Share

26. Sarapan Bersama

Penulis: Aprillia D
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 15:00:00
"Suami istri yang udah sah wajib menjalani kewajibannya. Kalau nggak sama aja kayak suami dan istri yang durhaka. Kayak lo yang bentak-bentak suami lo sendiri, kalau suami lo nggak terima, lo udah berdosa. Itu fakta."

Kata-kata itu terus terngiang di kepala Citra. Sangat mengganggu pikirannya. Dia baru tahu Atala bisa berkata seperti itu. Dan kenapa baru sekarang lelaki itu membicarakan soal fakta? Kenapa dia membuat perjanjian kalau dia tahu pernikahan itu tidak boleh dipermainkan?

'Sial! Kenapa sih dia bisa-bisanya ngomong begitu?' batin Citra meradang.

"Citra ... dimakan nasinya, Cu, jangan diacak-acak begitu ...," tegur Eyang putri yang duduk di sebelahnya. "Makannya pelan-pelan, sendoknya jangan dipukul."

Pikiran Citra yang kalut membuatnya tidak fokus dengan apa yang dia lakukan sekarang hingga tanpa sadar dia mengetukkan sendok ke piring dengan keras.

Citra pun tersadar dan sontak menegakkan kepalanya. Di hadapannya duduk Atala yang saat ini juga sedang menatapnya. Mereka jadi b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    27. Ditegur Eyang

    "Aku tuh memang bukan anak orang kaya banget gitu, ya, Bi." Citra bercerita pada Bi Rahma sambil memotong kentang yang sudah dia kupas. Sedangkan eyang meracik bumbu sop ayam menggunakan blender. Walau eyang putri sempat bingung cara menggunakannya. Yang kemudian diajar Bi Rahma. Meski sudah ada eyang, Bi Rahma tetap membantu, seperti membantu mengarahkan Citra jika Citra melakukan kesalahan, membantu mencuci dan memotong ayam, membantu mengerjakan pekerjaan yang sekiranya tidak bisa Citra lakukan.Hingga Citra pun menjelaskan kalau dia biasa masak dan meminta Bi Rahma untuk tidak memperlakukannya berlebihan seperti ratu. "Maksudku dibanding Atala, keluargaku nggak sekaya dia. Cuman ya nggak miskin juga. Keluargaku berasal dari keluarga yang biasa-biasa aja. Aku juga pernah diajarin masak dan beres-beres rumah sama Mama. Apalagi semenjak orang tuaku meninggal dan aku jadi tinggal sama Eyang. Aku jadi lebih rajin bantuin mereka. Dulu kan Eyang jualan nasi kuning di sekolah. Aku juga p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    28. Tempe Bacem

    Masakan sop ayam ala Citra dan eyang putri sudah tersaji di atas meja. Tidak hanya sop ayam, mereka juga membuat tempe dan tahu bacem sebagai teman makannya. Juga membuat camilan tradisional yaitu cilok kacang.Begitu melihat menu-menu itu tersaji di atas meja, Atala mengusap-usap perutnya yang tiba-tiba lapar. "Wah, enak, nih, buatan Eyang pasti, jadi pengin makan lagi," celetuk lelaki itu. Kebetulan hari sudah beranjak siang, menunjukkan pukul sebelas siang."Kalau Tuan Atala mau, makan saja Tuan, sini biar Bibi ambilin," ucap Bi Rahma."Eh, nggak usah, Bi." Atala mencegah Bi Rahma yang sudah mengambil piring untuknya. "Aku makannya nanti aja, tunggu Eyang Putri dulu sama Citra. Aku nggak mau duluin mereka.""Katanya lapar.""Aku cuman bercanda, Bi." Lelaki itu meringis.Citra yang mendengar percakapan itu sejak tadi lagi-lagi memutar bola matanya malas. 'Caper banget tuh orang. Sok baik aja di depan Eyang.'Lalu Atala terheran saat melihat menu di mangkok lain, yakni potongan-potong

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    29. Tak Ingin Pesta Pernikahan

