?" Dia kini berjalan mendekatiku, memicingkan mata dan membuat hatiku makin tak karuan rasanya. Semakin dia mendekat aku semakin mundur, sambil menyunggingkan senyum."Kenapa gak lanjut makan?""Kamu itu ... aneh ....""Ah, tadi itu aku mikirin sesuatu, tiba-tiba kamu buka pintu bikin aku terkejut. Kenapa kamu gak segera lanjut makan, Sayang?" ucapku pura pura peduli."Uhm ... kamu lihat ponselku gak?""Ah, ti-tidak, tidak tahu," jawabku pa
Baca selengkapnya

3. bicara padanya

Sesudah menidurkan Hafiz, kuhampiri suamiku di kursi depan Tivi, dia tersenyum melihatku datang dan langsung meraih kepalaku, membawanya ke pelukan bidang itu."Terima kasih sudah setia mengurusi anakku," bisiknya."Sama sama, Mas.""Oh, ya, aku boleh bertanya tidak," tanyaku sambil menahan napas."Boleh, Sayang.""Apakah belakangan kamu menemui atau menghubungi seseorang tapi tidak menceritakannya padaku?""Emangnya kenapa kok kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" Dia langsung melepaskan pelukan dan menatap wajahku.Agaknya aku salah langkah, sebab jika dia mendesak ku akan ketahuan bahwa diri ini sudah membuka ponselnya."Tidak, aku hanya heran, sebab tadi, selagi kau mandi suara ponsel terus berdering. Kemarin aku melihat sebuah nomor yang tidak terdaftar di ponselmu dia menghubungimu pagi-pagi, aku lupa memberitahu karena begitu sibuknya aku, apa ada nama kontak yang tidak kau simpan?""Ah, ti-tidak juga, itu pasti nomor yang kesasar," jawabnya tertawa gugup."Ah, begitu ya.""Ta
Baca selengkapnya

4. sudahlah

Tak mampu kucegah, pria itu bergegas pergi dari rumah, meski waktu telah menunjukkan jam sembilan malam dan dia terlihat nampak sangat lelah, tapi rasa bersalah dan takut kehilangan cinta seakan memberinya keberanian untuk berbuat lebih. Mengapa aku sudah cepat mengambil kesimpulan bahwa dia sedang jatuh cinta? karena dia suamiku, sedikit tidak, aku mengenalnya dan tahu apa reaksinya pada sesuatu, setidaknya, aku tidak begitu naif dan bodoh.Apa yang harus kulakukan sekarang untuk mencari bukti dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi, rencana apa yang harus kususun dan seperti apa. Nampaknya segala sesuatu membuatku gugup karena ini adalah pengalaman pertama kalinya.Gita ... ya itu namanya, aku ingin tahu dia siapa.Sebelum pergi mencari wanita itu, kuputuskan untuk bertanya terlebih dahulu temannya dan mertuaku. Mungkinkah mereka pernah dengar nama Gita atau bahkan mengenalnya? Aku penasaran, bisa saja suamiku punya pendukung sehingga ia berani sejauh itu mengkhianatiku."U
Baca selengkapnya

5. tak tahan lagi

Kutiitipkan anakku pada neneknya, dengan alasan aku punya urusan mendesak, sebenarnya ibu agak curiga melihat gelagatku tapi kupastikan bahwa aku baik baik saja."Aku gak akan lama Bu, sejam aja," ucapku pamit."Ya, hati-hati.""Botol susu dan termosnya sudah ada di dalam tas bayi Bu.""Iya, pergilah, Nak, ibu akan menjaga Hafiz."Kukendarai motorku, menuju kantor suami, diam diam mengintai dan menunggu di keluar, aku juga sudah mengganti pakaian dengan baju milik ibu, baju yang tak pernah dilihat Mas Arga sebelumnya. Setengah jam kemudian suamiku terlihat keluar, masih dengan baju dinas dan tas kerja yang dia sampirkan di bahu. Sebenarnya aku terkesan, di jam empat sore dia masih terlihat rapi dan tampan, entah dia menjaga penampilan atau apa yang dia lakukan pada wajahnya, yang pasti suamiku terlihat cerah.Dia terlihat mengambil motor, tapi tidak seperti ucapannya yang ingin mengantar bosnya, dia hanya sendirian. "Oh, dia membohongiku, aku harus mengambil gambar agar tidak memb
Baca selengkapnya

6. melapor mertua

Aku kembali ke rumah ibu, melihat wanita berhati tulus itu sedang menggendong cucunya di teras membuat hati ini terenyuh pilu, rasanya ada yang teriris sakit dan mengeluarkan luka berdarah."Ibu ...." Aku mendekat, menjatuhkan diri di kursi lalu menangis dengan suara tertahan. Ibu yang heran langsung mendekat, dan bertanya,"Nak, ada apa Nak?""Mas Arga, Bu ....""Kenapa?""Mas Arga, Bu, di-dia menjalin hubungan dengan orang lain, dia p-pacaran dengan pegawai kargo, Bu," ucapku terbata bata, tak tertahan rasanya sesak, hingga aku tak tahu harus memulai penuturanku dari mana."Apa? Ngomong yang jelas Nak ... tenang dulu.""Aku habis memergoki dia di cafe, Bu, mereka mesra sekali dan sikap Mas Arga seakan bukan pria beristri.""Lalu apa yang sudah kau lakukan, Nak?""Marah dan menyiramkan segelas jus pada wanita itu," jawabku sambil menyeka air mata."Sebagai ibu yang bijak, aku ingin kau bersabar, tapi jika menuruti kehendak pribadi, aku ingin kau menghajar keduanya, dan membuat mere
Baca selengkapnya

