Semua Bab JERAT HASRAT TETANGGA TAMPAN: Bab 41 - Bab 50

127 Bab

Menyelamatkan Andini

“Apa maumu?” Tanya Andreas tajam. Kedua matanya memicing sinis ke arah Bianca.Perempuan itu mendengus pelan sambil memutar kedua bola matanya. Satu bahunya bersandar di ambang pintu unit apartemennya.“Astaga, Andreas. Ini kali pertama kamu mengunjungiku lagi setelah kita putus. Kenapa kamu jutek begitu sih?” Bianca mengedikkan bahunya. “Ayo,” tiba-tiba dia menarik lengan Andreas ke dalam.“Kamu mau minum apa?” Tawar Bianca. Sementara Andreas bersedekap di depan jendela apartemen yang besar. Sinar matahari pagi masuk, membias di permukaan kulit Andreas yang kecoklatan.Bianca melirik sekilas. Dia selalu terpana dengan ketampanan Andreas apalagi dengan kulit eksotisnya itu. ‘Selalu menggoda,’ pikir Bianca.“Aku tahu kamu memeras Andini,” tukas Andreas dingin.“Memeras?” ulang Bianca sambil menuangkan kopi hitam ke cangkir. “Memangnya aku minta tebusan apa ke pacarmu yang sudah bersuami itu, hah?”“Kalau kamu berani macam-macam dengan Andini, aku enggak akan segan-segan memberimu pela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

Penawaran Bianca

Pras berusaha mencerna kalimat Bianca barusan. Sementara itu, Bianca menatapnya dengan penuh keyakinan.Lantas, tawa Pras berderai. Sambil geleng-geleng kepala, dia berujar, “Dari mana kamu tahu kalau istri saya berselingkuh, Alena?”“Pak, ini bukan lelucon.” Bianca merasa tersinggung karena nampaknya Pras meremehkan ucapannya tadi. “Istri Bapak, yang Bapak anggap setia itu, sudah mengkhianati Bapak.”“Ya, ya. Kamu sudah bilang tadi,” Pras masih terkekeh. “Lagian istri saya selingkuh sama siapa, hah?”“Sama tetangga Bapak, Andreas. Dia seorang pelukis kan?”Tawa Pras mendadak lenyap. Wajahnya berubah serius. “Bagaimana kamu bisa tahu soal Andreas?”Seringai muncul di wajah Bianca. “Tentu saya tahu, karena Andreas itu mantan saya. Dan saya pernah memergoki istri Bapak berciuman dengan Andreas di sebuah pesta yang diadakan di pulau pribadi.”Pras menelan ludahnya dalam-dalam. “Kamu pasti salah lihat.”Bianca mendengus pelan. “Mata saya belum rabun, Pak Pras. Saya putus dengan Andreas ga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

Mengikuti Andini

Tubuh Bianca menggeliat. Darahnya berdesir cepat saat melahap ibu jari Andreas. Kepala pria itu lalu merunduk, mendekati wajah Bianca. Senyum menggoda membingkai di wajah tampan Andreas.“Hmpf…” Bianca mendesah.“Sepertinya kamu sudah sangat terangsang, Bianca?” Suara berat Andreas semakin membuat Bianca menggila.“Yes, baby. Plis, lakukanlah…”Seketika Andreas menarik tubuhnya. Bianca pikir pria itu bakal menanggalkan kaosnya–ha, dia sudah tidak sabar meraba dada bidang Andreas!Namun kenyataannya Andreas malah menjauh dan turun dari sofa.“Kamu pikir aku akan tidur denganmu, Bianca? Silakan bermimpi,” tandas Andreas.Bola mata wanita itu sontak membelalak lebar. Mulutnya menganga, tidak percaya Andreas akan mencampakkannya seperti ini!“Sebaiknya hubungi saja pacarmu itu, karena aku enggak akan jatuh ke dalam pelukanmu lagi. Selamat tinggal. Semoga harimu menyenangkan!” Andreas melambai santai.“Andreas brengsek!!” Bianca berteriak lantang setelah pria itu menghilang dari balik pint
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