    Rupanya Atala mendapat pesan dari papanya yang mengabarkan kalau tak lama lagi papanya akan mengadakan pesta besar-besaran untuk pernikahannya. Dan papanya meminta dia dan Citra bersiap-siap menghadapi momen itu. Tapi ternyata Atala tidak setuju dengan pesta itu. Yang menurutnya tidak penting untuk dilakukan. Karenanya lelaki itu datang ke kantor papanya untuk menyelesaikan masalah tersebut."Ngapain sih Papa ngadain pesta pernikahan buat aku segala? Buat apa? Nggak penting, Pa," bantah lelaki itu begitu tiba di ruang kerja papanya.Johan menatap heran. "Loh, bukannya bagus, ya. Tujuan Papa mengadakan pesta pernikahan besar-besaran buatmu itu supaya orang-orang tahu kalau kalian sudah menikah. Apa kata orang nanti kalau mendengar anak Papa menikah tanpa pesta. Nikah secara diam-diaman?""Tapi kan pernikahan aku sama Citra juga udah lewat, Pa.""Pernikahan kamu sama Citra baru beberapa hari. Masih bisa diadakan pesta. Papa akan bilang ke orang-orang nanti kalau sebelumnya kalian menika

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    30. Cerita Citra

    "Dulu Mama dan Papa gue kerjaannya guru SMA. Waktu Mama dan Papa gue masih ada, gue selalu bahagia. Gue dimanjain sampai kakak gue iri. Tapi semenjak orang tua gue meninggal semuanya berubah." Akhirnya Citra memutuskan untuk bercerita pada suaminya."Berubah gimana?" tanya Atala."Waktu Mama dan Papa gue meninggal dalam kecelakaan pesawat, pihak maskapai memberi ganti rugi buat gue sebagai ahli waris Mama dan Papa. Waktu itu gue masih SMP. Dan kedua kakak gue ... gue lupa umur mereka berapa waktu itu, tapi yang pasti mereka udah nggak di bawah umur lagi.""Beda usia Kak Shinta sama Kak Nadia berapa?" tanya Atala kemudian.Citra menoleh. Tak menyangka dengan pertanyaan yang Atala lontarkan. "Kak Shinta lebih tua dua tahun dari Kak Nadia.""Hmm kalau sama lo beda jauh, ya. Maksud gue jarak usia Kak Nadia sama lo.""Iya. Soalnya katanya gue anak bungsu yang paling nggak diinginkan. Dulu Mama dan Papa gue cuman berencana punya dua anak, persis kayak peraturan pemerintah. Hingga bertahun-ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    31. Pesta Pernikahan

    Tibalah hari itu, hari di mana pesta pernikahan Atala dan Citra dilaksanakan. Siang itu gedung The Imperial Wedding Hall terlihat begitu ramai oleh para tamu undangan. Mulai dari keluarga dekat, kerabat, teman, hingga kolega bisnis, semuanya berdatangan. Mobil-mobil mewah memenuhi area pelataran, menunjukkan siapa mereka.Lihatlah pasutri yang berdiri di singgasana yang mewah itu. Mereka begitu sibuk menyalami para tamu undangan yang menghampiri. Sibuk foto bersama. Sibuk menunjukkan senyum bahagia di depan orang-orang.Jangan tanya bagaimana perasaan Citra. Sejak tadi gadis itu gugup dan canggung. Dia juga merasa tak nyaman. Gugup dan canggung karena berada di keramaian. Dan merasa tak nyaman karena berada di pesta pernikahan mewah, tapi bukan dalam pernikahan yang dia inginkan. Semuanya penuh sandiwara dan itu membuatnya sakit. Meski sejak tadi dia berusaha untuk tenang, tetap saja dia tidak bisa. Tentu saja karena ini pengalaman pertama baginya.Bahkan sejak pertama kali dia turun d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    32. Pasca Pesta Pernikahan

    Acara pesta pernikahan yang penuh sandiwara itu akhirnya selesai. Citra merasa lega luar biasa saat dia hendak pulang ke rumah. Namun, begitu Citra dan Atala keluar gedung dan melewati pintu utama--yang masih mengenakan pakaian pengantin--mereka sudah dikerubungi oleh para wartawan yang sejak tadi memang mengintai mereka, bahkan sepanjang pesta tadi peliput berita itu sudah menunggu, sesekali memotret dan merekam suasana pesta itu.Atala sebenarnya sudah tahu ini pasti akan terjadi. Papanya yang sengaja menyebarkan pada mereka tentang pesta pernikahan ini. Sebagai pengusaha kaya yang terkenal, usaha bisnis atau pun segala hal lain yang berkaitan dengan bisnis papanya pasti masuk berita. Atala, sebagai anaknya, juga terkena imbasnya. Namun, belakangan ini sudah lama hidup Atala tenang, tanpa diliput di media. Karena memang tidak ada hal-hal besar yang terjadi dalam hidupnya belakangan ini. Atala ingat, terakhir kali media membahas tentang dirinya yang mempunyai seorang pacar yang cant

