Share

Bab 2

Ayahnya Brian?

Brian seharusnya dijemput oleh Annie, mengapa Brian malah pergi dengan seorang pria?

Stella seketika merasa ketakutan. Dia bergegas menghubungi Annie sambil berharap agar Brian dijemput oleh Annie.

Namun, begitu panggilan ini terhubung, Stella mendengar suara Annie yang cemas ....

Stella seketika merasa makin panik.

Dia hanya bisa berdoa dalam hatinya, agar Brian baik-baik saja, sambil bergegas pulang naik taksi.

Begitu dia tiba di tempat tinggalnya di sebuah kompleks perumahan kecil, dia melihat sebuah mobil hitam yang melaju ke luar.

Terlepas dari keterkejutannya melihat orang sekaya itu di kompleks perumahan kecil yang sudah tua ini, dia berlari ke dalam dengan terburu-buru.

Saat dia tiba di lantai tiga dengan napas yang terengah-engah, dia kebetulan melihat Brian yang sedang bertarung dengan pintu baja.

"Brian!"

Mendengar suara ini, Brian seketika tercengang. Saat dia melihat Stella yang tampak agak kacau, dia berkata dengan manis, "Ibu, aku nggak bisa masuk. Tadi pagi, aku salah ambil kunci."

Stella tidak bisa berkata-kata.

Stella memeluk putranya erat-erat, dia takut begitu dia melepaskan putranya, putranya akan menghilang.

Lima menit kemudian, dia baru melepaskan putranya dan membawa putranya ke dalam rumah.

Melihat ekspresi ibunya yang tiba-tiba menjadi masam dan panggilan tidak terjawab di layar ponselnya, Brian baru menyadari bahwa dia mungkin sudah melakukan kesalahan. Dia pun langsung mengakui kesalahannya.

"Ibu, maaf, aku membuat Ibu khawatir lagi," kata Brian.

Melihat putranya yang menunduk sambil mengakui kesalahannya seperti ini, amarah Stella sudah mereda setengah.

Namun, dia tetap membawa putranya ke atas sofa, lalu berjongkok dan menatap putranya dengan ekspresi datar.

"Kalau begitu, coba beri tahu Ibu, kenapa kamu nggak menerima panggilan Ibu? Hari ini, kamu ke mana saja?" tanya Stella.

Brian melompat turun dari sofa dan memeluk Stella sambil menjawab dengan patuh, "Aku nggak mendengar nada dering ponselku. Hari ini, aku diantar pulang oleh seorang paman yang baik hati."

"Paman? Kenapa kamu masuk mobil sembarang orang seperti ini? Sudah Ibu bilang, Bibi Annie akan menjemputmu," kata Stella.

Begitu Stella memikirkan bahwa Brian hampir diculik orang lain, suaranya pun menjadi makin keras.

Siapa yang bisa memahami perasaannya saat dia menerima panggilan dari guru TK itu?!

"Tapi, paman cantik itu nggak terlihat seperti orang jahat," kata Brian.

Brian memonyongkan bibirnya sambil berusaha untuk mengutarakan pendapatnya. Kemudian, dia berkata dengan imut, "Ke depannya, aku nggak akan melakukannya lagi. Nona Stella, jangan marah lagi, ya? Oke? Oke?"

Melihat putranya yang imut ini, Stella tidak bisa marah lagi. Dia menggendong Brian dan membuat putranya ini berjanji dengannya, agar ke depannya, Brian tidak asal naik ke mobil orang lain lagi.

Brian menganggukkan kepalanya dengan patuh, sehingga Stella tidak lagi memarahinya.

...

Pada malam hari.

Brian sudah berbaring di atas ranjang, tetapi dia sama sekali tidak mengantuk. Dia terus memuji ketampanan paman yang mengantarkannya pulang hari ini.

Hal ini benar-benar tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Alangkah baiknya kalau Ayah juga setampan itu."

Ucapan Brian membuat Stella tercengang untuk sesaat.

Ayahnya ....

