Home / Romansa / JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN: Chapter 21 - Chapter 30

127 Chapters

Wanita Simpanan

Ting. Lonceng mungil yang menggantung di atas pintu itu berdenting saat Pras melangkah masuk.Aroma bunga-bunga yang segar menyambut kedatangan pria itu. Pras melongok ke sebuah ruangan yang ada di pojokan toko bunga ini.Dia melihat perempuan itu sedang mengajari beberapa peserta untuk merangkai bunga. Sambil menunggu kelas selesai, Pras memandangi bunga-bunga yang tersusun rapi di rak-rak kayu. Matanya lalu tertuju ke tumpukan tangkai mawar merah yang masih berduri. Entah kenapa, warna kelopak mawarnya terlihat begitu merah, seperti darah. Duri-durinya pun nampak sangat tajam.“Mas?” Suara perempuan itu membuat Pras menoleh. Ratih tersenyum manis menyambut Pras setelah semua peserta kelas merangkai b
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Di Mobil

Satu per satu peserta kelas melukis meninggalkan ruang kelas sehingga kini hanya menyisakan aku dan Andreas. Kami pun saling bertukar senyum. Setelah dirasa aman, Andreas menggandeng tanganku, menuntunku ke ruangannya. Saat pintu ruangannya tertutup, dengan cepat Andreas merengkuh daguku dan melesatkan ciuman yang penuh gairah.Di luar hujan mengguyur lebat. Butiran-butiran air yang terbawa angin menghantam jendela sehingga menimbulkan suara yang berisik. Udara jadi dingin tapi tubuh kami saling berhimpitan, menciptakan suasana yang hangat.“Hmpf…” Aku mendesah dalam ciuman Andreas, sambil pria itu membawaku ke pinggiran meja kerjanya. Lantas, dengan mudah dia menaikkan diriku ke permukaan meja yang sedikit kasar dan tangannya mulai menggerayangi tubuhku.
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Masa Lalu

Empat belas tahun laluAdrian Wicaksono, pria yang selalu kukagumi sepanjang hidupku. Sahabat sekaligus pacar pertamaku kini sedang berlutut di depanku.“Adri, kamu ngapain sih?!” Desisku malu. Orang-orang di sekitar kami berbisik-bisik melihat aksi Adrian.Tangan Adrian lalu menjulur ke atas dan menyodorkan sebuah kotak beludru hitam. Bola mataku melebar begitu kotak itu terbuka. Cincin emas putih yang cantik nampak berkilau.“A-Adri…” Aku tergagap. Semua ini benar-benar di luar dugaanku. Kupikir Adrian cuma mengajakku kencan di taman, setelah lama kami LDR.“Andini, menikahlah denganku,” ucap Adrian. Beberapa orang yang lalu-lalang berhenti sejenak, menangkap momen Adrian melamarku. “Apa kamu bersedia?”Aku mengangguk pelan sambil menahan air mata di ujung ekor mataku. Aku mendengar tepuk tangan dan sorakan di sekitarku. Pipiku memanas namun aku begitu bahagia.Adrian bangkit, memasangkan cincin itu di jari manisku. Tatapan kami lantas beradu. Bola matanya yang berwarna abu menyorot
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Obsesi Gila

Deru motor itu membawa Andini, wanita impiannya, pergi menjauh. Dadanya bergemuruh penuh emosi saat dia melihat Andini merangkul Adrian dari belakang.‘Siapa namanya tadi? Adrian…’ batin Pras dalam hati. ‘Aku enggak akan melepas Andini ke pelukan pria sialan itu!’Malamnya, Pras benar-benar tidak bisa tidur. Pikirannya terus diganggu oleh rencana pernikahan Andini yang tiba-tiba. Apalagi Andini bakal pergi jauh, hidup bahagia dengan pria sialan itu, bukan dengan dirinya.“Argh!” Pras bangkit dari kasurnya, mencengkram kepalanya erat. Tiga bulan lalu, dirinya benar-benar terpikat dengan sosok Andini. Perempuan itu berdiri di depan pintu rumah orangtuanya, tersenyum manis sambil membawakan apple pie buatannya, sebagai tanda perkenalan.Saat mereka berpapasan di jalan, Andini selalu menyapanya, menyapa pria cupu yang seumur hidupnya belum pernah berpacaran. Pras bahkan berpikir dia akan melajang sampai mati karena interaksinya dengan wanita hanya terjadi pada ibu dan saudara perempuanny
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Kegigihan Adrian

