Share

28. Tempe Bacem

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2024-09-28 03:00:00
Masakan sop ayam ala Citra dan eyang putri sudah tersaji di atas meja. Tidak hanya sop ayam, mereka juga membuat tempe dan tahu bacem sebagai teman makannya. Juga membuat camilan tradisional yaitu cilok kacang.

Begitu melihat menu-menu itu tersaji di atas meja, Atala mengusap-usap perutnya yang tiba-tiba lapar. "Wah, enak, nih, buatan Eyang pasti, jadi pengin makan lagi," celetuk lelaki itu. Kebetulan hari sudah beranjak siang, menunjukkan pukul sebelas siang.

"Kalau Tuan Atala mau, makan saja Tuan, sini biar Bibi ambilin," ucap Bi Rahma.

"Eh, nggak usah, Bi." Atala mencegah Bi Rahma yang sudah mengambil piring untuknya. "Aku makannya nanti aja, tunggu Eyang Putri dulu sama Citra. Aku nggak mau duluin mereka."

"Katanya lapar."

"Aku cuman bercanda, Bi." Lelaki itu meringis.

Citra yang mendengar percakapan itu sejak tadi lagi-lagi memutar bola matanya malas. 'Caper banget tuh orang. Sok baik aja di depan Eyang.'

Lalu Atala terheran saat melihat menu di mangkok lain, yakni potongan-potong
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    29. Tak Ingin Pesta Pernikahan

    Rupanya Atala mendapat pesan dari papanya yang mengabarkan kalau tak lama lagi papanya akan mengadakan pesta besar-besaran untuk pernikahannya. Dan papanya meminta dia dan Citra bersiap-siap menghadapi momen itu. Tapi ternyata Atala tidak setuju dengan pesta itu. Yang menurutnya tidak penting untuk dilakukan. Karenanya lelaki itu datang ke kantor papanya untuk menyelesaikan masalah tersebut."Ngapain sih Papa ngadain pesta pernikahan buat aku segala? Buat apa? Nggak penting, Pa," bantah lelaki itu begitu tiba di ruang kerja papanya.Johan menatap heran. "Loh, bukannya bagus, ya. Tujuan Papa mengadakan pesta pernikahan besar-besaran buatmu itu supaya orang-orang tahu kalau kalian sudah menikah. Apa kata orang nanti kalau mendengar anak Papa menikah tanpa pesta. Nikah secara diam-diaman?""Tapi kan pernikahan aku sama Citra juga udah lewat, Pa.""Pernikahan kamu sama Citra baru beberapa hari. Masih bisa diadakan pesta. Papa akan bilang ke orang-orang nanti kalau sebelumnya kalian menika

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    30. Cerita Citra

    "Dulu Mama dan Papa gue kerjaannya guru SMA. Waktu Mama dan Papa gue masih ada, gue selalu bahagia. Gue dimanjain sampai kakak gue iri. Tapi semenjak orang tua gue meninggal semuanya berubah." Akhirnya Citra memutuskan untuk bercerita pada suaminya."Berubah gimana?" tanya Atala."Waktu Mama dan Papa gue meninggal dalam kecelakaan pesawat, pihak maskapai memberi ganti rugi buat gue sebagai ahli waris Mama dan Papa. Waktu itu gue masih SMP. Dan kedua kakak gue ... gue lupa umur mereka berapa waktu itu, tapi yang pasti mereka udah nggak di bawah umur lagi.""Beda usia Kak Shinta sama Kak Nadia berapa?" tanya Atala kemudian.Citra menoleh. Tak menyangka dengan pertanyaan yang Atala lontarkan. "Kak Shinta lebih tua dua tahun dari Kak Nadia.""Hmm kalau sama lo beda jauh, ya. Maksud gue jarak usia Kak Nadia sama lo.""Iya. Soalnya katanya gue anak bungsu yang paling nggak diinginkan. Dulu Mama dan Papa gue cuman berencana punya dua anak, persis kayak peraturan pemerintah. Hingga bertahun-ta

