Share

41

"Halo ...."

Tadinya aku tidak berkenan mengangkat panggilan dari Mas Arga, tapi karena dering ponsel terus mengganggu, aku terpaksa menjawab.

"Boleh ketemu?"

"Buat apa?"

"Demi hubungan baik di antara kita dan demi anak kita ke depannya," balasnya.

"Ah, ya ampun, selalu tentang anak," gumamku sambil memutar bola mata.

"Mau bahas apaan sih? aku sibuk hari ini dan full jadwal," balasku.

"Cukup 5 menit aja," balasnya cepat.

"Oke, silakan datang ke kantor kita ketemu di cafe seperti biasa," jawabku.

"Tidak bisakah kamu mendatangi restoran yang sudah aku reservasi untuk kenyamanan kita?"

"Maaf ya, kita kan tidak sedang berkencan jadi bertemu di manapun tidak masalah, lagi pula aku tidak tahu membuat calon istrimu salam paham," balasku.

Meski akhir akhir ini Mas Arga menunjukkan tanda penyesalan, tapi aku juga tak melihat sinyal bahwa dia dan Gita sudah berpisah, oleh karenanya, kusebut wanita itu calon istrinya Arga untuk menyentil hatinya.

"Tolong jangan katakan itu," bisiknya pelan.

"Data
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status