"Setelah apa yang kamu lakukan ke Eyang kemarin, kamu masih bisa ngomong begini?"Citra terkekeh. "Ya, bisa lah, Kak. Aku masih peduli sama Eyang--""Kalau kamu memang peduli, harusnya kamu mau menampung Eyang.""Loh, bukannya kemarin kita udah sama-sama dengar keputusan Atala? Atala juga nggak bisa terima Eyang. Kita punya alasan pribadi kenapa kita nggak bisa terima Eyang. Dan alasan itu nggak bisa kita ceritain ke Kakak. Harusnya Kakak ngerti." Citra mulai emosi."Harusnya kamu bisa, dong, bujuk suamimu ...." Kak Shinta terlihat tak mau kalah. Citra jadi makin yakin kalau kakaknya itu memang tidak mau mengurusi eyang putri."Ya, nggak bisa gitu, dong, Kak. Kak Shinta sendiri yang bilang rumah mewah itu punya Atala, bukan punya aku. Jadi aku nggak bisa maksa. Tahu diri ajalah, Kak. Sebagai istri yang baik aku harus nurut sama suami kan?"Kak Shinta terdiam, seakan tak dapat menjawab lagi. "Dan Kak Shinta nggak berhak melarang aku ketemu Ey
Read more