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    31. Pesta Pernikahan

    Tibalah hari itu, hari di mana pesta pernikahan Atala dan Citra dilaksanakan. Siang itu gedung The Imperial Wedding Hall terlihat begitu ramai oleh para tamu undangan. Mulai dari keluarga dekat, kerabat, teman, hingga kolega bisnis, semuanya berdatangan. Mobil-mobil mewah memenuhi area pelataran, menunjukkan siapa mereka.Lihatlah pasutri yang berdiri di singgasana yang mewah itu. Mereka begitu sibuk menyalami para tamu undangan yang menghampiri. Sibuk foto bersama. Sibuk menunjukkan senyum bahagia di depan orang-orang.Jangan tanya bagaimana perasaan Citra. Sejak tadi gadis itu gugup dan canggung. Dia juga merasa tak nyaman. Gugup dan canggung karena berada di keramaian. Dan merasa tak nyaman karena berada di pesta pernikahan mewah, tapi bukan dalam pernikahan yang dia inginkan. Semuanya penuh sandiwara dan itu membuatnya sakit. Meski sejak tadi dia berusaha untuk tenang, tetap saja dia tidak bisa. Tentu saja karena ini pengalaman pertama baginya.Bahkan sejak pertama kali dia turun d

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    32. Pasca Pesta Pernikahan

    Acara pesta pernikahan yang penuh sandiwara itu akhirnya selesai. Citra merasa lega luar biasa saat dia hendak pulang ke rumah. Namun, begitu Citra dan Atala keluar gedung dan melewati pintu utama--yang masih mengenakan pakaian pengantin--mereka sudah dikerubungi oleh para wartawan yang sejak tadi memang mengintai mereka, bahkan sepanjang pesta tadi peliput berita itu sudah menunggu, sesekali memotret dan merekam suasana pesta itu.Atala sebenarnya sudah tahu ini pasti akan terjadi. Papanya yang sengaja menyebarkan pada mereka tentang pesta pernikahan ini. Sebagai pengusaha kaya yang terkenal, usaha bisnis atau pun segala hal lain yang berkaitan dengan bisnis papanya pasti masuk berita. Atala, sebagai anaknya, juga terkena imbasnya. Namun, belakangan ini sudah lama hidup Atala tenang, tanpa diliput di media. Karena memang tidak ada hal-hal besar yang terjadi dalam hidupnya belakangan ini. Atala ingat, terakhir kali media membahas tentang dirinya yang mempunyai seorang pacar yang cant

    Last Updated : 2024-09-29
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    33. Gosip Menyebalkan

    Kabar Mengejutkan, Putra Tunggal Keluarga Sudiharto Mendadak Mengadakan Resepsi Pernikahan Mewah di Jakarta.Pewaris Tunggal Keluarga Sudiharto Mendadak Menikah Muda, Netizen Bertanya-Tanya.Begini Respons Johan Sudiharto Di Depan Awak Media Saat Ditanya Kapan Anaknya Menikah?Rahang Atala mengeras saat membaca serentetan judul berita online di ponselnya. Baru semalam dia mengadakan resepsi, paginya sudah banyak saja wartawan membuat berita tentang pernikahannya. Dugaannya tentang hal itu benar adanya."Kabar mengejutkan apaan sih nih berita ngawur aja. Kalau gue nikah mudah emangnya kenapa? Masalah buat lo? Sibuk banget ya ngurusin hidup orang. Arghh!!" Atala melempar ponselnya jauh di sofa seberang. Lelaki itu lalu bersidekap dada dan bersandar di sofa."Papa juga ngeselin, kenapa sih pesta gue nggak disembunyiin aja dari media? Kenapa harus kasih tahu orang-orang?" Sejenak Atala pun sadar itulah tujuan papanya mengadakan resepsi pernikahan mewah."Gitu-gitu aja dijadiin berita, ngga

    Last Updated : 2024-09-29
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    34. Pernikahan Sementara?