Perselingkuhan yang Terkuak

BUK!Sebuah benda keras membentur kepala bagian belakang Bianca.“Aaa!!!” Pekikan Bianca langsung menggema ke setiap sudut ruangan.“Brengsek! Dasar perempuan sialan!” Seorang wanita hamil terus menyerang Bianca dengan ujung tas mahalnya yang keras itu. “Hentikan! Hentikan! Aaa!!” Kedua tangan Bianca menutupi wajahnya, menghalau pukulan bertubi-tubi yang sekarang mengarah ke wajahnya. Andai saja wanita itu tidak sedang hamil, Bianca pasti sudah mendorongnya.Saking terkejutnya, Pras hanya mematung melihat kejadian tidak terduga ini.“Sudah, sudah…tenang,” akhirnya Pras berusaha ikut melerai.Namun wanita hamil itu terus menghujani Bianca dengan cacian dan ayunan tasnya. “Aku tahu kamu selingkuhan suamiku! Aku tahu itu! Dasar perempuan brengsek! Tega kamu ya?! Tega! Aku sedang mengandung anak kedua kami!”Akhirnya pertikaian itu berhasil dilerai oleh staf galeri. Kini rambut Bianca awut-awutan, kepalanya terasa nyeri dan ada memar di wajahnya.Namun mereka tetap bertukar pandang penuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

Insiden

“Jadi seperti itu ya, Bi,” terangku pada Iyem ART baru di rumah kami. Akhirnya, Pras memilih sendiri ART dari yayasan. Dia menjatuhkan pilihan pada Iyem, seorang wanita paruh baya yang berumur lima puluh tahun.Iyem mengangguk paham. Dia memang sudah terbiasa menggunakan peralatan modern karena majikan sebelumnya adalah keluarga ekspat. Dan karena ini akhir pekan, aku membiarkan Evan dan Rico tidur lebih lama.Sementara itu, Pras ada acara sosialisasi channel baru di perusahaannya. Jadi dia harus berangkat pagi-pagi sekali.Kini Iyem sedang sibuk bebenah. Aku pun kembali santai, melipat kedua kakiku sambil mengikir kuku. Tiba-tiba saja pikiranku melayang ke brondong kesayanganku itu.‘Kira-kira sedang apa dia saat ini?’ pikirku penasaran. Segera aku meletakkan kikiran kuku dan menyambar ponsel.Sambil senyum-senyum, aku mengirim pesan mesra padanya. Tidak berapa lama, Andreas membalas pesanku.“Bi Iyem, saya mau jogging dulu ya. Titip anak-anak,” aku menukas sambil berlalu.“Iya, Bu!”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-03
Baca selengkapnya

Putus!

Aku tertunduk lesu. Satu tanganku terus menggenggam tangan mungil Rico, yang kini terbaring di ranjang IGD. Pergelangan kakinya membiru, sementara pelipisnya terluka. Tadi aku sudah bertemu dengan dokter. Dia bilang benturan di kepala Rico tidak sampai menyebabkan gegar otak. Kakinya memang terkilir tapi tidak sampai patah tulang.Namun tetap saja, melihat anakku seperti ini membuat hatiku tersayat perih.‘Dasar Andini, bodoh! Bodoh!’ Aku terus merutuki diri dalam hati.Evan mengaku padaku. Dia tidak sengaja mendorong adiknya di tangga karena Rico merebut mainannya. Rico lalu tergelincir ke bawah. Mendengar tangisan Rico, Iyem panik dan mencariku.Berkali-kali Iyem menghubungi ponselku, tapi memang dasarnya aku bodoh, aku meninggalkan ponselku di ruang tengah dalam keadaan senyap.Iyem akhirnya meminta bantuan tetangga sebelah agar membawa Rico ke RS. Setelah itu, Iyem baru menghubungi suamiku lalu menenangkan Evan yang merasa bersalah sambil menunggu kepulanganku.Aku menghela napas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

Terpuruk

Sebulan berlalu sejak hubunganku dengan Andreas kandas. Kupikir aku bakal baik-baik saja, tapi kenyataannya tidak.Setiap aku mendengar pagar rumah depan yang berderik membuka, aku cepat-cepat mengintip–entah dari jendela kamar, ruang tamu atau bahkan dapur. Aku hanya ingin melihat wajah pria itu walaupun hanya sekelebat saja.Namun sudah seminggu belakangan ini, aku tidak pernah melihat Andreas keluar dari rumahnya. Apa diam-diam dia pergi berlibur? Mengurung diri? Entahlah, yang pasti setelah putus mood-ku jadi berantakan.Aku sering marah-marah pada Pras, kedua anakku serta Iyem.Hah, kurasa aku butuh udara segar. Maka, aku menyempatkan datang ke acara gender reveal salah satu teman arisanku di kelas baking. Ternyata anaknya perempuan dan di saat itu aku teringat kalau hari ini adalah hari pertama aku datang bulan.Sepertinya aku harus cepat-cepat buat janji dengan obgyn untuk melepas IUD.*Iyem mendorong pagar rumah setelah kepulanganku dari obgyn di hari itu. Namun ada pemandang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

