All Chapters of Terikat Pernikahan Dengan CEO Dingin: Chapter 81 - Chapter 84

84 Chapters

Harus Bertemu Dengannya

Jantung Luna berdetak kencang. “Dimana dompetku? Ponselku?” gumamnya, mencoba mengingat kapan terakhir kali ia memegangnya. Perasaan tidak nyaman mulai merayap. Bagaimana dia akan bertahan hidup. Ia pemberian Bian atas persetujuannya menikah dengan pria itu raib. Uang yang akan dia gunakan untuk membeli kafe. Sekarang, dia tidak punya apa-apa lagi.Dia meremas ujung selimut, tubuhnya terasa lemas lagi—bukan karena sakit fisik, tetapi karena perasaan takut dan bingung yang tiba-tiba melandanya. Luna merasakan kepanikannya semakin meningkat. Dia mengingat-ingat setiap momen sejak dia tiba di rumah sakit, mencoba mengingat kapan terakhir kali dia memegang dompet dan ponselnya. Namun, pikirannya terasa kabur.Dia menatap pintu, berharap Adam segera kembali. Tapi pikiran negatif mulai menguasainya—apakah seseorang telah mencurinya? Dan kalau iya, siapa yang melakukannya?Dia bangkit dari tempat tidur dengan gemetar, berjalan menuju jendela, mencoba menarik napas dalam-dalam untuk menenang
Read more

Tidak Peduli Padamu

Inara berdiri di depan pintu kamar yang dulu seharusnya menjadi miliknya dan Bian. Matanya menyipit, dipenuhi amarah dan dendam. "Jika aku tidak bisa memilikimu, maka aku akan menghancurkan segalanya. Kalian harus membayar atas semua hinaan yang pernah dilontarkan ibumu padaku, pada orang tuaku." sambil meremas gagang pintu dengan penuh tekad.Pelan-pelan, dia menyelinap masuk, napasnya terdengar tenang namun hatinya bergolak. "Aku butuh sesuatu yang lebih besar dari dokumen-dokumen itu,""Skandal itu mungkin akan menjatuhkannya, tapi aku butuh senjata yang akan membuatnya benar-benar tidak bisa bangkit lagi."Inara segera menuju meja di sudut ruangan, matanya mencari-cari sesuatu yang bisa ia gunakan. Ia tersenyum licik ketika melihat sebuah laci rahasia di bawah meja. "Tentu saja, Bian selalu punya sesuatu yang dia sembunyikan. Sejak dulu, dia selalu berpikir bahwa aku takkan pernah tahu," Inara tertawa kecil sambil mengotak-atik laci itu.Tepat seperti yang dia duga, laci tersebut
Read more

Sia-Sia

Inara berdiri di sudut ruangan, diam-diam memandang Bian yang duduk dengan kepala tertunduk di sofa. Senyum licik menghiasi wajahnya, hatinya dipenuhi kegirangan melihat pria yang dulu ia puja kini tampak begitu lemah. "Akhirnya, Bian. Akhirnya kamu merasakan bagaimana rasanya berada di posisi terendah," pikir Inara sambil meresapi momen itu. "Aku tidak suka melihatmu begini, tapi aku harus melakukannya."Bian, di sisi lain, berada di puncak keputusasaan. Kepalanya berdenyut keras seiring dengan kebingungan dan kemarahan yang bercampur aduk dalam dirinya. Ia merasa perhitungannya meleset—kesalahan fatal yang membuatnya jatuh dalam posisi ini. "Sial," pikirnya. "Aku terlalu besar kepala. Aku mengira semua bisa aku atasi dengan mudah, bahwa mereka hanyalah ancaman kecil."Namun kenyataan berkata lain. Lawannya bergerak jauh lebih cepat dan lebih cerdik dari yang ia bayangkan. Selama ini, ia selalu mengira pamannya yang menjadi ancaman terbesar—musuh dalam selimut yang selalu mengincar
Read more

Inikah Yang Kamu Inginkan

Bian melepas tautan bibirnya dengan Inara, seolah baru tersadar dari ciuman yang terlalu dalam. Napasnya masih memburu, sementara pikiran dan perasaannya berantakan. Ia menatap wajah Inara yang tampak puas, lalu menarik diri dengan sedikit ragu.Namun, saat ia mengalihkan pandangannya, matanya tiba-tiba bertemu dengan Luna, yang berdiri di ambang pintu. Seketika, waktu seolah berhenti. Mata Bian membelalak, melihat bagaimana Luna berdiri terpaku, wajahnya pucat, dan matanya penuh luka yang mendalam. Lutut Luna tampak bergetar, seolah hampir tidak sanggup menopang tubuhnya."Luna..." Bian berbisik, suaranya serak, penuh penyesalan yang terlambat.Luna menelan ludah, mencoba mengendalikan air mata yang sudah menggantung di kelopak matanya. Hatinya hancur berkeping-keping, melihat suaminya begitu mudah terjerat dalam pelukan wanita lain. Sia-sia ia khawatir, mencemaskan Bian, berusaha mempertahankan rasa cintanya, namun ternyata Bian tidak pernah benar-benar peduli.Bian hanya berdiri di
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status