    Citra menoleh kaku ke arah eyang, gadis itu lalu menatap eyang tak mengerti. Dahinya berkernyit. "Pernikahan sementara apa sih, Eyang?""Jangan pura-pura ndak ngerti kamu, Citra. Eyang dengar tadi percakapan kalian, kamu bilang pernikahanmu dengan Atala cuman sementara dan kalian ndak saling mencintai.""Aku nggak ngomong gitu kok, Eyang." Citra menggeleng. "Eyang salah dengar mungkin."Sementara Atala diam saja sejak tadi, ikut mendengarkan dengan jantung berdebar. Dan akan menyahut di waktu yang tepat.Eyang terlihat marah. "Eyang tahu Eyang udah tua. Tapi Eyang belum budek. Eyang dengar tadi kamu ngomong begitu."Citra lalu menatap Atala, meminta bantuan. Atala yang mengerti langsung tertawa pelan. "Hmmm aku tahu nih maksud Eyang," ucap lelaki itu akhirnya. Citra menunggu dengan jantung berdebar dan rasa penasaran luar biasa. Apa lagi ide lelaki ini?Atala lalu menatap Citra. "Kan tadi kita lagi ngomongin pernikahan teman kita, itu siapa namanya, Shelin, ya?" Atala menatap Citra p

    Last Updated : 2024-09-29
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    35. Bohong

    Ternyata Rani tak mau percaya dan mengertikan Atala begitu saja. Gadis itu masih saja marah dengan tak memedulikan Atala dan memberi lelaki itu perhatian. Hal itu membuat Atala kalang-kabut, dia berusaha mencari cara agar Rani mau mengerti dan percaya dengan janji-janjinya.Dan Rani akhirnya mau percaya dan terima dengan sebuah syarat.Atala mengusap wajahnya. "Oke, mau kamu apa?""Aku mau malam ini juga kamu temanin aku jalan-jalan. Terus kita ke Mall dan beliin semua barang-barang yang aku mau."Atala terdiam sejenak mendengar persyaratan itu."Kenapa diam? Nggak bisa penuhin?""Oke. Aku jemput kamu sekarang, ya." Atala langsung menjawab.Malam itu juga Atala bergegas keluar, menjemput Rani. Meski ada eyang, Atala tetap mencari cara untuk keluar. Dia pikir eyang pun tak akan tahu dia ke mana dan dengan siapa."Mau ke mana lo?" Citra masuk ke kamar saat dia sedang bersiap-siap mengenakan jaket dengan terburu-buru."Jalan sama Rani," jawab Atala. "Kalau Eyang nanya lo bisa kan cari ala

    Last Updated : 2024-09-29
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    36. Perdebatan

    "Makasih, ya, Sayang untuk semuanya hari ini." Wajah gadis cantik itu tersenyum manis. Membuat lelaki di hadapannya semakin senang melihatnya.Lelaki itu membalas senyumnya. "Iya, Sayang. Semuanya, apa pun itu bakal aku lakuin buat kamu asal kamu tetap di samping aku.""Kamu bisa aja, sih, Sayang.""Serius aku.""Ya udah, kalau gitu aku turun dulu, ya. Sekali lagi makasih." Gadis cantik itu tersenyum melihat tootbag di genggaman tangannya. Dia baru saja habis memborong Mall bersama sang pacar."Oke. I love you.""I love you too, Sayang." Gadis itu lantas turun dari mobil membawa tootbag-nya yang begitu banyak.Lelaki di dalam mobil SUV putih itu masih memperhatikan kepergian sang gadis yang melenggang menuju rumah mewah bertingkat dua itu. Perasaannya sudah benar-benar lega sekarang. Masalahnya sudah clear.Ting! Ting!Sampai suara pesan masuk menyadarkannya.Dia pun merogoh ponselnya dari saku celana. Pesan dari papa dan istrinya masuk hampir bersamaan. Dia membacanya satu per satu. P

