All Chapters of Ibuku Ditangkap si Presiden Direktur!: Chapter 1 - Chapter 10

100 Chapters

Bab 1

Di Perusahaan Ford."Sebentar! Sebentar!" seru seorang wanita cantik yang sedang berlari dengan terburu-buru menuju lift.Hari ini adalah hari wawancara Stella Norris untuk bekerja sebagai seorang pekerja rumah tangga. Namun, karena jalanan macet, dia hampir terlambat.Dia membuang napas sambil berpikir, 'Untung saja sempat.'Namun, saat Stella melihat barisan yang sangat panjang di depannya, dia seketika tercengang. Hanya untuk menjadi seorang pekerja rumah tangga saja ada begitu banyak orang yang mengikuti wawancaranya. Entah berapa lama Stella harus menunggu.Waktu terus berlalu. Dia sudah menunggu dari jam sepuluh pagi hingga jam lima sore, tetapi gilirannya belum juga tiba. Brian Norris akan segera pulang dari TK, jadi Stella hanya bisa menghubungi Annie Ryan, sahabatnya."Sudah tunggu seharian, tapi belum sampai giliranmu, ya? Aku hanya perlu menjemput bocah itu pulang, 'kan? Tenang saja, serahkan saja padaku. Nggak usah sungkan-sungkan. Semangat, ya!" kata Annie dari ujung telep
Read more

Bab 2

Ayahnya Brian?Brian seharusnya dijemput oleh Annie, mengapa Brian malah pergi dengan seorang pria?Stella seketika merasa ketakutan. Dia bergegas menghubungi Annie sambil berharap agar Brian dijemput oleh Annie.Namun, begitu panggilan ini terhubung, Stella mendengar suara Annie yang cemas ....Stella seketika merasa makin panik.Dia hanya bisa berdoa dalam hatinya, agar Brian baik-baik saja, sambil bergegas pulang naik taksi.Begitu dia tiba di tempat tinggalnya di sebuah kompleks perumahan kecil, dia melihat sebuah mobil hitam yang melaju ke luar.Terlepas dari keterkejutannya melihat orang sekaya itu di kompleks perumahan kecil yang sudah tua ini, dia berlari ke dalam dengan terburu-buru.Saat dia tiba di lantai tiga dengan napas yang terengah-engah, dia kebetulan melihat Brian yang sedang bertarung dengan pintu baja."Brian!"Mendengar suara ini, Brian seketika tercengang. Saat dia melihat Stella yang tampak agak kacau, dia berkata dengan manis, "Ibu, aku nggak bisa masuk. Tadi pa
Read more

Bab 3

Dia mengangkat kepalanya dengan terkejut dan melihat sebuah wajah yang tampan, layaknya iblis.Saat Stella tiba-tiba melihat wajah ini, dia seketika merasa sesak napas.Dia pun sontak lupa untuk bereaksi.Selain itu, entah itu ilusinya atau bukan, begitu Stella bertemu tatap dengan pria ini, dia merasakan sejenis perasaan yang familier ....Namun, dia tidak bisa mengingat di mana dia pernah bertemu dengan pria ini.Stella tenggelam dalam pikirannya, sehingga dia tidak menyadari Jamila yang mengamatinya dari satu sisi sambil diam-diam merasa gugup. Selama ini, tidak pernah ada orang yang menatap tuan muda mereka seperti ini. Akankah pria yang tidak pernah menunjukkan emosi apa pun ini marah?"Tuan, orang baru yang kemarin lolos wawancara sudah datang ...."Penjelasan Jamila membuyarkan pikiran Stella.Dia baru menyadari bahwa dia sudah melamun, jadi dia bergegas mengalihkan tatapannya.Namun, pria ini tetap menatapnya lekat-lekat. Entah mengapa, tatapan ini terasa dingin.Tatapan pria i
Read more

