All Chapters of LOG PANGGILAN YANG LUPA DIHAPUSNYA: Chapter 31 - Chapter 40

56 Chapters

31

Sungguh tidak ada yang lebih membahagiakan ketika melihat orang yang pernah mencampakkan dan menyakiti kini balik tersakiti dan menderita. Meski aku tidak mengetahui sepenuhnya seluk beluk apa latar belakang yang membuat Mas Arga membatalkan pernikahan hingga waktu yang tidak ditentukan, tapi setidaknya aku mulai merasakan bahwa dia goyah dengan keputusan awalnya. Keputusan yang digadang-gadang akan membuatnya bahagia dengan cara melupakanku dan meninggalkan Hafiz.Tidaklah sebuah kebodohan meninggalkan keluarga yang mencintai dan selalu menunggu kita dengan penuh kerinduan, lalu mengganti semua kesetiaan itu dengan penghianatan atau cinta yang dibelokkan. Meski menurut pepatah menikah belum tentu berjodoh tapi sebuah ikatan tidak akan terjalin tanpa ada komitmen dan janji untuk menghabiskan hidup bersama selamanya.Di sisi lain seumur hidup gunakan terlalu lama jika dihabiskan dengan orang yang salah, tadinya aku pun bertahan dan ingin menjaga keutuhan rumah tangga namun lama-kelamaa
Read more

32

Aku tahu, aku tak boleh terjebak dalam muslihat atau ikut ikutan dengan rencana jahat sahabatku, meski aku sendiri ingin sekali memberi keluarga Mas Arga pelajaran berharga bahwa jika mereka menyakiti orang lain pasti akan ada karma buruk yang mengikuti.Aku tak tahu apa yang harus kulakukan dengan hidupku, jika masyarakat terus-menerus hubungan ini tanpa alasan beruntungnya dia segala menceraikanku. Menyelesaikan urusan kami yang tertunda sehingga aku bisa melanjutkan hidupku hingga sekarang, aku jadi wanita bekerja yang bahagia dengan diri sendiri.Jika pagi aku terbangun dengan penuh semangat lalu pulang sore hari, bertemu anakku dan menghabiskan waktu kami berdua saja dengan gembira, naik motor sambil menikmati sore, kadang mampir ke pantai di mana ada wahana odong odong untuk menghibur dia, lalu kubelikan anakku balon dan gulali kapas. Sesederhana itu saja bisa menerbitkan senyum di bibirnya apalagi jika ... ah aku tak akan membayangkan kebahagiaan andai keluarga kami bers
Read more

33

Bruk!Kututup mata sambil melindungi kepala, aku tahu wanita itu akan menyerang dengan brutal, tapi sampai ada suara orang jatuh dan saling tabrak aku masih baik baik saja.Kubuka mata perlahan sambil menebak apa yang terjadi, apakah wanita itu terjatuh atau ...Ya, seseorang menangkapnya dariku. Ternyata itu Mas Arga."Mbak Feni, jangan bikin malu!""Wanita itu ... dia tahu sahabatnya menjalin hubungan dengan Mas Hendri," jerit wanita itu sambil meronta ronta di pelukan adiknya.Semua orang yang ada loby menatap padaku sambil mengernyit heran, ada yang kaget, ada raut terkejut, tidak percaya dan ada pula yang nampak menyudutkan."Sungguhkah?" desis teman yang ada di sampingku."Tidak, wanita itu gila.""Jangan mengelak kamu, ngaku aja kamu, kamu memang tahu kan?""Tahu gak tahunya, bukan urusan saya dengan rumah tangga kamu, kenapa kamu marah ke saya? Aneh deh....""Kamu sengaja kan nyuruh teman kamu buat goda suami saya agar kamu bisa balas dendam.""Apa? Emangnya saya kurang kerja
Read more