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    172. Melupakan Kesedihan

    "Aku ... aku punya kabar duka, Eyang," ucap Citra pada eyang ditelepon setelah eyang bertanya ada apa."Kabar duka apa, Nduk?" Suara Eyang terdengar cemas. "Aku ... keguguran, Eyang." Air mata Citra sontak menetes bersamaan dengan dia mengucapkan kalimat itu. Masih sedih saja hatinya mengingat ketiadaan bayinya padahal kemarin bayinya masih ada dalam kandungannya. Dadanya juga terasa sesak. "Bayiku udah nggak ada.""Ya Allah Gusti ...." Suara Eyang terdengar sedih. Dan sepertinya eyang putri menangis di seberang sana. "Ini semua ...." Citra berhenti ketika hendak mengucapkan kata-kata 'ini semua salahku, aku nggak becus jaga kandungan, aku nggak bisa jadi ibu yang baik'.Dia berhenti mengucapkannya karena ingat pesan Atala yang mengatakan seharusnya dia tak boleh menyalahi diri. "Apa, Nduk?""Enggak, Eyang. Mungkin ini semua udah takdir Allah, ya, Eyang. Eyang jangan sedih, ya. Nanti aku pasti bisa hamil lagi, kok." Citra tersenyum. Sejatinya dia tengah menghibur dirinya sendiri."

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    171. Kesedihan Citra

    Dua hari berlalu. Citra masih memikirkan kandungannya yang keguguran. Meski Atala berkali-kali mengatakan sebaiknya dia tak perlu menyalahkan dirinya. Tetap saja, Citra merasa bersalah karena kenyataannya memang begitu. Karena dia sadar jauh dalam lubuk hatinya paling dalam, dia belum siap menjadi ibu, dan Atala tak tahu itu. Tak ada yang tahu isi hatinya selain dirinya dan Tuhan. Seketika kenangan dan kejadian lalu itu pun teringat lagi. Dia ingat bagaimana selama ini dia tak begitu menginginkan bayi itu. Percakapannya dengan Bi Rahma waktu pertama kali dia tahu dia hamil pun terngiang. "Aku nggak mau hamil, Bi ...." "Kenapa Non jadi sedih? Harusnya Non bahagia kan? Kan Non sudah menikah dengan Tuan Atala. Memang sudah seharusnya Non hamil." "Tapi, Bi .... Aku belum siap. Aku belum siap mengurus anak, aku takut ...." "Non jangan pesimis begitu .... Ingat, ya, apa pun yang Allah kehendaki itulah yang terbaik. Non ingat kan dulu Non sendiri juga ndak mau menikah dengan Tuan Atala.

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    170. Rasa Bersalah Citra

    Sejak dalam perjalanan hingga sampai ke rumah, Citra hanya berdiam diri. Bahkan dia tak menyahut ketika Bi Rahma menegurnya. Bi Rahma mengalihkan pandang pada Atala yang hanya dibalas gelengan kepala. Atala membiarkan Citra masuk ke kamar. Lantas dia bicara pada Bi Rahma."Ada apa, Tuan? Kenapa Non Citra begitu sedih? Kandungannya baik-baik saja, kan?" Meski sudah tahu apa yang mungkin terjadi, Bi Rahma masih berharap yang baik-baik.Atala terdiam lama sebelum akhirnya menjawab. "Citra keguguran, Bi." Dia berterus-terang. Wajahnya tertunduk lesu. Membayangkan bagaimana dia mengatakan berita buruk ini pada keluarga yang lain, terutama papa. "Ke-keguguran, Tuan?" Bi Rahma tampak tak percaya. Atala diam saja. Dan itu cukup menjelaskan."Ya Allah ...." Bi Rahma sampai menutup mulutnya. "Kasihan Non Citra." Art itu bisa langsung membayangkan bagaimana perasaan Citra saat ini. "Non Citra sekarang pasti sedih sekali. Pantas saja tadi banyak diam.""Iya, Bi. Bi aku ke kamar dulu, ya, temeni

