"Sarapan dulu, Nak.""Udah siang, Mak. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam," jawab mamak dengan lantang dan menerima uluran Salim dariku."Buku sudah dibawa?" Tanya Bapak."Sudah.""Pensil?""Sudah.""Pulpen?""Sudah, Pak. Lagian, masih aja absen alat sekolah. Sekali kali kek, absen dosa Bapak," jawabku membuat Bapak menepuk pipiku pelan.Namaku Gilang. Umurku 17 tahun sekarang ini. Bapak dan Mamak bilang, aku ini anak istimewa. Sejak lahir aku sudah sangat istimewa karena keberadaanku di muka bumi ini akhirnya diakui semua makhluk bumi. Dari yang napak kakinya, sampai yang tak napak kakinya. Dari yang lubang hidungnya dua sampai yang tak ada hidungnya. Ya, aku istimewa karena memiliki indra ke-6 yang kadang membuatku bisa melihat sesuatu di luar penglihatan manusia biasa."Nyawa jangan lupa dibawa, Lang," ucap Mamak saat aku mengambil helm."Dih, Mak, kagak ada nyawa mana bisa senyum dengan mamak yang cantik ini.""Abang, Salim!"Aku tersenyum pada adikku yang imut ini, namanya Namir
Terakhir Diperbarui : 2024-07-14 Baca selengkapnya