“Siapa wanita itu, Mas?” desakku lagi. Mataku menyorot tajam ke arah Pras yang berusaha untuk tersenyum, walau aku tahu senyumannya begitu kaku.“Perkenalkan, saya Ratih,” sergah wanita itu, berjalan dengan anggun ke arahku. Kini kami saling berhadapan. Rambutnya panjang seperti rambutku, tinggi kami juga sama. Hanya saja wanita yang bernama Ratih ini jauh lebih muda dariku.Mataku menyipit, memperhatikan penampilan Ratih yang formal.“Iya, dia Ratih,” ucap Pras dari balik punggungku. “Dia–”“Saya salah satu klien di perusahaan ini. Kebetulan saya bekerja sebagai AE dari salah satu PH yang akan bekerja sama dengan jaringan TV langganan ini,” Ratih menjulurkan tangannya.Terpaksa aku menyambut uluran tangannya meski instingku mengatakan sesuatu yang aneh telah terjadi.“Benar, Ndin. Dia salah satu calon klien penting perusahaan,” ucap Pras lagi, melempar senyum ke arah Ratih.Aku manggut-manggut. “Saking pentingnya, sampai mengunci pintu ruangan segala?”“Yah, begitulah. Kami harus mem
Last Updated : 2024-05-27 Read more