“Andini, tunggu! Dengarkan penjelasanku dulu!” Adrian berteriak lantang seiring dengan motor yang dibawa Pras melaju cepat. Rambut Panjang Andini berkibar menjauh. “Andini!”Lambat laun, teriakan Adrian tidak terdengar lagi. Angin sore yang sejuk berembus menyapu pipi Andini yang basah.Dari depan, Pras bisa mendengar Andini yang dari tadi sesegukan. “Ternyata dia pria yang brengsek. Tindakanmu itu sudah tepat, Ndin,” ucap Pras.“Ta-tapi, mungkin saja dia dijebak,” Andini masih terbata.“Enggak mungkinlah. Itu pasti hanya akal-akalan dia saja. Percaya padaku.”“Lalu, siapa yang mengirimkan foto-foto itu? Apa jangan-jangan ada orang yang sengaja mau merusak hubungan kami?”TIN!Pras menekan klaksonnya saat mobil di depannya berhenti secara tiba-tiba. Dalam hati, Pras mendengus kesal. “Kurasa pengirim foto itu salah satu kenalan kalian. Dia tahu kalau selama ini pacarmu itu selingkuh, tapi dia enggak mau merusak hubungannya dengan salah satu di antara kalian. Selama ini kamu dan Adria
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Konfrontasi

Adrian berjalan seorang diri menyusuri trotoar. Motornya sudah dijual karena toh pada akhirnya dia akan pindah ke Qatar dalam waktu yang lama. Sekalian, dia juga ingin menghirup udara malam yang segar untuk menjernihkan pikirannya.Adrian tertunduk. Berkali-kali dia menghela napas berat. Seharusnya semua berjalan lancar, tapi rencana indah itu malah luluh lantah.Suara klakson kereta komuter terdengar. Dengan cepat, kereta itu melintas, menerbangkan debu-debu kasar.‘Hah, kenapa semua ini harus terjadi? Apa ini yang dinamakan cobaan sebelum pernikahan?’ Adrian menendang kerikil-kerikil kecil.Kaki pria itu pun melangkah semakin jauh, meninggalkan keriuhan di belakangnya.‘Pras…’ dia membatin, coba mengingat perawakan tetangganya Andini itu. Pria itu bertubuh besar dan gempal dengan wajah bulat. Mirip dengan pria misterius yang terlihat di CCTV kelab.‘Tapi sepertinya enggak mungkin dia Pras. Untuk apa dia menjebakku? Ah, atau jangan-jangan dia selama ini menyukai Andini?!’ tebak Adria
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Akhir Tragis

Brak!Kedua tubuh itu berguling cepat ke pinggiran rel, membentur kerikil-kerikil yang menusuk kulit mereka.Tepat di samping mereka, kereta komuter melaju cepat. Tubuh Adrian membeku. Maut hampir saja menjemputnya. Untung saja dia bergerak cepat, mendekap tubuh Pras lalu berguling ke samping.“T-trims…” Pras terbata sambil tergeletak. “ Ka-kamu sudah menyelamatkanku.”Adrian menghela napas panjang. Seraya menyugar rambut ikalnya, pandangan Adrian mengarah ke langit yang gelap. Bulan sabit bersinar di atas sana. Mendadak keadaan di sekitar jadi senyap.“Tentu, aku enggak akan membiarkanmu mati begitu saja. Kamu masih harus bertanggung jawab untuk menjelaskan semua pada Andini.”“Baiklah. Aku mengakui kalau aku memang menjebakmu.”‘Ha, tepat dugaanku! Dasar orang sinting!’ Adrian terheran dalam hati.“Kamu tenang saja. Aku akan menebus kesalahanku. Aaargh…” Pras kembali meringis saat hendak bangkit.Adrian mengulurkan tangannya, membantu pria itu berdiri.Dengan susah payah, akhirnya m
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Melupakan

