“Mas Pras?” Ulang Andini, mengerjap-ngerjapkan matanya.Telapak tangan Pras mendadak berkeringat dan bibirnya terasa kelu. “Be-begini, Ndin…” ujung bibirnya kini berkedut hebat. “Ada hal penting yang ingin kusampaikan ke kamu.”“Oh ya? Apa?” Mimik wajah Andini berubah serius.“A-aku…aku juga sudah keterima kerja,” tandas Pras pada akhirnya.“Benarkah? Astaga, aku turut senang, Mas. Akhirnya kita sama-sama dapat pekerjaan!” Senyum mengembang di wajah cantik Andini.Pras menggaruk-garuk kepalanya. “Sebenarnya sudah dua hari yang lalu aku dikabari oleh HRD-nya. Aku keterima di bagian akuisisi program di perusahaan TV berlangganan. Aku akan bekerja keras, Ndin.”“Tentu, kita harus bekerja keras, Mas. Demi masa depan yang cerah!” Andini mengepalkan satu tangannya ke udara dengan penuh semangat.‘Tidak, aku akan bekerja keras demi kamu, Andini. Demi masa depan kita!’ Pras membatin.Pada akhirnya, untuk yang kesekian kali, dia harus memendam perasaannya. Dia begitu takut Andini menolak cinta
Last Updated : 2024-06-18 Read more