Share

2-12

Aku mencoba meraba gelapnya ruangan ini. Tapi aku tak menemukan apapun. Yang aku rasakan hanya semilir angin seperti ada di luar ruangan.

“Gilang …”

Panggilan itu?

Aku mencoba mencerna kembali ucapan Bapak. Jika ada yang memanggilku, jangan dijawab dan jangan pula menengok. Aku pun melakukannya dan sembari terus membaca doa.

“Gilang anakku…”

Sebuah cahaya menyilaukan terlihat dan terasa ngilu di mata. Aku yang tadinya memejamkan mata saja sampai membukanya karena cahaya itu menembus sampai ke dalam mataku.

“Cah bagus,” ucap seseorang yang tak jelas wajahnya di depanku. Semuanya bercahaya dan sangat menyilaukan hingga aku pun menutup mataku dengan kelima jariku.

“Cah bagus, anakku … kemarilah.”

Suara itu terus saja mengganggu gendang telingaku sedangkan suara wanita yang mendayu menginginkan aku mendekat pun tak aku hiraukan. Aku fokus membaca doa, hingga tanganku terasa terhempas dan langsung aku kaget.Aku membuka mata ini dan melihat Bapak dan Kyai Husni ada di depanku.

“Pak.”

Aku me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status