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    33. Gosip Menyebalkan

    Kabar Mengejutkan, Putra Tunggal Keluarga Sudiharto Mendadak Mengadakan Resepsi Pernikahan Mewah di Jakarta.Pewaris Tunggal Keluarga Sudiharto Mendadak Menikah Muda, Netizen Bertanya-Tanya.Begini Respons Johan Sudiharto Di Depan Awak Media Saat Ditanya Kapan Anaknya Menikah?Rahang Atala mengeras saat membaca serentetan judul berita online di ponselnya. Baru semalam dia mengadakan resepsi, paginya sudah banyak saja wartawan membuat berita tentang pernikahannya. Dugaannya tentang hal itu benar adanya."Kabar mengejutkan apaan sih nih berita ngawur aja. Kalau gue nikah mudah emangnya kenapa? Masalah buat lo? Sibuk banget ya ngurusin hidup orang. Arghh!!" Atala melempar ponselnya jauh di sofa seberang. Lelaki itu lalu bersidekap dada dan bersandar di sofa."Papa juga ngeselin, kenapa sih pesta gue nggak disembunyiin aja dari media? Kenapa harus kasih tahu orang-orang?" Sejenak Atala pun sadar itulah tujuan papanya mengadakan resepsi pernikahan mewah."Gitu-gitu aja dijadiin berita, ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    34. Pernikahan Sementara?

    Citra menoleh kaku ke arah eyang, gadis itu lalu menatap eyang tak mengerti. Dahinya berkernyit. "Pernikahan sementara apa sih, Eyang?""Jangan pura-pura ndak ngerti kamu, Citra. Eyang dengar tadi percakapan kalian, kamu bilang pernikahanmu dengan Atala cuman sementara dan kalian ndak saling mencintai.""Aku nggak ngomong gitu kok, Eyang." Citra menggeleng. "Eyang salah dengar mungkin."Sementara Atala diam saja sejak tadi, ikut mendengarkan dengan jantung berdebar. Dan akan menyahut di waktu yang tepat.Eyang terlihat marah. "Eyang tahu Eyang udah tua. Tapi Eyang belum budek. Eyang dengar tadi kamu ngomong begitu."Citra lalu menatap Atala, meminta bantuan. Atala yang mengerti langsung tertawa pelan. "Hmmm aku tahu nih maksud Eyang," ucap lelaki itu akhirnya. Citra menunggu dengan jantung berdebar dan rasa penasaran luar biasa. Apa lagi ide lelaki ini?Atala lalu menatap Citra. "Kan tadi kita lagi ngomongin pernikahan teman kita, itu siapa namanya, Shelin, ya?" Atala menatap Citra p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29

Bab terbaru

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    136. Terbongkar

    Beberapa hari yang lalu. Hari itu pada acara grand opening Senja Cafe Atala. Johan terlihat asyik mengobrol bersama koleganya yang juga datang di acara itu sambil menikmati kopi Senja Cafe. Namun, tiba-tiba sebuah pesawat kertas menghampiri dan jatuh tepat di bahunya membuatnya menoleh. Pesawat kertas itu kemudian jatuh ke lantai. Belum sempat dia mencerna apa yang terjadi, seorang gadis kecil berlari menghampiri, memungut pesawat kertas itu. "Eh, Nuri ... hati-hati, dong, mainnya ...." Seorang wanita datang menghampiri dan menegurnya. "Kena opa, tuh. Minta maaf dulu sama Opa." Gadis kecil itu menatap Johan yang tengah duduk di kursinya sambil memegangi pesawat kertasnya. "Opa, maaf, ya." Alih-alih marah, Johan tersenyum melihat gadis kecil itu. "Its okay." Dia kenal gadis kecil bernama Nuri itu. Anak itu adalah anak Shinta, kakaknya Citra. Jadi Nuri itu keponakannya Citra juga. Gadis kecil itu lalu tersenyum malu-malu. "Maaf, ya, Pak." Sang ibu terlihat tak nyaman. "Ngga

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    135. Surat Perjanjian yang Ditemukan

    Sebelum menemui papa, Citra kembali masuk ke kamar untuk memberitahu suaminya. "Atala, ada Papa di luar." Atala yang masih berbaring santai di atas kasur menanggapi dengan santai. "Temuin, dong." "Menurut kamu kenapa Papa datang ke sini? Mendadak lagi." Bukannya langsung menemui papa, Citra malah bertanya. Atala pun bangun dari pembaringannya. "Emangnya Papa nggak boleh datang ke rumah kita?" "Bukan gitu. Tadi Bi Rahma bilang wajah Papa kayak tegang gitu, kayak marah. Aku takut kalau Eyang udah ngadu sama Papa tentang--" "Kamu temuin Papa aja belum udah mikir ke mana-mana," potong Atala yang membuat Citra langsung terdiam. Wajah Atala begitu terlihat tak suka. Citra merasa dia sudah salah bicara. "Maksud aku tuh ...." Atala lalu berdiri, berjalan keluar kamar. "Biar aku aja yang temui Papa." Citra menghela napas. Gadis mengenakan daster itu memutuskan mengikuti suaminya, menemui papa juga. Waktu Citra keluar, dia mendengar percakapan papa mertua dan suaminya itu s