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    169. Musibah

    Mendengar itu, Atala spontan menoleh. Wajah lelaki itu langsung berubah melihat istrinya kesakitan sambil memegangi perut."Citra!" Dia pun berlari mendatangi istrinya itu. "Perut kamu kenapa?" tanyanya saat memegangi tubuh istrinya. Rasa kesal tadi sontak menguap entah kemana bergantikan rasa khawatir luar biasa."Perut aku sakit banget." Citra merintih. "Kita ke rumah sakit sekarang, ya?"Atala langsung membopong istrinya turun ke bawah dengan tergesa. Sebelum pergi, dia meneriaki Bi Rahma untuk memberitahu kalau dia dan Citra akan pergi ke rumah sakit.Meski sempat khawatir melihat keadaan majikannya itu, Bi Rahma menurut. "Ya Allah semoga Non Citra ndak kenapa-kenapa. Semoga kandungannya baik-baik saja," doa sang art itu dengan tulus.***Atala mondar-mandir dengan gelisah di depan ruang kebidanan. Di balik rasa khawatirnya terhadap kandungan istrinya, dia masih berharap dan berdoa kalau kandungan isrinya yang baru seumur jagung itu baik-baik saja. Begitu pintu ruang itu terbuka

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    168. Salah Paham

    "Sayang, hari ini kita jalan-jalan, yuk!" ajak Citra kala dia mendapati suaminya sedang termenung di balkon lantai atas. Tapi suaminya itu hanya berdiam diri, tak bereaksi sedikit pun setelah mendengar suaranya. Seolah dia sudah bisa menebak hal itu.Citra sudah menduga semua ini. Hal yang dia takutkan akhirnya terjadi. Atala marah karena mengetahui Dimas masih meneleponnya. Begitu melihat siapa yang meneleponnya, Citra langsung bergegas ke atas menyusuli suaminya, berusaha untuk mencairkan suasana. Dia mencari suaminya itu ke sana kemari. Namun, ternyata suaminya di sini. Dan suaminya itu tak bergeming sedikitpun mendengar suaranya. Dia benar-benar marah.Tapi Citra tentu saja tak menyerah. Wanita itu menghela napas, berjalan mendekati suaminya. Mencoba memberanikan diri memeluk pinggang suaminya. Dan kali ini, Atala tak melepasnya, tapi tak juga membalas pelukannya. Citra pun melepas pelukannya. "Kamu marah, ya, sama aku? Kenapa?" Dia mulai bertanya.Citra tak ingin masalah ini be

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    167. Kekhawatiran yang Terjadi

    Hari-hari terus berlalu, kehidupan Citra dan Atala berjalan bahagia seperti biasanya. Meski kadang kala Atala merasa beban yang ditanggungnya terasa berat, dia tetap kuat. Karena dia bersama Citra. Kebahagiaan Citra adalah kebahagiaannya juga. Maka dia akan berusaha melakukan apa pun untuk kebahagiaan istrinya itu.Hari itu hari Minggu. Atala tentu saja tak ke kampus. Dan dia punya banyak waktu luang untuk istrinya. Sebenarnya Atala bisa mengajak Citra jalan-jalan. Namun, mengingat istrinya yang hamil dan harus lebih menjaga kandungan, mereka memilih diam di rumah saja. Lagipula bagi seorang Atala tak masalah dia diam di rumah, asal bersama sang istri tercinta.Citra sedang mandi di toilet yang ada di kamarnya saat Atala hanya rebahan di kasurnya.Pria itu nyaris jatuh tertidur ketika dia mendengar bunyi dering ponsel khas milik istrinya.Atala pun seketika terjaga. "Sayang, ponsel kamu bunyi tuh? Angkat, dong," racaunya setengah sadar. Hening, tak ada sahutan dari Citra. Dan ponsel

