Hari yang buruk, benar-benar sangat buruk menurut Luna. Dia tahu dia sedang diperas, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain mengikuti kemauan keluarganya yang tidak tahu diri. Jika Ana berani meminta 500 juta, dia yakin jika Gunawan akan meminta lebih daripada itu. Dan dia akan semakin tidak berdaya jika Gunawan mengancam akan memindahkan makam ibunya. Jika seperti ini, bisa-bisa dia tidak akan mampu mewujudkan impiannya untuk membangun kafe. Di tengah dilema yang menyerangnya, ponselnya berdering. Panggilan dari Adam. "Halo, Luna?" "Iya, Pak." "Tidak masuk lagi hari ini?" "Maaf, Pak, saya ada urusan mendadak. Mungkin minggu depan saya baru bisa masuk." "Bagaiman dengan proposalmu, sudah direvisi." "Sudah, Pak," bohongnya. Padahal belum direvisi sama sekali. "Eum, omong-omong soal bangunan yang ingin kamu beli, apa kamu sudah menemukannya?" "Belum, Pak. Belum ada yang cocok dari yang kita lihat kemarin." "Nah, saya ingin mengabari bahwa teman saya ingin
Read more