Share

Ibuku Ditangkap si Presiden Direktur!
Ibuku Ditangkap si Presiden Direktur!
Penulis: Amanda

Bab 1

Di Perusahaan Ford.

"Sebentar! Sebentar!" seru seorang wanita cantik yang sedang berlari dengan terburu-buru menuju lift.

Hari ini adalah hari wawancara Stella Norris untuk bekerja sebagai seorang pekerja rumah tangga. Namun, karena jalanan macet, dia hampir terlambat.

Dia membuang napas sambil berpikir, 'Untung saja sempat.'

Namun, saat Stella melihat barisan yang sangat panjang di depannya, dia seketika tercengang. Hanya untuk menjadi seorang pekerja rumah tangga saja ada begitu banyak orang yang mengikuti wawancaranya. Entah berapa lama Stella harus menunggu.

Waktu terus berlalu. Dia sudah menunggu dari jam sepuluh pagi hingga jam lima sore, tetapi gilirannya belum juga tiba. Brian Norris akan segera pulang dari TK, jadi Stella hanya bisa menghubungi Annie Ryan, sahabatnya.

"Sudah tunggu seharian, tapi belum sampai giliranmu, ya? Aku hanya perlu menjemput bocah itu pulang, 'kan? Tenang saja, serahkan saja padaku. Nggak usah sungkan-sungkan. Semangat, ya!" kata Annie dari ujung telepon lainnya.

Setelah meminta bantuan sahabatnya, Stella melihat barisan yang masih panjang di depannya. Dia pun pergi ke satu sisi untuk membuat panggilan lainnya.

"Ibu sudah mau tiba, belum?" tanya putranya Stella dari ujung telepon lainnya dengan suara yang manis. Stella merasa seakan-akan kelelahannya seketika menghilang.

"Sayang, Ibu masih sibuk. Bibi Annie yang jemput kamu, ya?" kata Stella.

"Pekerjaan Ibu penting, aku nggak apa-apa, biar Bibi Annie saja yang jemput aku," kata Brian. Karena putranya begitu patuh, Stella merasakan kehangatan dalam hatinya, tetapi dia juga merasa sedih.

"Baiklah, Ibu, sepertinya Bibi Annie sudah hampir tiba. Ibu siap-siap untuk wawancara saja," kata Brian. Dia merasakan suasana hati ibunya yang tiba-tiba memburuk, jadi dia membuat suara ciuman melalui telepon, lalu mengakhiri panggilan ini.

Dasar bocah imut!

Stella kembali merasa penuh semangat, dia pun memusatkan perhatiannya pada wawancara ini.

...

Di depan pintu masuk bangunan TK.

Seorang anak laki-laki yang imut sedang menendang kerikil di pinggir jalan dengan bosan. Anak-anak di sekitarnya sudah dijemput, tetapi Annie masih tidak kunjung datang.

Brian berpikir, 'Jangan-jangan bibi yang ceroboh itu lupa, ya?'

Sepertinya akan hujan, tetapi Brian tidak membawa payung. Entah kapan Annie akan tiba, jadi Brian memutuskan untuk pulang naik taksi.

Saat ini adalah jam sibuk, saat orang-orang pulang kerja, jadi semua taksi penuh. Selama apa pun Brian mengulurkan tangannya, tidak ada satu pun taksi yang berhenti untuknya.

Tik, tik ....

Tetesan air hujan mulai turun dan hujannya seketika turun makin deras.

Saat Brian hendak berbalik untuk berteduh di bawah pohon, sebuah mobil hitam berhenti di hadapannya.

Jendela mobil ini diturunkan dan Brian pun bertemu tatap dengan sepasang mata yang mendalam.

Mata orang itu tajam dan mendalam, tetapi sangat indah.

Pria ini menatap Brian lekat-lekat, sehingga Brian memiringkan kepalanya sambil menatap pria tampan di hadapannya ini dan bertanya, "Paman kenal aku, ya?"

"Kamu lagi ngapain?" tanya Joshua Ford sambil menatap anak laki-laki ini.

Saat Brian tersadar, dia menjawab dengan serius, "Aku lagi panggil taksi, ibuku sudah mau tiba."

Dia selalu mengingat instruksi ibunya, jadi dia tidak akan membiarkan orang lain mengetahui bahwa dia sendirian!

Melihat anak kecil yang tampak waspada dan berpura-pura dewasa ini, Joshua tersenyum kecil dan berkata, "Sini, biar aku antarkan kamu pulang."

Mendengar ucapan pria ini, sopir yang mengemudi di depan pun tercengang. Dia berpikir, 'Sejak kapan Pak Joshua menjadi begitu penuh perhatian?'

Brian juga tercengang. Kemudian, dia bertanya, "Paman, apakah aku harus membayar sesuai tarif taksi?"

Pria ini mengangkat alisnya. Bisa-bisanya anak ini menganggap mobilnya sebagai taksi!

Dia menatap anak ini sambil menjawab dengan pelan, "Mobilku bukan taksi."

"Tapi, Ibu pernah bilang, nggak ada yang namanya keberuntungan gratis di dunia ini," kata Brian.

Brian mengutarakan pendapatnya dengan ekspresi serius.

Joshua pun terdiam.

'Ibunya? Harus diakui, ibunya mendidiknya dengan sangat baik!'

Sesaat kemudian, Joshua berkata, "Kalau begitu, kamu bisa memberikanku sesuatu sebagai ongkos mobil."

Beberapa menit kemudian ....

Joshua menunduk dan melihat uang empat ribu di tangannya sambil tenggelam dalam pikirannya.

Setelah Brian memberi tahu Joshua alamatnya, dia duduk dengan serius sambil menunggu untuk diantar pulang ke rumah.

Saat sopir itu melirik sekilas ke belakang melalui kaca spion, dia merasa terkejut. Dua lelaki yang duduk di jok belakang mobil ini memiliki penampilan yang sangat mirip!

Melihat Joshua mengangguk, sopir itu pun bergegas mengemudi ke rumah anak kecil itu.

...

Setelah Stella selesai wawancara, dia bergegas pergi membelikan kue untuk putranya.

Dia melihat waktu sambil berpikir, 'Seharusnya Brian sudah pulang sekolah.'

Namun, pada saat ini, dia menerima panggilan dari seorang guru di TK.

"Halo? Apakah ini ibunya Brian? Saya ingin memastikan, apakah Brian sudah tiba di rumah?"

Stella tercengang sesaat, lalu menjawab, "Maaf, Bu. Hari ini, saya punya urusan, jadi saya membiarkan orang lain untuk menjemput Brian."

"Oh, begitu, ya .... Tadi, ada guru yang melihat Brian naik ke mobil orang asing. Kami agak khawatir, jadi kami mau memastikannya pada Ibu. Apakah orang itu ayahnya Brian ...."

Stella langsung bertanya, "Apa?"

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Margareth Ketrin Haliwela
sangat tidak bagus aplikqsi oni
goodnovel comment avatar
Margareth Ketrin Haliwela
sangat mnjengkelkan
goodnovel comment avatar
Margareth Ketrin Haliwela
sangat menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status