Home / Romansa / JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN: Chapter 31 - Chapter 40

127 Chapters

Hal yang Tidak Diinginkan

Andini duduk termangu di selasar rumah sakit. Dua hari setelah ulang tahunnya yang ke-25, dia diterpa kabar buruk. Ayahnya, Heryawan, harus dirawat di rumah sakit karena serangan jantung mendadak.Untungnya, kondisi Heryawan berangsur membaik dan sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Setelah menyisip kopi hitam di tangannya, Andini menoleh begitu dia mendengar derap kaki dari ujung selasar.“Andini, gimana kondisi ayahmu?” Ibunya Pras langsung memeluk Andini dengan cemas. “Kami ikut prihatin.”Andini tersenyum tipis. “Kondisi Bapak mulai stabil, Tante. Tapi sepertinya beliau masih lemah. Ibu ada di dalam kok.”“Ya udah, Tante masuk dulu ya.”Setelah ibunya Pras masuk ke ruang rawat inap, kini tinggal Andini dan Pras yang ada di selasar. Kecanggungan pun menguar di udara. Sudah empat tahun berlalu dan mereka sekarang seperti orang asing.Apalagi sudah tiga tahun Andini memutuskan untuk kos di dekat kantornya. Tapi yang Andini tidak tahu adalah Pras tahu di mana Andini tinggal. Pria it
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Amarah Pras

Hujan di luar lambat laun mereda. Pandanganku masih mengarah ke wiper mobilnya Andreas yang kini bergerak lebih lambat.Aku menghela napas panjang, menyandarkan kepalaku di bantalan jok. Mengulang kisah masa laluku hanya membuat energiku terkuras.“Kamu masih mencintai pria itu–Adrian?” Tanya Andreas.Aku menoleh padanya, menjulurkan tanganku dan mengusap pipi Andreas yang dingin. Aku tidak kuasa untuk tersenyum.‘Astaga, kamu mirip sekali dengan Adrian…’ batinku. Lalu aku menggeleng. “Kejadian itu sudah lama sekali. Aku sudah move on kok.”Andreas mencondongkan tubuhnya ke arahku. Bola matanya menatapku dalam, sama seperti Adrian menatapku waktu itu.“Maaf ya, karena permintaanku, kamu jadi mengingat kejadian itu lagi,” satu kecupan hangat mendarat di bibirku. Setiap Andreas menciumku seperti ini, aku seperti terlempar ke masa lalu, di saat Adrian menciumku untuk yang pertama kali di sebuah taman di bawah ledakan kembang api yang indah.Saat sedang menikmati ciuman manis ini, tiba-t
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Pengacau

Ting tong. Ting Tong.Sial! Kemana sih Andreas melempar pakaianku? Aku mencari-carinya dengan panik.“Ini, Yang,” Andreas menjulurkan pakaianku yang ternyata ada di bawah kolong meja kopi.“Sayang, cepat kamu sembunyi!” Desisku.Andreas memungut pakaiannya yang ada di samping sofa. “Aku tahu.”“Aduh, duh…” aku hampir saja tersangkut kakiku sendiri saat memakai celana jins. Tiba-tiba aku mendengar slot pintu pagar yang terbuka. ‘Gawat!’ Aku semakin panik sambil berusaha mengaitkan kancing celana.“Andini? Ndin?”Suara orang itu kini terdengar dari balik pintu depan. Lantas aku menoleh dan Andreas sudah menghilang. Entah di mana dia bersembunyi kali ini.“Ndin? Halooo…” Dia mengetuk-ngetuk pintu dengan tidak sabaran.“I-iya.”“Surprise!” Senyum Jihan mengembang saat aku membukakan pintu.Wajahku pun mendadak masam. ‘Dasar Jihan pengacau! Ngapain sih dia datang di saat seperti ini?’ Aku membatin dongkol.“Aku baru dari toko roti dekat sini. Jadi, aku sekalian mampir deh. Aku juga bawa ma
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Andini Cemburu

