Kami sampai ke sebuah tempat ekowisata, hutan pinus dengan perbukitan yang di bawahnya menghampar hijau kebun teh, begitu luas, seperti permadani yang sengaja dihamparkan untuk menyejukkan pandangan mata.Aku dan Mas Adit turun dari mobil, dengan berjalan beriringan kami menuju loket masuk dan membeli karcis.Setelah berhasil masuk, Mas Adit membelikqn gulali dan balon gas untuk hafiz, tentu putraku bahagia menerima pemberian dari temanku itu, teman yang sebentar lagi, mau tak mau akan jadi kekasihku. Ya, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, di saat ada orang yang begitu baik memperhatikanku dan putraku, ditambah dia tampan, nampak dari kalangan mampu dengan segala penampilan dan mobilnya yang berkelas, apa lagi kurangnya?Betapa bodohnya, kalau aku sampai menolaknya."Kita makan dulu, sebelum memutuskan berkeliling," ucapnya."Sebenarnya aku bingung kita akan ngapain saja di sini," ucapku tanpa sengaja, buru buru kuralat ucapan dengan permintaan maaf, khawatir dia akan tersingg
Read more