.7

"Apa ini?""Seperti yang ayah lihat, aku tak terima perselingkuhan," jawabku tanpa ekspresi.Ayah mertua yang tadinya nampak ingin berteriak lagi, langsung terdiam dan menghela napas."Pulanglah kamu, jangan bikin aku malu," usir mertua lelakiku."Apa ada penjelasan tentang yang baru saja kutemukan?" Tentu saja aku penasaran Apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa ada hubungan yang terjalin tanpa sepengetahuan ku sementara mereka sendiri juga tahu kalau Mas Arga sudah punya istri. Keluarga macam apa mereka."Tidak ada, yang pasti kami mengetahuinya," jawab beliau.Apa yang lebih mencabik-cabik hatiku lebih daripada perselingkuhan Mas Arga, ialah menyadari kenyataan bahwa mertua mendukung hal itu, lalu aku seperti orang bodoh yang tidak menyadari apapun."Mengapa Ayah membiarkannya? bukankah ayah adalah pemimpin keluarga, mengapa ayah membiarkan ketidak-adilan terjadi di sini?""Aku tidak melihat ada hal yang salah kenyataannya anakku memang lebih bahagia dengan perempuan itu. Kau bisa
Baca selengkapnya

8.

Aku pulang, membawa hati dengan sejuta luka yang menyakitkan. Karena tak sanggup menahan kesedihan kuhentikan motor di salah satu tempat sepi, kutumpahkan tangis yang sejak tadi menggumpal di dada sepuasnya."Ah, ya Allah, kenapa harus sesakit ini?"Betapa teganya suamiku, teganya dia mengkhianati dan memperlihatkan hubungannya pada orang tuanya, sementara aku sama sekali tak tahu apa apa." Aku merutuk dan menangisi kemalanganku.Selepas melegakan hati dan mengusap air mataKutemui ibuku yang sejak tadi nampak gelisah menunggu di rumah."Bagaimana?" tanya beliau dengan ekspresi penuh penasaran."Hhmm, hubungan mereka sudah jauh Bu, seserahan sudah siap, mereka akan menikah." Kuhenyakkan diri di sofa sambil menyandar lesu dan menyeka air mataku."Apa?! kurang ajar ...." Ibu langsung memberingas dan memberikan Hafiz padaku."Biar Ibu yang menemui mereka, dasar kurang ajar!"Ibu menyinsingkan lengan baju dan mengambil dompetnya bersiap pergi."Tapi, Bu, pergi dan membuat keributan ak
Baca selengkapnya

9

Terima kasih sebelumnya karena kalian sudah berkenan mengikuti cerita ini , mohon maaf jika di sana sini terdapat banyak kekurangan. 🙏Kulangkahkan kaki sambil menahan buliran bola panas yang ingin jatuh dari sudut mataku. Aku duduk di hadapannya dengan tatapan datar sementara suamiku mendekat ke kursi yang sama denganku."Sebenarnya aku baru ingin bicara denganmu setelah aku menyiapkan diri dan keluargaku tetapi segalanya tidak berjalan sesuai rencana," ucapnya pelan.Mendengarnya aku hanya tertawa sinis menggelengkan kepala dan berusaha menyembunyikan air mata dengan memalingkan wajah."Jadi rahasiamu ketahuan lebih cepat dan rencana kalian tidak berjalan mulus, kan?""Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan kisah cintaku ...," ucapnya dengan suara tertahan, nampaknya Mas Arga ragu akan meneruskan ucapan atau tidak.Aku menunggu sambungan perkataannya tapi dia hanya menunduk."Jadi sejak kapan?""Dia mantan kekasihku, dia cinta pertamaku," balasnya lirih."Jadi ceritanya kau be
Baca selengkapnya

10

"Kamu kok berdiri aja sih, gak bantuin kita?" tanya Ibu mertua yang panik mencoba menyadarkan suaminya."Saya harus bagaimana?" Aku mematung sambil menatap matanya."Cobalah tunjukkan sedikit kepedulian atau pura puralah baik, kamu gak peka banget ya ... ya ampun ....""Selama ini aku sudah tulus dan bersikap baik, tapi balasan kalian sungguh luar biasa. Untuk apa sekarang aku mendorong diri untuk terperosok dan terus mengorbankan perasaan, Bu?" jawabku."Keterlaluan sekali kamu ya, karena kamu suamiku pingsan! Kalau terjadi apa apa padanya, lihatlah kamu!" Wanita itu mengancam sambil melotot padaku Tak banyak jawaban yang ingin aku berikan, situasinya juga sudah tidak memungkinkan untuk berdebat. Tanpa banyak bicara kubantu Mas Arga menaikkan ayahnya ke atas mobil mereka, sementara ibu mertua terus menangis sesenggukan, tak lama kemudian kendaraan itu meluncur pergi dari depan rumah kami.Menyaksikan mobil itu menghilang dari balik tembok pagar, aku hanya bisa menghela nafas be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status