Share

Rahasia Inara

Bian sedang sibuk memeriksa dokumen yang menumpuk. Setelah benar-benar pulih, dia mulai sibuk lagi mengurus perusahaan. Gunawan benar-benar banyak melakukan kecurangan selama dia fokus pada kesehatannya. Keputusan tepat memang memecat pria serakah itu.

Terlalu fokus, sampai ketukan di pintu tidak ia dengar sama sekali. Mencium aroma yang familier, akhirnya ia mendongak. Inara muncul dengan wajah sumringah.

"Hai," sapa wanita itu dengan riang gembira. "Kejutan," imbuhnya dengan semangat. Ya, Bian memang sedikit terkejut dan agak bingung kenapa Inara ada di sana.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Bian bertanya dengan nada dan ekspresi yang sama datarnya walau beberapa detik lalu dia sempat terkejut melihat kehadiran wanita itu.

"Bekerja," sahut Inara, masih dengan nada sumringah. Dia berjalan anggun mendekati Bian. "Ini hari pertamaku, bagaimana jika nanti kita makan siang bersama."

"Aku sibuk."

"Jam makan siang harusnya istirahat," Inara mengusap pundak Bian. "Sudah dua tahu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status