Share

2-5

Setelah Bima kecelakaan, geng kami jadi jarang melakukan konvoi seperti biasa. Mereka memilih melupakan kejadian mistis itu dan sibuk dengan planing masa depan masing masing. Nasihatku tentang apa yang terjadi pada Bima ternyata berguna juga. Aku menelpon Asma dan mengatakan akan datang ke sana untuk sama sama ke sekolah. Tentu mengambil surat guna mendaftar kuliah yang sudah kami lakukan secara online saat itu dan tinggal melengkapi dengan surat yang baru datang ke sekolah.

“Lama banget sih?” sungutnya.

“Maklum, bujang,” kekehku.

“Apa hubungannya coba?”

“Hubungan kita? Mungkin teman tapi halal civokan,” jawabku yang spontan membuat Asma menggeplak kepalaku. Dasar cewek. Kesal dikit, tabok sana tabok sini. DIkira kepala ini darbuka hadroh apa.

Sepanjang perjalanan Asma mengoceh. Entah ngomong apa, suaranya dengan suara angin sama saja. Nggak jelas dan nggak penting. Sekilas hanya membahas tentang keanehan ibunya yang katanya jadi pendiam akhir akhir ini.

“Emak elo salah cari tempat ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status