34

Kumatikan ponsel lalu menatap wanita itu, memandang wajahnya yang merah padam serta mata yang sembab, dia menangis menyesali takdir buruknya pada diriku yang tidak tahu apa-apa. "Aku akan masuk ke dalam rumah, kau bisa menunggu jemputanmu di sini atau di depan jalan sana," perintahku sambil membuka pintu yang setengah bagiannya adalah kaca, lalu masuk ke dalam."Kalau begitu mari kita bicara baik-baik," ucapnya menahan langkahku."Untuk apa?""Untuk saling memahami.""Aku tidak bisa saling memahami dengan wanita menjijikkan yang sudah merusak rumah tanggaku, masih bagus karena aku tidak memukul dan menamparmu, jangan melebihi batas!""Tolong beri pengertian pada Mas Arga, agar tidak menggantung hubungan kami. Aku ingin segera dinikahi," ucapnya dingin.Tatapan matanya liar namun di sisi lain juga ada kekosongan yang hampa."Memangnya apa yang sudah dilakukan Arga padamu hingga kau begitu lengket padanya? Apakah dia sudah berhasil mengambil keperawananmu, Apakah dia sudah menidurimu b
Read more

35

Setelah mendengar percakapanku, Mas Arga tidak lagi membalasnya. Status WhatsAppnya langsung offline begitu saja. Aku tidak paham, namun mungkin ada rasa malu juga kecewa yang kini menggerogoti perasaan mantan suamiku, di sisi lain juga, aku sungguh sudah muak padanya."Bagus jika pria itu tidak lagi menggangguku," gumamku.Kurebahkan diriku ke atas tempat tidur lalu mematikan lampu yang ada di meja sebelahku dan memaksa diri memejamkan mata.Memang tidak mudah move on dari orang yang pernah mencintai kita. Tapi ketika dia mencampakkan ke sisi paling gelap di dunia ini, aku tidak punya pilihan lain selain melupakan orang yang telah menyakiti hatiku."Dundaaa ...."Anakku tiba-tiba meraba wajahku dan mata kecilnya menatap diri ini dengan binar polos dan penuh cinta."Iya Sayang, ada apa?"tanyaku sambil mendaratkan kecupan di keningnya."Ayah ... na ...?" Aku memahami bahwa berita kecil yang sedang merindukan ayahnya, dia bertanya padaku di mana Mas Arga sekarang."Ayah sedang sibuk ja
Read more

36

Ternyata kejadian barusan terlihat oleh temanku Ardina. Nampaknya dia kebetulan lewat dan menyaksikan adegan yang terjadi di dalam cafe. Wajar melihat karena dindingnya terbuat dari kaca transparan."Astaga, apa yang terjadi?" tanyanya menyongsongku ketika aku keluar dari tempat. Sahabatku tak mampu menyembunyikan raut terkejutnya."Pria itu lancang sekali ingin meminta rujuk kepadak," jawabku sambil mendecak pelan."Hah, minta rujuk, apa dia sedang CLBK? Hahahah." Temanku itu hanya tertawa sejadi jadinya, sedang aku hanya menaikkan sudut bibir, jengkel dengan tertawaannya. "Mungkin menyesal karena ternyata kekasihnya mungkin tidak sesuai ekspektasi .... atau bisa jadi dia meninjau kembali tentang anak kami.""Umumnya pria yang tergila-gila pada kita pertama yang tidak akan peduli tentang nasib istri dan anak karena sudah dibutakan cinta. Mas Hendri saja yang bukan cinta pertama sangat tergila-gila padaku, apalagi Arga yang sudah memupuk perasaannya selama bertahun-tahun.""Kalau b
Read more

37

"Beraninya kamu melayangkan tanganmu pada anakku, kau kira dirimu itu siapa?"Ibu mertua langsung meradang, mencak mencak dan emosi jiwa."Aku ibunya dan hanya itu yang kutahu, jika seseorang menyakiti anakku, tentu aku akan meradang, seperti yang kau rasakan!"jawab ibu dengan sengitnya."Jadi, kau sungguh ingin aku laporkan ini ke polisi?""Laporkan sana, ayo lapor, lapor sekarang juga, sepulang dari rumah ini!""Kau akan dijerat pasal penganiayaan!""Masa bodoh, pasal pembunuhan sekalipun aku tidak takut! Kau juga kutuntut dengan fitnah dan perbuatan tidak menyenangkan!"jawab ibu dengan mata melotot dan berkacak pinggang."Ya Tuhan, keterlaluan sekali!" Ibu mertua yang dulu sangat baik tetiba menjadi orang yang seakan belum kukenali. Dia seperti kesurupan dan bukan dirinya sendiri."Biar! Aku keterlaluan karena sudah terlalu sering kalian menyakiti anakku, memangnya kenapa kalo aku ikut membelanya, kalian tidak suka?!""Tidak sopan sekali ....""Kalian yang tidak sopan, ujug-uju
Read more

