Share

bab 77

“Pak, Gilang main sama Jihan ya?”

“Pa, anak itu nangis, kasihan.”

“Pah, pinjem uang buat beli jajan sama dia.”

Semua hal yang Gilang ucapkan itu bukan ajakan bersama dengan teman manusianya, tapi sama mahluk yang suka sekali mengajak Gilang bermain. Kadang mereka main di sawah sama sama, kadang juga dia diam diam mengatakan kalau temannya itu mendadak hilang dan mengajaknya pergi.

Aku tahu, semakin besar, kemampuan mistisnya yang bisa melihat makhluk lain itu semakin terasah. Bahkan, dulu dia sering sakit dan rewel saat diganggu oleh mereka. Lama kelamaan terbiasa setelah aku berusaha memberikan pengertian dan pemakluman kalau ini tak akan mengganggu hidupnya jika dia bisa abai dan tak ikuti permintaan mereka yang aneh aneh. Jika mengobrol itu akan menjadi hal biasa dan anakku sejak dini aku ajarkan mengaji dan hafalan. Hingga teman temannya paling hanua akan mendekat jika dia di luar rumah saja.

“Dek, apa kita nggak bawa dia pada Abah suruh dibantu biar nggak kebablasan gini ya? Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status