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    166. Bucinku

    Sejak hari itu, Citra jadi lebih kalem. Dia lebih serius mendengarkan apa kata suaminya. Dia makan dan minum vitamin secara teratur. Setelah makan dan minum dia rebahan, sesekali sambil main ponsel.Beberapa hari belakangan ini, Dimas tak ada menghubunginya lagi, entah itu sekadar chat atau telepon. Membuatnya sedikit lega. Kata dokter, selama masa kehamilan, sebisa mungkin Citra tak boleh banyak pikiran. Apalagi memikirkan hal yang tidak penting. Ya, Citra bisa untuk sedikit tenang dan tidak memikirkan apa pun dulu, kecuali ... masalah Dimas itu. Citra mungkin baru akan berhenti memikirkannya jika dia sudah bercerita pada suaminya. Tapi ... Citra belum berani cerita sekarang. Citra memijit pelipisnya yang tiba-tiba pusing. Peringatan Atala tempo hari yang terdengar begitu tegas kembali membayangi."Aku serius kali ini, Sayang. Aku mau mulai sekarang kamu lebih menjaga kandunganmu. Kamu harus lebih dengarkan aku. Kalau sekali aja aku dengar kabar buruk dari kamu dan itu karena ka

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    165. Ketegasan Atala

    "Bi Rahma! Bi Rahma!" Atala mendengar suara Citra dari luar tepat saat lelaki itu berdiri di depan pintu kamarnya. Sebelum Bi Rahma datang memenuhi panggilan, Atala lebih dulu membuka pintu kamar tersebut. Dia mendapati istrinya duduk di atas kasur sambil berteriak. Dan istrinya itu langsung terdiam begitu melihat dirinya. "Ada apa teriak-teriak? Kamu butuh apa?" tanya Atala seraya berjalan mendekat. Citra menghela napas lega. "Kenapa, Sayang? Kamu mau makan?" tanya Atala lagi ketika jarak mereka sudah sangat dekat. "Atala." Citra malah memanggilnya dan memegangi tangannya. "Iya ada apa, Sayangku?" Atala mengecup tangan istrinya yang tampak memelas. "Kamu udah pulang?" "Udah barusan." Melihat suaminya ad di depan mata, Citra mengangguk lega. "Kenapa? Kamu manggil Bi Rahma ada apa?" tanya Atala lagi. "Enggak, aku cuman nyariin kamu tadi. Soalnya Bi Rahma bilang sebentar lagi kamu pulang, tapi kamu malah nggak pulang-pulang." Atala menyengir lebar mende

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    164. Kegelisahan Citra (2)

    "Bi Rahma! Bi Rahma!" Begitu tiba di rumah sahabatnya itu, Bi Rahma orang pertama yang Tasya panggil, karena dia tahu Atala sedang tak ada di rumah. Tanpa menunggu lama, Bi Rahma pun keluar dengan wajah paniknya. Beliau yang sudah mengenal Tasya pun bertanya ada apa? "Citra pingsan, Bi, Citra di dalam mobil," beritahu Tasya. "Aku nggak kuat angkatnya sendiri, Bi." Bi Rahma yang mengerti pun langsung tahu apa yang harus dia lakukan. Singkat cerita, Bi Rahma dan Tasya membopong Citra membawanya sampai ke kamar. Bi Rahma bahkan menyelimuti tubuh majikannya itu. "Kenapa Non Citra bisa pingsan?" tanya Bi Rahma pada Tasya yang terdiam. *** Bi Rahma duduk menunggu Citra. Cukup lama wanita itu pingsan sampai akhirnya dia siuman juga. Dan membuat Bi Rahma merasa lega. "Alhamdulillah, Non Citra sudah sadar." Citra hanya melirik Bi Rahma di sampingnya. "Apa yang Non rasakan sekarang? Perutnya masih sakit?" Citra hanya menggeleng. "Non Citra kenapa tadi bisa pingsan?

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status