"Sudahlah, cepat tidur. Lain kali, kalau Ibu bertemu dengannya, Ibu akan meminta maaf padanya. Yang patuh, ya," kata Stella sambil mengelus kepala putranya agar putranya bisa tidur.

Larut malam, melihat wajah putranya yang sudah terlelap, Stella tidak bisa menahan diri dari teringat akan malam beberapa tahun yang lalu ....

Malam itu sangat kacau.

Di bawah pengaruh obat bius, Stella menjalin hubungan dengan seorang pria asing ....

Dia tidak lagi mengingat adegan itu dengan jelas, tetapi entah mengapa, dia masih mengingat suara yang rendah, dingin dan enak didengar itu ....

Wajah Stella tiba-tiba terasa panas, dia pun bergegas membuyarkan pikirannya.

Saat dia melihat putranya di samping, dia merasa lebih tenang.

Selama beberapa tahun terakhir, dia memang sudah sangat menderita sebagai seorang ibu tunggal. Namun, dengan Brian di sisinya, dia merasa bahwa semua penderitaan itu tidak sia-sia!

...

Keesokan harinya, Stella bangun pagi dan mengantarkan Brian ke TK. Kemudian, dia bergegas pergi ke Kediaman Ford.

Inilah hasil wawancaranya kemarin.

Dari dalam mobil, Stella melihat area vila yang terkenal di Kota Lancity. Dia pun merasa agak gugup karena orang yang bisa tinggal di tempat ini pada dasarnya adalah orang terkenal.

Setibanya di depan pintu vila, Stella menyatakan tujuan kedatangannya, lalu seorang wanita paruh baya yang bertanggung jawab atas tempat ini pun membawanya ke dalam vila.

Orang lain memanggil wanita ini sebagai Bu Jamila, dia seharusnya adalah pengurus rumah ini.

Sambil berjalan, Jamila memberi tahu Stella beberapa hal yang harus diingat, yaitu tuan muda di rumah ini sangat terobsesi dengan kebersihan, tidak suka orang lain memasuki kamarnya, apalagi menyentuh tubuhnya.

Setelah Stella mengingat hal-hal ini, Jamila menyuruhnya untuk berganti pakaian dan mulai bekerja.

"Sekarang?" tanya Stella dengan terkejut. Hari ini, bukankah dia seharusnya mengenal lingkungan ini terlebih dahulu?

"Iya, ada pertanyaan lain lagi, ya? Tuan Muda akan segera pulang, cepat pergi ganti baju dulu, deh, lalu seduh segelas kopi," kata Jamila sambil mengernyit.

Stella bergegas mengangguk sambil berkata, "Baiklah ...."

"Selain itu, kamu harus ingat ...." Jamila masih ingin memberikan instruksi lainnya pada Stella, tetapi ucapannya disela oleh suara sapaan yang hormat dari depan pintu ....

"Tuan, Anda sudah pulang, ya."

Stella seketika tercengang. Dia menoleh dan melihat sebuah mobil hitam yang melaju masuk ke dalam vila.

Sedangkan pembantu di depan pintu menyambut tuan rumah ini dengan hormat.

Stella tidak bisa menahan diri dari melihat ke luar, tetapi Jamila menarik tangannya, sebagai isyarat agar dia menunduk.

Stella melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa semua orang bersikap penuh hormat. Dia pun bergegas menunduk dan melihat sepatunya sendiri.

Dalam hatinya, dia mengeluh, 'Tuan rumah ini sombong sekali!'

Berdasarkan pengetahuannya, sebenarnya hanya ada beberapa keluarga kaya yang terkenal di Kota Lancity dengan gaya semegah ini ....

Saat Stella sedang mengeluh dalam hatinya, dia tiba-tiba melihat sepasang sepatu kulit yang berhenti di hadapannya. Stella seketika terkejut, dia pun menjadi gugup ....

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Christina Septi Wijaya
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Yatty Suryatty
sangat suka
goodnovel comment avatar
Nur Jannah
ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status