Home / Romansa / JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN: Chapter 11 - Chapter 20

127 Chapters

Lukisan Spesial

Sudah sebulan berlalu sejak kepindahan Andreas dan hubungan kami pun semakin dekat.Jujur, sejak kehadirannya, aku merasa seperti remaja yang kembali jatuh cinta. Di setiap detik dalam hidupku, wajah brondong itu selalu memenuhi otakku.Aku tahu ini salah, tapi toh tindakanku tidak kelewat batas. Semua khayalan liarku hanya tersimpan rapi di benakku. Aku tetap menjaga kesetiaanku pada keluarga kecilku. Jadi, kunikmati saja semua ini karena hal itu malah membuatku bahagia.Malam ini, Andreas mengundangku hadir di pameran lukisan tunggalnya. Tadinya, aku hendak datang bersama Pras–sekalian mengenalkan suamiku padanya–tapi seperti biasa Pras selalu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi, aku datang dengan Jihan.Evan dan Rico juga sudah kutitipkan di rumah orangtuaku s
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Salah Kamar (1)

Aku langsung menahan leher gelas itu agar tidak menyentuh lantai dan menimbulkan kehebohan.Andreas memang tidak pernah bilang kalau dia masih lajang. Tapi seharusnya dia memberitahuku kalau dia sudah punya pacar! Pantas, dia tidak pernah membahas lukisan itu denganku.Entah kenapa aku jadi merasa seperti ditipu. Tapi kalau kupikir-pikir, perasaan ini sungguh konyol. Andreas bahkan tidak tahu kalau aku menyukainya. Kami juga tidak punya hubungan apa-apa, selain bertetangga. Kini kepalaku terasa panas begitu mereka saling bertukar pandang penuh cinta. Tidak tahan dengan semua ini, aku langsung memutar tubuhku.“Eh, tunggu,” Jihan nampak kaget dan mengikutiku dari belakang. “Kamu mau kemana, Ndin?”
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Salah Kamar (2)

Aku menelan ludah dalam-dalam. Setiap lipatan di tubuhku terasa basah karena di dalam sini ternyata cukup panas dan pengap juga.Namun, adrenalinku berpacu cepat. Pelan-pelan, aku menjulurkan leherku, mengintip mereka dari sela-sela pintu lemari. Melihat mereka bergumul di atas ranjang membuat sekujur tubuhku merinding.Kini Andreas mengangkat tubuh Bianca dan membiarkan perempuan itu duduk di atas pangkuannya. Tubuh Bianca, yang bak model itu, menjulang sempurna. Siluetnya begitu indah apalagi dengan bias cahaya temaram kamar ini.Rambut panjang Bianca tergerai sementara gaunnya setengah melorot. Remasan tangan Andreas pada kedua dada Bianca membuat leher wanita itu menghentak ke belakang.“Ough, Andreas…s
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Kesalahan Fatal

Tubuhku berguncang hebat saat tatapan kami akhirnya beradu. Cahaya lampu dari luar menembus masuk, menyinariku yang mematung di depan lemari pakaian.“A-Andini?” Andreas tergagap.“Maafkan aku…” ucapku lirih. “A-aku salah kamar. Jadi, aku sengaja sembunyi di lemari supaya enggak ketahuan.”Tubuh Andreas mendekat seiring dengan ritme jantungku yang semakin cepat. “Ka-Kamu melihat semuanya?”“Ma-maaf…sebenarnya aku mau keluar saja tapi–”Bola mataku sontak melebar begitu Andreas menghambur dan mendaratkan ciuman di bibirku.“Andreas?!” Aku langsung melepas ciuman itu dan mendorongnya. “
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Perasaan Bersalah

Sumpah, setiap kamar di resort ini terlihat sama. Begitu pula dengan jalannya yang seperti labirin. Sedari tadi, aku merasa seperti berputar-putar di tempat yang sama.Aku lalu mengikuti suara deburan ombak dari kejauhan, karena pemandangan kamarku yang langsung menuju ke pantai.Sampai akhirnya aku memasuki area bermain dan seseorang meneriaki namaku. Aku menoleh. Jihan melambaikan tangannya dari pinggir restoran. Tampangnya nampak cemas.Lalu tidak jauh dari sana, aku melihat kedua anakku sedang asyik bermain pasir.Sekarang masalahnya, alasan apa yang harus kukatakan pada mereka? Masa aku harus bilang aku habis bercinta dengan Andreas, si brondong tampan yang tinggal di depan rumahku?!*
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Keputusan Andini

