Luna terbangun perlahan, kelopak matanya terasa berat, dan kepalanya berdenyut kencang. Pandangannya masih kabur, dan tubuhnya terasa lemah, seluruh energinya terserap habis. Dia mengerang pelan, mencoba memfokuskan diri. Begitu matanya mulai jelas, dia menyadari bahwa dia berada di sebuah ruangan yang asing—sebuah kamar kecil dengan tirai tebal dan cahaya redup yang membuat suasana semakin suram."Di mana aku?" Luna berbisik lemah, matanya berkeliling, mencari petunjuk. Dia tidak mengenali tempat ini. Dengan hati-hati, dia berusaha bangkit, rasa sakit dan kelelahan masih mendera tubuhnya. Namun, ia harus mengetahui di mana dia berada dan bagaimana dia bisa sampai di sini.Saat Luna mencoba meraih kursi di samping ranjang untuk menopang tubuhnya yang lemah, samar-samar dia mendengar suara dari luar kamar. Suara itu terdengar serius, berbicara pelan namun jelas. Luna menajamkan telinganya, mencoba memahami apa yang sedang dibicarakan.Lalu, satu suara terdengar lebih jelas—suara yang t
Read more