Share

2-16

..

Aku pun menuju ke rumah Paman Hamzah. Tapi, rumah Paman begitu sepi. Aku baru ingat jika Bibi Nurul sedang ada di rumah sakit dan aku juga belum sempat ke sana. Jadinya, aku pun tak tahu mereka gimana kabarnya. Kuputuskan pulang saja, lalu menemui Asma nanti jika dia sudah memberi tahu di mana sekarang.

Bapak terlihat sedang duduk di depan rumah dengan Mamak. Keduanya masih seperti orang pacaran saja, padahal umur sudah tak lagi muda. Namira juga terlihat sibuk mencoret coret kertas, pasti mendalami hasil dari belajarnya bersama mamak.

“Assalamualaikum,” salamku lesu.

“Waalaikumsalam. Anak Mamak sudah pulang, sini,” ucap mamak menepuk bangku kosong di sebelahnya.

“Mak, Bibi Nurul sama Paman Hamzah belum pulang ya? Tadi ke sana sepi,” tanyaku.

“Belum, kan mereka dirujuk ke Bogor kota ujung saja.” Bapak menyahutiku.

“Loh, kok jauh?” tanyaku kaget.

“Ya karena sakitnya parah. Asma juga terancam gagal kuliah, ini Bapak sama Mamak mau niatan menikahkan kamu dengan Asma, biar mereka nggak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status