38

Ternyata aksi ku menabrak pria asing itu terlihat oleh teman-teman sekantor, lepas kepergian yang masuk ke gedung sebelah teman-teman saling melirik dan menatapku dengan senyum dikulum."Cie, cie, ada yang ketemu pangeran pagi-pagi," ucap Riska teman kantorku."Pangeran katamu? ah, ya ampun, kalo benar dia pangeran berarti aku sudah menumpahkan kopi di atas dada seorang pewaris tahta," jawabku sambil melangkah cepat ke pintu loby."Iyalah, pria itu terlihat tampan, rapi dan good looking, aku tidak yakin dia merupakan staf biasa," timpal Lisa."Sudahlah, aku mau fokus kerja dulu dan mikirin berapa harga kemeja yang harus kuganti, aku tidak yakin bahwa pakaian yang dia kenakan berharga murah, setidaknya aku bertanggung jawab.""Apa pria itu memintamu mengganti pakaiannya?""Tidak, hanya saja dia akan menungguku di cafe lantai dasar gedung ini.""Oh, so sweet sekali ....""So sweet apanya? Bisa jadi dia akan melayangkan laporan ke kantor polisi bahwa aku telah mencederai anggota tubuhny
Read more

39

"Kartu nama? Saya tidak punya Pak saya hanya staf biasa," jawabku gemetar."Kalau begitu meletakkan nama dan nomor ponselmu agar aku bisa memintamu melakukan sesuatu untukku.""Bagaimana kalau saya bayar saja ganti rugi kemeja itu pak agar saya tidak merasa berhutang lagi?""Kemeja saya adalah Polo original seharga dua juta, kamu mau membayarnya?""Bahkan itu melebihi dari setengah gaji saya Pak, ini masih tanggal tua, dan saya pun ...." Aku hanya bisa menarik nafas dalam menahan mengendalikan hatiku yang sangat syok mendengar angka 2 juta."Kamu tinggal berikan nama dan nomor ponselmu lalu saya akan melupakan semua itu," ucap Pria itu sambil menahan tawa."Sungguhkah?""Maksud saya jika kamu mampu membayar dengan harga yang sama.""Saya belum punya uang pak," jawabku sambil meremas jemari."Bagaimana kalau kita berteman?"Pertanyaannya barusan langsung membuatku terkejut gugup lalu mendongak dan menatap matanya, ingin kutelisik apakah dia tengah bercanda atau serius, namun dari sorot
Read more

40

Seiring berjalannya waktu yang bergulir, aku dan Mas Aditya semakin berteman dekat, sering kami menghabiskan makan siang bersama atau pergi menikmati suasana pantai di akhir pekan. Bukan hanya aku dan dia, tapi ada Hafiz juga.Tak jarang orang-orang yang kebetulan melihat kami bersama menganggap kami seperti sebuah keluarga padahal sebenarnya tidak, aku dan Mas Adit hanya berteman. Sejauh ini aku belum menangkap sinyal tanda-tanda bahwa dia menyukaiku dalam arti menyukai secara berlebihan, seperti ketertarikan seorang lelaki kepada wanita untuk menjalin asmara, aku belum menangkap hal itu. Mas Adit yang belum memberikan tanda atau malah akunya yang tidak peke, entah.Lagipula pria yang punya tutur kata lembut dan terlihat penyayang terhadap anakku, membuat diri ini makin terkesan padanya, belum lagi perhatian dan beberapa kiriman makanan dan kebutuhan balita untuk Hafiz yang kerap dikirimkan melalui kurir. Tak tahu bagaimana cara aku berterima kasih atau mengungkapkan betapa aku me
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status