“Kenapa, Sayang?” Tanya Andreas tanpa suara.“Andini? Kamu masih di sana kan? Cepat video call,” cecar ibu mertuaku.“Mama!” Aku mendengar teriakan salah satu anakku. “Ma! Aku mau video call sama Mama sekarang! Aku mau tunjukkin dino baru yang dibeliin Nenek.”“Se-sebentar ya, Sayang. Mama nanti telepon kamu lagi, oke?”“Ih, Mama kenapa sih?” Evan terdengar kecewa. “Nek, Mama enggak mau ngomong sama aku!”“Bu-bukan begitu, Evan–”“Ndin, kamu tuh kenapa sih?” Ibu mertuaku kembali mengambil alih.“Aku…aku sakit perut, Bu. Aku harus ke kamar mandi sekarang.”“Oh, Mamamu sakit perut, Van,” tukas ibu mertuaku pada Evan. “Ya udah, Ndin. Setelah itu, hubungi Ibu ya?”“Ba-baik, Bu.”Setelah aku mendengar nada sambung yang terputus, aku pun bisa bernapas lega.“Ada masalah apa? Anak-anakmu minta pulang?” Tanya Andreas lagi.Aku menggeleng. “Mereka merengek minta video call denganku. Jadi…makan malam kita terpaksa batal. Aku harus segera kembali ke rumah.”Andreas merangkak ke arahku. “Enggak m
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

Liburan yang Berantakan

Pintu kamar tamu itu mengayun terbuka.Aku masih berharap ini semua halusinasiku–kehadiran Pras maksudnya. Tapi ketika aku menampar pipiku, rasa sakitnya menjalar.“Aaa!” Aku berteriak kencang begitu Pras menangkap basah diriku yang berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai benang.“Astaga, Andini??” Bola mata Pras membulat kaget. “Ka-kamu lagi ngapain?”Cepat-cepat aku menarik selimut untuk membungkus diriku. Astaga, padahal kan Pras suamiku?!“Bu-bukannya Mas Pras baru pulang besok malam?” Suaraku bergetar hebat.“Ada masalah di kantor pusat. Jadi terpaksa aku pulang malam ini. Aku sudah mengabarimu melalui pesan singkat, Ndin.”Hah, karena aku mabuk pasti aku terlewat membaca pesan itu. Dasar Andini bodoh!Kening Pras mengernyit saat berjalan ke arahku. Matanya menyipit curiga.“Kamu mabuk? Aku lihat ada dua gelas kosong serta sebotol wine di ruang makan.”“Itu…Maafkan aku, Mas. Tadi Jihan datang dan kami minum bersama. Dia curhat soal masalah percintaannya sampai larut malam.”
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

Di Ujung Tanduk

“Uh…iya, Sayang…” Pras melenguh. “Ah, i-iya begitu. Hm…”Di atas tubuh pria itu Ratih menjulang tanpa busana. Dia meliukkan tubuhnya dengan sensual. Gerakan Ratih semakin cepat, membuat milik Pras menegang. Dan tidak butuh waktu lama, Pras menyelesaikan permainannya.Pras mengerang lega sementara wanita simpanannya itu menjatuhkan tubuhnya ke dekapan Pras.Ratih sudah terbiasa dengan permainan Pras yang cepat. Bagi Ratih, itu bukan masalah besar karena dia sangat mencintai pria ini.“Mas, jujur, aku merasa bersalah karena kita bercinta di atas ranjang keluargamu.” Ratih melirik sekilas ke foto keluarga Pras yang ada di atas nakas.“Enggak perlu merasa seperti itu, Tih. Toh, kita kan sudah menikah siri. Jadi, otomatis kamu istriku juga.”“Aku tahu, tapi istri Mas kan belum tahu soal hubungan kita,” ujar Ratih lirih.Pras membelai rambut panjang Ratih yang halus. “Kita kan sudah sepakat untuk tetap merahasiakan hubungan ini, Sayang. Kalau keluarga besarku tahu, mereka bakal marah besar.
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Menjalankan Sebuah Rencana

Pras sudah menungguku di ruang tengah. Dari raut wajahnya, aku tahu dia memendam amarah yang besar.“Kenapa ponselmu enggak aktif?” Tanya Pras, melesatkan tatapan tajam padaku.“Low batt, Mas,” jawabku dengan suara yang agak parau. Napasku tertahan saat Pras bangkit. Aku langsung mundur selangkah, seolah sudah memprediksi akan ada bahaya yang mengancam.“Kenapa kamu berbohong, Ndin?” Tanya Pras dingin.Tubuhku gemetar seiring tubuh Pras yang semakin mendekatiku.“A-aku punya alasannya, Mas…” Aku tidak percaya bisa menyelesaikan kalimatku tanpa pingsan.“Sama siapa kamu di sana, hah?” Dagu Pras mendongak ke atas.“A-aku…dengan…” Oke, kurasa sekarang aku bakalan pingsan!“DENGAN SIAPA?!” Aku hampir melonjak mendengar suara Pras yang lantang. “Aaa!” Aku bergidik begitu Pras mengayunkan kakinya dan menendang guci antik di dekatku. “Ma-Mas…dengarkan aku dulu…” pundakku mengguncang hebat dan air mataku langsung meleleh.PRANG! Pajangan angsa yang terbuat dari kaca itu kini hancur lebur di
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Bertengkar

