Semua Bab Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta : Bab 21 - Bab 30

136 Bab

21. Kesedihan Eyang Putri

"Gimana, Cit? Kamu setuju?" Pertanyaan Kak Shinta membuyarkan lamunan Citra sejak tadi. "Hmm maaf, Kak." Citra lalu menatap eyang. "Maaf, Eyang. Untuk masalah itu agaknya rumit, ya. Aku belum bisa mutusin. Aku rasa aku harus diskusi sama Atala dulu. Iya kan?" Citra menatap Atala. Gadis itu memberi kode melalui matanya, meminta Atala tidak menyetujui keinginan Kak Shinta.Karena selain dia yang tak ingin bersandiwara dengan Atala setiap hari, Citra pun tahu sebenarnya alasan Kak Shinta menumpangkan eyang ke rumahnya bukan karena tidak ada yang mengurusi, tapi memang Kak Shinta tidak mau mengurusi eyang. Hingga tugas itu dibebankan kepada dirinya sebagai cucu kesayangan eyang. Dengan menerima eyang di rumah ini, itu sama saja membuat beban Kak Shinta lepas. Citra tak akan biarkan hal itu terjadi."Emmm sebenarnya nggak perlu diskusi yang gimana-gimana, sih," ucap Atala kemudian. "Aku sih setuju-setuju aja Eyang Putri tinggal di sini," tambahnya sambil melirik Citra.Citra melotot mend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

22. Ada Eyang

Setelah mati-matian mereka membujuk eyang putri, akhirnya orang tua itu mau tinggal di rumah itu bersama Citra dan Atala.Meskipun eyang putri sempat menolak, tapi Citra tahu, sebenarnya eyang sangat ingin tinggal di sini. Makanya pada akhirnya eyang mau dibujuk. Dan Citra mau tak mau menyiapkan diri untuk terus bersandiwara menjadi pasangan yang bahagia dengan Atala.Citra meminta Bi Rahma untuk menyiapkan kamar buat eyang, yakni di kamar tamu. "Selama ada Eyang Putri terpaksa kita tidur sekamar," ucap Citra saat dia sudah berdua di kamar dengan Atala. "Lo tidur di sofa, ya, gue tidur di kasur lo." Citra mengatur. "Kan nggak mungkin lo tega biarin gue tidur di sofa atau di lantai kan?"Atala pun mengiyakan saja. Untuk kali ini, lelaki itu tak banyak membantah. Dia pun tak ingin berdebat dengan Citra, dan eyang sampai tahu.Citra lalu melirik jam yang masih menunjukkan pukul tujuh malam, masih awal sebenarnya. Kemudian Citra melirik Atala yang duduk santai di sofa sambil main ponsel.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

23. Ketahuan

Citra begitu asyik mengobrol dengan Eyang sampai tak terasa jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Sejak tadi eyang sudah menyuruh Citra tidur. Tapi gadis itu masih enggan.Dia sengaja karena tak kuasa jika harus berlama-lama berdua dengan Atala di kamar itu, tentu saja. Satu jam saja rasanya seperti berpuluh-puluh jam, apalagi ... ah sudahlah.Namun, tak mau eyang curiga, akhirnya dia pun pamit. Dia juga tak mau eyang tidur terlalu malam karena ada dirinya."Kalau gitu aku keluar dulu, ya, Eyang. Besok-besok kita ngobrol lagi. Dadah, Eyang. Selamat tidur." Citra melakukan kiss bye buat eyang sebelum gadis itu keluar dari kamar.Dan saat dia kembali ke kamar Atala, dia tak menemukan lelaki itu. "Mungkin dia lagi ambil minum atau ke toilet," gumam Citra. "Biarin ajalah." Citra lalu duduk di kasurnya, mengambil ponselnya untuk mengirimi Dimas pesan. To Dimas Sayang:Sayang, mulai hari ini, eyang nginap ke rumah aku. Jadinya aku terpaksa tidur di kamar Atala. Kamu jangan cemburu, ya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