Pelarian yang Berbahaya

Rambutku–yang kali ini lagi-lagi kubuat ikal–bergerak-gerak pelan seiring dengan langkahku yang memasuki sebuah kelab ternama di ibukota.Begitu sampai, aku langsung disambut dentuman musik yang keras. Kelab nampak lebih ramai dari biasanya mungkin karena akhir pekan.Jihan langsung menarik lenganku ke meja yang sudah dipesannya.Akhir-akhir ini, aku benar-benar bosan. Apalagi kedua anakku memilih untuk menginap di rumah ibu mertuaku di akhir pekan karena mereka bilang aku sering marah-marah akhir-akhir ini. Di rumah juga sudah ada Iyem.Jadi, aku butuh pelarian dan akhirnya menemani Jihan bersenang-senang malam ini.Satu botol minuman beralkohol tersaji di hadapan kami. Dengan semangat, Jihan menuangkan minuman itu ke gelasku.“Bersulang!” Pekiknya dengan riang.Aku pun mengangkat gelas tinggi-tinggi dan langsung menegaknya. Rasa panas dan pahit langsung menyerbak di tenggorokanku. Aku mengernyit dalam. Sudah lama aku tidak minum minuman beralkohol.Tak berapa lama, Jihan kembali men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

Bertindak Terlalu Jauh

“Ah…Brian, hentikan. Tolong…” pintaku dengan lirih.Kelopak mataku terasa berat untuk membuka lebar. Kepalaku mulai berdenyut-denyut pusing. Mungkin ini efek minuman alkohol yang sudah kutenggak satu setengah botol itu.Brian mengindahkan permintaanku. Dia malah semakin intens menciumi leherku sambil kedua tangannya bermain di dadaku. “Baby, kamu sendiri yang menggodaku. Itu salahmu sudah membuatku terangsang,” bisiknya dengan nakal.Kami mendekam di salah satu bilik toilet. Brian mengunci tubuhku dengan menyandarkan punggungku ke dinding yang dingin.Dia kini mencium bibirku semakin liar. Aku langsung mendorongnya.“Aku sudah menikah,” ucapku dengan napas terengah. “Aku bahkan sudah punya dua anak.”“Well, siapa yang peduli? Kamu malah semakin menarik di mataku, Baby. Bercinta dengan wanita yang bersuami? Berbahaya sekali.” Dia mencengkram daguku dan kembali melahap bibirku.“Ah…Brian,” aku merapatkan kedua kakiku begitu Brian mulai mengusap-usap bagian di bawah sana.Brian menurunk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya

Perpisahan

‘A-apa yang harus kulakukan?’ batinku panik. Jantungku bertalu kencang begitu mendengar suara langkah yang mendekat.Seketika pupil mataku melebar, sewaktu mendapati pria yang kini berdiri di ujung ranjang. Dia bersedekap dengan wajah yang muram.“A-Andreas?” Aku terbata tidak percaya.Andreas melayangkan sorot mata penuh amarah–lebih ke kecewa menurutku. “Ke-kenapa kamu bisa ada di sini?” tanyaku lagi.“Kamu sudah gila, Andini,” dia berujar sinis.“Gila? Apa maksudmu?” Keningku mengernyit. Jangan-jangan, benar aku sudah bercinta dengan Brian!Andreas bergerak mendekatiku. Aku baru sadar kalau dia masih memakai kemeja yang semalam.“Ternyata kamu seliar itu, bisa bercumbu dengan siapa saja. Bahkan dengan orang yang baru kamu kenal,” ungkap Andreas.Ujung daguku naik ke atas, menatapnya. “Apa urusanmu? Jangan bilang kamu cemburu.”“Ini bukan masalah cemburu. Untuk apa aku cemburu? Toh kita sudah enggak ada hubungan apa-apa lagi. Masalahnya, Brian itu cowok brengsek. Dia sering tidur d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status