“Sebaiknya, kita break dulu…” aku berujar lirih, menatap keluar jendela di ruangan pribadinya Andreas yang ada di studionya.“Maksudmu kita putus?? Hah, dengan mudahnya kamu mengakhiri hubungan kita setelah banyak rintangan yang kita lalui.” tukas Andreas sinis.Aku menghela napas panjang. “Bukan begitu maksudku. Kurasa kita jangan bertemu dulu dalam beberapa minggu ini. Jujur, kejadian terakhir itu membuatku trauma. Aku enggak bisa membayangkan kalau rencananya gagal dan Pras curiga. Tamatlah kita…”“Tapi rencananya enggak gagal kan? Suamimu bahkan enggak curiga sama sekali,” tekan Andreas. Lantas, dia menggenggam kedua bahuku erat. “Ndin, aku enggak mau melepasmu begitu saja. Aku mencintaimu lebih dari apapun. Bahkan hampir setiap malam aku mengharapkan kamu bercerai dengan suamimu itu.”“Andreas, sudah kubilang, aku enggak mau anak-anakku jadi broken home. Lagian kita sudah sepakat akan menjalani hubungan rahasia ini selamanya.”“Tapi kamu enggak bahagia bersama Pras. Untuk apa sih
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Ancaman

Wanita itu berjalan mendekat. Oh plis…kumohon sesuatu terjadi. Gempa bumi kek, atau apa saja yang bisa menghentikan pertemuan ini?!“Perkenalkan, ini Alena, Account Executive baru di Star Television. Dia ini lulusan universitas di Belanda lho…” terang Pras tanpa menyadari sama sekali keterkejutanku.Perempuan itu memiringkan kepalanya seraya menatapku lekat-lekat. “Dia…”“Ah, dia istri tercintaku, Lena,” balas Pras. Aku menelan ludah dalam-dalam. “Ah, dia istrinya Pak Pras?” perempuan itu melebarkan pupil matanya. Namun sedetik kemudian senyum sinisnya muncul. “Andini…” dia bergumam.“Wow, bagaimana kamu bisa tahu nama istriku, Len?” Pras terkejut.‘Brengsek!’ Rutukku sambil ketar-ketir.“Aku hanya menebaknya. Wanita secantik ini cocok dengan nama Andini,” dia masih menatapku dengan sinis.“Tapi tebakanmu itu benar-benar tepat. Kurasa kamu punya bakat jadi peramal!” Pras masih terperangah.“Ah, Pak Pras, bisa saja. Oh, sampai lupa. Kenalkan aku Alena,” dia menjulurkan tangannya di de
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Kiriman Bunga

“Aaa!” Aku memekik ketakutan. Seseorang menarik pergelangan tanganku ketika aku melintasi basement yang sepi. Punggungku kini bersandar pada pilar beton yang keras. Pupil mataku sontak melebar, mendapati Andreas yang menghimpit tubuhku.“Aku merindukanku, Andini,” bisiknya di telingaku. Mendengar suaranya yang rendah seperti itu otomatis membuat bulu kudukku meremang.“Kamu sudah gila,” desisku, mendorong tubuh kekarnya. “Pras sedang menunggu di mobil!”“Persetan.” Bibir Andreas seketika melumat bibirku dengan ganas. Selama beberapa detik aku menikmatinya. Ini ciuman yang selalu kurindukan. Otomatis tubuhku mendekap tubuh hangatnya. Aku menggeliat dan membiarkan tas tanganku jatuh begitu saja.“Su-suamiku…a-aku takut dia memergoki ki-kita, Sa-sayang…aahhh…” erangan melesat dari mulutku begitu jemari Andreas menggerayangi tubuhku dengan lihai. Aku menjambak rambut ikal brondong itu, menjauhkan bibirnya dari dadaku.“Dia enggak akan tahu, Ndin…” Andreas menatapku dengan liar. Napasnya m
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status