24. Tidak Tidur

"E-eyang, sejak kapan Eyang di sini?" Citra langsung menutup pintu kamar itu."Kamu kenapa? Eyang dengar kamu teriak-teriak." Eyang memperhatikan cucunya dengan penuh kecurigaan."Eng ....""Kamu sama Atala bertengkar?"Citra langsung menggeleng kencang. "Enggak, Eyang. Itu tadi--""Tapi Eyang tadi dengar suara Atala juga.""Bukan berantem, Eyang. Cuman kita ada salah paham sedikit gitu.""Kamu marah sama Atala?""Iya, tapi kita udah baikan kok, Eyang. Aku sama Atala udah baik-baik aja, iya. Beneran Eyang." Citra tersenyum lebar."Atala mana?" Eyang malah mencari Atala."Atala lagi mau ganti baju, dia habis mandi, Eyang." Citra menjawab apa adanya, karena dia kehabisan ide untuk berbohong."Kamu kenapa keluar?" Eyang mengernyit heran."Aku--aku nggak enak aja liatnya." Citra benar-benar bingung menjawab apa."Kalian kan sudah suami istri."Citra meringis. "Iya, Eyang, cuman aku nggak enak liatnya. Oh iya Eyang ngapain malam-malam keluar kamar? Eyang belum tidur?" Citra mengalihkan topi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

25. Tersinggung

Citra membelalak dan bergegas duduk di atas kasur saat dia sadar, dia telah tertidur. Matanya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam. Diliriknya sofa tempat Atala tidur, tapi lelaki itu sudah tidak ada. Mungkin dia sudah bangun."Gue ketiduran, ya, ya ampun!" Citra menepuk dahinya. Apa saja yang sudah terjadi selama dia tidur? Atala sudah bangun duluan daripadanya, jangan-jangan Atala sempat ....Citra menggeleng-geleng. "Dia nggak ngapa-ngapain gue kan?" Citra meraba-raba tubuhnya sendiri. Lalu mengintip tubuhnya melalui kerah bajunya. Bajunya aman. Tidak ada yang terbuka. Dan baju tidur yang dia kenakan masih sama. Itu artinya Atala tidak melakukan macam-macam padanya. Tapi ... Citra masih curiga."Aduh gimana ini?" Saat Citra sibuk dengan pikiran buruknya, tiba-tiba pintu kamar terbuka, didorong dari luar.Citra sontak menatap pintu dan menemukan Atala masuk. Lelaki itu masih mengenakan pakaian tidur yang sama dengan yang tadi malam. Itu artinya lelaki itu belum mandi."Eh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

26. Sarapan Bersama

"Suami istri yang udah sah wajib menjalani kewajibannya. Kalau nggak sama aja kayak suami dan istri yang durhaka. Kayak lo yang bentak-bentak suami lo sendiri, kalau suami lo nggak terima, lo udah berdosa. Itu fakta."Kata-kata itu terus terngiang di kepala Citra. Sangat mengganggu pikirannya. Dia baru tahu Atala bisa berkata seperti itu. Dan kenapa baru sekarang lelaki itu membicarakan soal fakta? Kenapa dia membuat perjanjian kalau dia tahu pernikahan itu tidak boleh dipermainkan?'Sial! Kenapa sih dia bisa-bisanya ngomong begitu?' batin Citra meradang."Citra ... dimakan nasinya, Cu, jangan diacak-acak begitu ...," tegur Eyang putri yang duduk di sebelahnya. "Makannya pelan-pelan, sendoknya jangan dipukul."Pikiran Citra yang kalut membuatnya tidak fokus dengan apa yang dia lakukan sekarang hingga tanpa sadar dia mengetukkan sendok ke piring dengan keras.Citra pun tersadar dan sontak menegakkan kepalanya. Di hadapannya duduk Atala yang saat ini juga sedang menatapnya. Mereka jadi b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

27. Ditegur Eyang

"Aku tuh memang bukan anak orang kaya banget gitu, ya, Bi." Citra bercerita pada Bi Rahma sambil memotong kentang yang sudah dia kupas. Sedangkan eyang meracik bumbu sop ayam menggunakan blender. Walau eyang putri sempat bingung cara menggunakannya. Yang kemudian diajar Bi Rahma. Meski sudah ada eyang, Bi Rahma tetap membantu, seperti membantu mengarahkan Citra jika Citra melakukan kesalahan, membantu mencuci dan memotong ayam, membantu mengerjakan pekerjaan yang sekiranya tidak bisa Citra lakukan.Hingga Citra pun menjelaskan kalau dia biasa masak dan meminta Bi Rahma untuk tidak memperlakukannya berlebihan seperti ratu. "Maksudku dibanding Atala, keluargaku nggak sekaya dia. Cuman ya nggak miskin juga. Keluargaku berasal dari keluarga yang biasa-biasa aja. Aku juga pernah diajarin masak dan beres-beres rumah sama Mama. Apalagi semenjak orang tuaku meninggal dan aku jadi tinggal sama Eyang. Aku jadi lebih rajin bantuin mereka. Dulu kan Eyang jualan nasi kuning di sekolah. Aku juga p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