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    134. Mencari Solusi

    "Atala, kita nggak bisa diam aja. Kita harus cari cara gimana caranya biar Eyang percaya lagi. Aku nggak bisa kaya gini. Aku nggak mau Eyang marah sama aku!" Citra menggeleng. Perasaannya cemas luar biasa. Ingin rasanya dia melakukan apa pun, tapi saat ini dia benar-benar buntu, tak ada ide lagi untuk membujuk eyang. Wajah eyang putri yang kecewa bahkan masih terbayang-bayang di benaknya.Berhari-hari mereka memikirkan solusi masalah itu bagaimana caranya agar eyang percaya sama mereka. Atala dan Citra bahkan juga sudah menelepon eyang putri, tapi eyang tak merespons.Atala yang kini bersandar di kepala kasurnya malah tersenyum miring, terlihat santai saja. "Aku tahu gimana caranya."Mendengar itu, Citra menatap suaminya ingin tahu. "Gimana?""Kita harus buktiin ke Eyang kalau kita udah tidur bareng. Kamu harus cepat-cepat hamil. Kita harus rajin-rajin." Atala mengangkat kedua alisnya."Rajin-rajin apa?" Citra tak mengerti. "Atala yang serius, dong.""Rajin-rajin itu masak nggak ngert

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    133. Niat Bercerai?

    Pasca malam pertama itu, hubungan Atala dan Citra semakin harmonis saja. Mereka bahkan melakukan hubungan suami-istri nyaris setiap hari, bahkan mereka juga melakukannya di siang hari saat keduanya tidak ada kesibukan. Hal itu membuat Citra jadi sering menghabiskan waktu di kamar Atala. Bi Rahma seringkali mendapati Citra keluar dari kamar Atala. Citra tahu mungkin ART-nya itu berpikir yang aneh-aneh tentangnya. Meskipun begitu Citra tetap tak mau mereka tahu bahwa dia dan Atala sudah melakukan malam pertama.Karenanya hari itu semua pakaian yang kotor akibat malam pertama itu seperti selimut yang telah dia jadikan handuk, atau seprai yang terkena noda darah dan juga piyamanya dia cuci sendiri menggunakan tangan. Dia mencucinya di kamar mandi Atala. Dia tak mau membawa pakaian kotor itu keluar, tak ingin menimbulkan kecurigaan. Karena dia tahu, para ART-nya itu tak akan membiarkannya mencuci sendiri.Ketika tugasnya mencuci sudah selesai, dia meminta Atala untuk menjemurnya di tempa

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    132. Pagi Harinya

    Suara burung yang merdu terdengar nyaring, menembus ruang kamar Atala yang kedap. Cicit burung yang terdengar samar membuat Citra membuka matanya perlahan.Yang pertama kali dia lihat adalah plafon kamar yang amat dia kenali. Gadis itu lalu mengerjap-ngerjap dan melirik tubuhnya yang berbungkus selimut. Tangan kekar yang amat dia kenali menindih tubuhnya. Citra membelalak dan spontan menoleh ke samping. Awalnya lagi-lagi dia terkejut. Tapi dia terdiam sebentar, berpikir, sebelum akhirnya sadar apa yang terjadi, apa yang dia lakukan tadi malam. Mengingat kejadian itu, Citra tersenyum malu. Dia sampai menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ternyata begini rasanya bercinta. Citra melirik jam yang sudah menunjukkan pukul enam. Lantas dia mengusap tangan suaminya di atas perutnya. "Sayang, bangun udah pagi," bisiknya.Bukannya bangun, Atala hanya bergumam dan semakin mempererat pelukannya di tubuh istrinya.Citra tersenyum. "Serius masih mau tidur?""Hmm." Atala bergumam tidak