Bab 4

Stella kembali ke lantai bawah dengan kebingungan dan secara kebetulan mendengar beberapa pembantu yang sedang bergosip.Sambil bersih-bersih, dia pun mendengar dengan santai."Baru saja Tuan pulang dari luar negeri, dia sudah bisa ambil alih perusahaan secepat ini. Dia benar-benar tampan dan andal. Kalau dia tertarik padaku, aku akan melakukan apa pun yang dia mau.""Jangan mimpi. Mana mungkin Tuan menyukai kita. Dia pasti menyukai nona muda dari keluarga kaya lainnya.""Aku juga hanya asal bicara, kok. Entah nona muda mana, ya, yang akhirnya akan menikah dengan Tuan?""Kita nggak bisa mengatur urusan Tuan. Lakukan saja pekerjaan kita dengan baik. Sayangnya, kita nggak bisa pergi ke lantai dua. Asalkan kita bisa pergi ke lantai atas dan bekerja di sisi Tuan, kita pasti bisa mendapatkan kesempatan untuk mendekatinya!""Benar ...."Pada saat ini, Jamila berjalan memasuki ruangan, sehingga para pembantu seketika membungkam.Tatapannya yang tajam menyapu para pembantu di dalam ruangan dan
Read more

Bab 5

Stella pun mengangkat kepalanya dan melihat Shawn berdiri di hadapannya.Dia tercengang sesaat, lalu bergegas menyapa Shawn. "Apa kabar, Tuan Shawn.""Halo," jawab Shawn.Shawn merapikan kacamatanya dan tersenyum pada Stella sambil berkata, "Lap keringatmu. Setelah bekerja selama ini, kamu pasti lelah, 'kan?""Nggak, kok. Terima kasih, Tuan Shawn ...."Stella ragu-ragu sejenak, lalu mengulurkan tangannya dan menerima saputangan itu.Saat dia mengangkat kepalanya dan melihat wajah pria yang tenang ini, dia tahu bahwa pria ini adalah orang yang bekerja di sisi Joshua. Dia pun merasa agak terkejut dengan perilaku pria ini dan tidak memahami maksud pria ini.Setelah berpikir sejenak, dia bertanya, "Tuan Shawn ada perintah apa?"Shawn tersenyum, tetapi dia tidak berani memberi Stella perintah apa pun.Dia hanya berkata, "Nggak apa-apa, tapi kamu bisa pergi istirahat di ruang istirahat di samping sana. Biasanya, kalau sudah selesai bersih-bersih, kamu bisa pergi istirahat di sana."Mendengar
Read more

Bab 6

Saat dia teringat akan tatapan pria itu padanya, jantungnya seketika seperti berhenti berdetak.Dia bukan orang yang tergila-gila pada pria tampan, tetapi dia malah tersipu malu dan jantungnya berdebar kencang karena satu tatapan dari bosnya sendiri. Stella melihat sekilas ke putranya yang berada di sebelahnya.Dia pun bergegas menahan perasaan yang tidak bisa dijelaskan itu.Dia berpikir, 'Cukup! Jangan pikirkan lagi.'Dia menepuk-nepuk wajahnya yang memerah, lalu bergegas membawa putranya pergi tidur....Keesokan harinya, setibanya di Kediaman Ford, setelah memasuki vila tersebut, Stella langsung pergi bersih-bersih, seperti biasanya.Dia juga tidak tahu apakah ini ilusinya atau bukan.Namun, begitu dia berjalan masuk, dia melihat beberapa pembantu yang menatapnya sambil tersenyum sinis.Stella sangat familier dengan orang-orang ini.Mereka adalah orang-orang yang kemarin bertanya pada Jamila mengapa Stella diperbolehkan untuk bekerja di lantai atas.Kemarin, mereka jelas-jelas masi
Read more

Bab 7

Stella hanya berdiri diam di tempat, sedangkan semua pembantu yang menyaksikan adegan ini hanya menatapnya dengan tatapan penuh simpati.Dia masih saja tidak mengerti apa yang terjadi. Dia membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu, tetapi dia terdiam lagi.Joshua menatap wanita ini dan langsung berseru, "Siapa yang bisa menyukaimu?!"Mendengar ucapan ini, Stella bertanya dengan suara rendah, "Kenapa nggak bisa ....""Kamu melawan?"Nada bicara pria ini sangat dingin."Nggak berani ..." jawab Stella dengan suara rendah.Sebelum Stella bisa berpikir jauh, pria itu menatapnya sambil bertanya, "Kenapa kamu bekerja di sini?""Karena saya memerlukan pekerjaan, saya harus menghasilkan uang untuk menghidupi diri saya ...." Dan Brian. Stella tidak mengucapkan dua kata terakhir itu.Kemudian, melihat ekspresi masam pria ini, Stella meminta maaf dengan ragu-ragu. "Maaf, Tuan Joshua. Saya tahu saya sudah bersalah. Tapi, bisakah Anda memberi saya sebuah kesempatan lagi? Saya pasti akan bekerja ker
Read more

