Share

2-13

Aku pulang dengan Bapak ke rumah. Namun, Bapak kembali pergi karena akan menjenguk istrinya Paman Hamzah.

“Kok Mamak nggak ikut?” tanyaku sambil mencomot pisang rebus yang masih panas di hadapanku. “Khawatir a-ku ngilang lagi?”

Aku kepanasan saat mencicipi pisang rebus itu. Mamak pun mengambil dengan cepat, lalu mengambilkan garpu untukku.

“Lain kali jangan pakai tangan ambilnya, Lang. Pake garpu gini,” ucap Mamak pelan.

Eh? Mamak kok jadi baek gini.

“Iya, Mak,” jawabku sambil merenges. “Mamak kok tumben suaranya kayak rambu rambu tikungan tajam?”

Mamak mengernyitkan keningnya bingung.

“Pelan pelan maksudnya, Mak,” kekehku.

Mamak malah terkekeh lalu menggelengkan kepala melihat keunikanku. Hari ini aku pun semakin heran lagi, Mamak tak marah dan menyuruhku ini itu. Padahal biasanya ada aja yang dimintai tolong.

Bapak pulang saat adzan isya. Wajah bapak sudah tak semenyeramkan tadi. Bapak juga bawa oleh oleh banyak, membuat Namira yang sedang ngaji denganku dan mamak berlari dan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status