Sinar matahari pagi menyorot hangat dari atas sana. Sepoi-sepoi angin menyapu dahi Andini. Dia duduk seorang diri di bangku taman rumah sakit.“Ndin,” Suara berat pria itu membuat Andini menoleh.Pras berdiri di sampingnya sambil membawa sebuket bunga lily dan parsel buah yang disusun menarik. Andini hanya melempar tatapan yang kosong, tanpa ada antusiasme di dalamnya.“Aku senang kamu berangsur pulih,” lanjut Pras, duduk di samping Andini. “Sekarang kamu sudah bisa turun dari ranjang dan jalan-jalan sendiri.”Pras mengamati wajah Andini dari samping. Wajah perempuan itu nampak tirus. Sorot matanya redup dan hampa.“Kudengar minggu depan kamu sudah boleh pulang,” tukas Pras lagi.Sudah dua bulan Andini dirawat di rumah sakit sejak dia ditemukan overdosis di kamarnya. Untungnya, nyawa Andini masih bisa diselamatkan walaupun jantungnya sempat berhenti beberapa detik. Setelah itu, Andini dilanda depresi dan harus dirawat lagi di rumah sakit.“Kuharap kamu suka bunga ini,” Pras menyodorka
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Saingan Baru

“Mas Pras?” Ulang Andini, mengerjap-ngerjapkan matanya.Telapak tangan Pras mendadak berkeringat dan bibirnya terasa kelu. “Be-begini, Ndin…” ujung bibirnya kini berkedut hebat. “Ada hal penting yang ingin kusampaikan ke kamu.”“Oh ya? Apa?” Mimik wajah Andini berubah serius.“A-aku…aku juga sudah keterima kerja,” tandas Pras pada akhirnya.“Benarkah? Astaga, aku turut senang, Mas. Akhirnya kita sama-sama dapat pekerjaan!” Senyum mengembang di wajah cantik Andini.Pras menggaruk-garuk kepalanya. “Sebenarnya sudah dua hari yang lalu aku dikabari oleh HRD-nya. Aku keterima di bagian akuisisi program di perusahaan TV berlangganan. Aku akan bekerja keras, Ndin.”“Tentu, kita harus bekerja keras, Mas. Demi masa depan yang cerah!” Andini mengepalkan satu tangannya ke udara dengan penuh semangat.‘Tidak, aku akan bekerja keras demi kamu, Andini. Demi masa depan kita!’ Pras membatin.Pada akhirnya, untuk yang kesekian kali, dia harus memendam perasaannya. Dia begitu takut Andini menolak cinta
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Pengakuan Andini

Andini menerobos kerumunan orang-orang yang tengah berjoget di lantai dansa. Langkah perempuan itu nampak tergesa menuju ke toilet.Dentuman musik di dalam kelab kini terdengar sayup saat Andini menyusuri lorong yang temaram. Namun, Andini langsung berhenti begitu dia berpapasan dengan Pras.Selama ini, Pras memang sering memaksa Andini untuk menerima bantuannya, mengantarnya kesana-kemari, walau sebenarnya Andini bisa melakukan semua sendirian. Setelah akhirnya mereka sama-sama dapat pekerjaan, Andini bisa bernapas lega karena intensitasnya bertemu tetangganya itu jadi berkurang.“Ndin, tunggu!” Sergah Pras setelah Andini menuduh pria itu sengaja membuntutinya.Dengan kesal, Andini menghempaskan tangan Pras yang membuat khayalan Pras sedang mendekap tubuh seksi Andini sembari melumat bibirnya jadi buyar.“Ndin, sumpah. Aku enggak membuntutimu,” lanjut Pras lagi.Andini mendengus keras sambil menyibakkan rambutnya. “Kalau begitu, sama siapa Mas Pras ke sini?” Tantangnya.“A-aku sendir
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status