Bab 8

Jamila pergi menghubungi dokter itu, meninggalkan Joshua dan Stella di dalam ruangan.Stella yang terbaring di atas ranjang seperti sedang mimpi makan enak, sehingga dia mendecakkan bibirnya. Seperti merasakan ranjang yang empuk ini, dia membungkus tubuhnya dengan selimut dan mengeluarkan suara yang nyaman sambil tidur dengan lelap."Bangunlah, Stella, dokternya akan segera tiba," kata Joshua.Suara pria ini terdengar agak familier, tetapi Stella tidak bisa mengingat ini suara siapa. Dia pun mengernyit."Hmm ... nggak nyaman.""Apa yang membuatmu nggak nyaman?"Mendengar suara yang penuh perhatian ini, Stella mengira bahwa dia berada di rumah. Dia pun menjawab, "Aku pusing. Brian, ambilkan segelas air untuk Ibu, dong."Seusai berbicara, dia bahkan mengelus kepala "putranya" dengan penuh kasih, seperti sedang bertingkah imut.Joshua terdiam.Sesaat kemudian, Stella merasakan sedotan di mulutnya.Dia pun membuka mulutnya dan mulai meminum air itu, membasahi kerongkongannya yang terasa sa
Read more

Bab 9

Sebelum Stella bisa mengucapkan apa pun, Priscilla yang berada di sampingnya langsung berteriak, "Stella, kamu mau ngapain, sih?! Sudah baik hati aku mau memberimu hadiah. Kalau kamu nggak mau, kamu juga nggak perlu mengotori pakaianku seperti ini!"Stella terdiam.Stella benar-benar merasa absurd. Priscilla gila perhatian, ya?Mendengar suara ini, pegawai toko ini melihat penampilan Stella yang sudah kacau. Dia langsung menentukan targetnya dan berkata dengan nada mengeluh, "Astaga, Nona baik-baik saja, 'kan? Ini memang hanya sampelnya, tapi tetap saja sangat mahal ...."Priscilla langsung berkata, "Maaf, dia nggak sengaja melakukannya."Dengan ucapan ini, dia sudah langsung melemparkan kesalahan ini pada Stella dan juga memberikan kesan baik pada Cedric.Pegawai toko ini tentu saja mengenali Priscilla. Dia juga menyaksikan adegan mereka tarik-menarik barusan. Dia pun tersenyum dan bertanya, "Nona Priscilla baik-baik saja, 'kan?"Sikapnya yang menyanjung membuatnya terlihat seperti or
Read more

Bab 10

"Astaga ...."Melihat bos toko yang berdiri di sisinya Shawn, pegawai toko ini pun terkejut. Dia tidak berani bersuara, tetapi dalam hatinya, dia terus memarahi Stella.'Dasar wanita sialan! Bisa-bisanya dia memanggil Bos! Bukankah kita akan ikut sial?!'Melihat Shawn yang berada di sisinya, bos toko ini sudah berkeringat dingin. Dia tidak mengetahui apa yang terjadi.Namun, dia tentu saja mengetahui identitas Shawn.Dia tahu jelas untuk siapa Shawn bekerja!Jika mereka menyinggung Joshua, mereka akan jatuh sial!...Melihat kedatangan Shawn dan bos toko ini, Stella jelas-jelas tercengang. Dia menatap Shawn dengan tatapan kebingungan, tetapi Shawn sama sekali tidak bermaksud untuk menjelaskan apa pun.Pada saat ini, pegawai toko yang sebelumnya masih bersikap agresif sudah ketakutan. Dia bergegas berkata, "Pak, tadi ... nona ini menumpahkan barang kita dan mengotot nggak bersalah. Saya hanya ...."Namun, sebelum dia bisa menyelesaikan ucapannya, dia sudah merasakan tatapan Shawn yang d
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status