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    131. Malam Pertama

    "Aku mau bilang sama kamu kalau aku ... bahagia banget hari ini." Citra tersenyum mengungkapkan isi hatinya pada suaminya itu. Gadis itu berbicara menghadap jendela, menatap gorden. Dan Atala di belakangnya, memandangnya dengan heran. Namun, ketika Atala sudah mendengar ungkapan dari istrinya itu, Atala pun mengerti dan tersenyum. "Bahagia kenapa memangnya?" tanyanya kemudian. Citra spontan berbalik, mendapati Atala sudah mengenakan baju kaos putih dan celana pendek. Gadis itu lalu berjalan mendekati suaminya. Berhenti ketika jarak tubuh mereka hanya beberapa senti. "Ya, bahagia karena kamu udah wujudin mimpi-mimpi aku." "Mimpi bangun kafe?" "Selain itu kamu juga menghargai aku. Kamu baik banget sama aku." Citra masih tersenyum. "Hmm ...." Atala mengangguk-angguk. "Jadi ke kamar aku cuman mau bilang itu? Kayak penting banget." "Itu penting buat aku. Dan karena kamu udah baik banget sama aku ...." Citra lalu mengelus dada bidang Atala yang berbungkus kaos tipis, hingga b

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    130. Hadiah Untuk Atala

    Malam harinya pasca grand opening itu. Di kamarnya, Citra merenung sambil duduk di pinggir kasur. Dia mengingat kejadian-kejadian hari ini. Dan bagaimana kejadian-kejadian di acara grand opening tadi. Bagaimana Atala memperlakukannya dengan baik dan istimewa di depan orang-orang. Atala juga sangat menghargainya. Terlebih papa mertuanya itu. Percakapannya dengan sang papa mertua pun kembali terngiang. "Jujur Papa senang dan bangga sekali melihat perubahan dalam sikap Atala. Dan itu pasti karena jasamu. Papa tahu itu." "Atala mau berubah pun karena kamu, Citra. Karena dia merasa sudah memiliki istri. Dan apa pun itu Papa percaya semua ada andil kamu di belakangnya, termasuk kesuksesan Atala kelak." "Kamu tahu ada kata-kata terdahulu yang mengatakan 'Di balik kesuksesan seorang pria, ada wanita yang hebat' kamu percaya? Kalau Papa sangat percaya." "Papa titip Atala sama kamu, ya, Citra. Terima kasih jika kamu mau menerima anak Papa yang masih punya banyak kekurangan. Ka

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    129. Andil Citra

    "Jujur Papa senang dan bangga sekali melihat perubahan dalam sikap Atala." Papa Johan memulai bicaranya saat dia duduk di kursi yang ada di ruang kerja Citra. Menatap Citra yang masih duduk di kursi kerjanya. Citra tersenyum. "Iya, Pa. Alhamdulillah Atala udah ada perkembangan sekarang." "Dan itu pasti karena jasamu. Papa tahu itu." Johan tersenyum. Citra terdiam. Dia merasa tidak melakukan apa pun. Tapi dia ingat ucapan papa dulu yang pernah mempercayainya kalau dia bisa mengubah perilaku Atala. "Tapi kamu harus percaya, Citra. Atala nggak seburuk yang kamu pikirkan. Atala jadi begitu gara-gara Papa. Papa nggak bisa jadi orang tua tunggal untuknya. Atala hanya butuh sosok perempuan yang lembut yang bisa mendidiknya. Dan dia sudah kehilangan sosok itu semenjak ibunya meninggal. Makanya Papa menikahkan dia dengan kamu. Papa berharap kamu bisa mengubahnya, mendidiknya layaknya ibu mendidik anaknya." "Tapi, Pa, aku juga nggak yakin aku bisa melakukannya." "Papa yakin kamu

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    128. Grand Opening Senja Cafe

    Sejak malam di mana Citra mendapati dirinya dipeluk Atala untuk pertama kali, terlewati. Hari-hari terus berlalu. Sepasang pengantin baru itu semakin harmonis saja. Citra tak dapat menghindar atas perlakuan manis Atala terhadapnya. Atala memperlakukannya dengan begitu manis. Dan itu membuat perasaan Citra membesar kian hari. Meski Citra belum mengizinkan Atala untuk menyentuhnya. Atala pun semangat menjalani hari-harinya, walau kadang terasa berat dan melelahkan. Karena setiap dia mengeluh karena lelah, ada Citra yang selalu menyemangatinya, memberinya wejangan, dan kata-kata mutiara yang memotivasi, tidak lupa Citra juga memberinya ciuman tiap kali Atala mengeluh, sesuatu yang paling Atala sukai dari semua yang telah Citra beri. Mereka menjalani rutinitas bersama. Proses membangun kafe bersama pun pelan-pelan terwujud. Kafe Citra dan Atala telah resmi berdiri. Sudah lengkap dengan alat dan bahan kopi, serta beberapa karyawan yang siap bekerja. Citra bahkan juga merekrut seseo

DMCA.com Protection Status