Karena panik, Luna tidak menyadari bahwa langkah kakinya telah membawanya ke jalan raya. Tanpa berpikir panjang, ia menyeberang, namun sebuah cahaya terang dari mobil yang melaju cepat menghantam pandangannya. Bunyi klakson mobil memekik keras, disertai suara rem yang mencicit, tapi mobil itu sudah terlalu dekat. Tubuh Luna terpaku sejenak, seperti dunia melambat di sekitarnya. Ia menutup matanya, bersiap menerima benturan. Tidak ada benturan atau hantaman sama sekali. Namun kepalanya pusing, tubuhnya terasa ringan, dan pandangannya kabur. “Luna!” Terdengar suara memanggilnya, suara yang terdengar begitu panik, Luna mengenali suara ini. Dia berusaha mengangkat kepala, menatap dengan pandangan yang buram. Di hadapannya, seorang pria keluar dari mobil dengan tergesa-gesa. Adam—pengemudi mobil yang hampir menabraknya. "Luna, kamu tidak apa-apa?" Adam bersujud di sampingnya, wajahnya penuh kecemasan. "Saya hampir saja menabrakmu. Kamu bisa dengar saya?" tangannya bergetar saat ia
Read more