Sontak bola mataku membulat kaget.“Andreas?! Ngapain kamu di sini?!” Bisikku.Sebelum Andreas nekat menghampiriku ke depan pintu, aku duluan yang menyambanginya di samping tembok kamar. Halaman belakang dari kamar-kamar di resort ini memang hanya dibatasi oleh tumbuhan yang cukup lebat. Lagi pula, siapa sih yang mau masuk ke halaman belakang kamar orang lain, kecuali si Andreas ini!“Kalau ketahuan orang bisa gawat!” Desisku cemas.“Aku enggak peduli. Aku merindukanmu, Andini,” Andreas berusaha merangkulku tapi aku langsung menepisnya. “Kamu menguntitku!” ucapku tajam.&ldquo
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Makan Malam

Andreas menatapku dengan sorot menantang begitu kepalaku muncul dari balik tembok pembatas antara ruang tengah dengan ruang tamu. Pras ikutan menoleh. “Ndin, kebetulan tadi aku ketemu Andreas.”Aku berpura-pura cuek dan tersenyum tipis. “Perlu kubuatkan minum?”“Enggak usah, Tante.” Tolak Andreas.Oh, dia pintar berpura-pura dengan memanggilku tante.“Aku sudah bilang padanya soal rencanaku membuat lukisan keluarga kita. Andreas setuju,” ungkap Pras antusias. “Jadi kapan kalian bisa dilukis olehku?” tanyanya.“Aku enggak punya waktu. Sebaiknya Andreas meniru
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Gudang yang Panas

Pintu gudang itu menutup perlahan.Dengan gerakan cepat, Andreas mendesakku ke arah dinding. Kami pun terus berciuman sampai-sampai aku kehabisan napas. Tangan Andreas tetap menggerayangi tubuhku.Kini, dia memutar tubuhku. Aku berpegangan pada tangga besi yang bersandar di tembok. Andreas memukul bokongku pelan. Napasku sudah menggebu dan begitu juga dengan Andreas yang sepertinya sudah tidak sabaran. Kemudian dia mulai menaikkan ujung blus milikku hingga ke atas pinggang. Tak bisa kutahan, desahanku melesat begitu saja.Astaga, aku benar-benar merindukannya, merindukan malam panas di Bali waktu itu.“Andreas…” desisku sambil dia terus menghentak dari belakang. “Ugh…iya, begitu. Terus, S
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Hubungan Rahasia

“Aaa!”Aku melompat sambil memekik kencang. Sementara itu, Pras mengernyitkan dahinya dalam-dalam. “Andini? Kamu kenapa sih?!”Napasku menderu cepat seperti seperti ikan yang kekurangan oksigen. Di kepala, aku terus memikirkan alasan apa yang harus kulontarkan pada suamiku.“Aku cariin kamu lho dari tadi. Di kamar enggak ada, di kamar mandi juga enggak ada. Kupikir kamu ada di kamar anak-anak. Ternyata ada di sini toh. Habis ngapain sih?”Pras mengedarkan pandangannya ke arah dapur kotor sembari aku menutup pintunya cepat-cepat.“Ini…aku habis mengecek persediaan deterjen dan lain-lain. Sepertinya, besok aku mau belanja bulanan di supermarket.”
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Ranjang yang Ternoda

Ranjang kami–maksudku ranjangku dengan Pras–berderik-derik begitu Andreas dan aku bergumul dengan panas di atasnya.Leherku menukik ke belakang tatkala Andreas mempercepat gerakannya. Otot-otot tangan brondong itu terlihat jelas, begitu pula urat-urat di sekitar tangannya, saat dia menahan tubuhnya agar tidak menindihku yang terbaring tanpa sehelai benang pun.Aku bisa merasakan embusan napas Andreas yang terengah-engah, aku pun juga begitu. Kali ini dia bermain begitu kasar dan liar. Tapi aku menyukainya.Berkali-kali Andreas mengerang sambil memejamkan matanya. Sesekali mulutnya itu melontarkan namaku.Aku pun tidak kuasa untuk mendesah. Suaraku mulai terbata-bata begitu aku hendak mencapai puncak kenikmatan. Saraf-saraf di sekujur tubuhku terangsang, menya
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status