28. Tempe Bacem

Masakan sop ayam ala Citra dan eyang putri sudah tersaji di atas meja. Tidak hanya sop ayam, mereka juga membuat tempe dan tahu bacem sebagai teman makannya. Juga membuat camilan tradisional yaitu cilok kacang.Begitu melihat menu-menu itu tersaji di atas meja, Atala mengusap-usap perutnya yang tiba-tiba lapar. "Wah, enak, nih, buatan Eyang pasti, jadi pengin makan lagi," celetuk lelaki itu. Kebetulan hari sudah beranjak siang, menunjukkan pukul sebelas siang."Kalau Tuan Atala mau, makan saja Tuan, sini biar Bibi ambilin," ucap Bi Rahma."Eh, nggak usah, Bi." Atala mencegah Bi Rahma yang sudah mengambil piring untuknya. "Aku makannya nanti aja, tunggu Eyang Putri dulu sama Citra. Aku nggak mau duluin mereka.""Katanya lapar.""Aku cuman bercanda, Bi." Lelaki itu meringis.Citra yang mendengar percakapan itu sejak tadi lagi-lagi memutar bola matanya malas. 'Caper banget tuh orang. Sok baik aja di depan Eyang.'Lalu Atala terheran saat melihat menu di mangkok lain, yakni potongan-potong
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

29. Tak Ingin Pesta Pernikahan

Rupanya Atala mendapat pesan dari papanya yang mengabarkan kalau tak lama lagi papanya akan mengadakan pesta besar-besaran untuk pernikahannya. Dan papanya meminta dia dan Citra bersiap-siap menghadapi momen itu. Tapi ternyata Atala tidak setuju dengan pesta itu. Yang menurutnya tidak penting untuk dilakukan. Karenanya lelaki itu datang ke kantor papanya untuk menyelesaikan masalah tersebut."Ngapain sih Papa ngadain pesta pernikahan buat aku segala? Buat apa? Nggak penting, Pa," bantah lelaki itu begitu tiba di ruang kerja papanya.Johan menatap heran. "Loh, bukannya bagus, ya. Tujuan Papa mengadakan pesta pernikahan besar-besaran buatmu itu supaya orang-orang tahu kalau kalian sudah menikah. Apa kata orang nanti kalau mendengar anak Papa menikah tanpa pesta. Nikah secara diam-diaman?""Tapi kan pernikahan aku sama Citra juga udah lewat, Pa.""Pernikahan kamu sama Citra baru beberapa hari. Masih bisa diadakan pesta. Papa akan bilang ke orang-orang nanti kalau sebelumnya kalian menika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

30. Cerita Citra

"Dulu Mama dan Papa gue kerjaannya guru SMA. Waktu Mama dan Papa gue masih ada, gue selalu bahagia. Gue dimanjain sampai kakak gue iri. Tapi semenjak orang tua gue meninggal semuanya berubah." Akhirnya Citra memutuskan untuk bercerita pada suaminya."Berubah gimana?" tanya Atala."Waktu Mama dan Papa gue meninggal dalam kecelakaan pesawat, pihak maskapai memberi ganti rugi buat gue sebagai ahli waris Mama dan Papa. Waktu itu gue masih SMP. Dan kedua kakak gue ... gue lupa umur mereka berapa waktu itu, tapi yang pasti mereka udah nggak di bawah umur lagi.""Beda usia Kak Shinta sama Kak Nadia berapa?" tanya Atala kemudian.Citra menoleh. Tak menyangka dengan pertanyaan yang Atala lontarkan. "Kak Shinta lebih tua dua tahun dari Kak Nadia.""Hmm kalau sama lo beda jauh, ya. Maksud gue jarak usia Kak Nadia sama lo.""Iya. Soalnya katanya gue anak bungsu yang paling nggak diinginkan. Dulu Mama dan Papa gue cuman berencana punya dua anak, persis kayak peraturan pemerintah. Hingga bertahun-ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status