Share

2-23

"Mana bisa? Gue udah sama Asma. Jalan aja, udah tinggal berapa langkah juga.”

“Malas, panas,” keluhnya.

“Ya udah, kamu sama Noval aja, Lang. Aku jalan kaki,” ucap Asma yang turun dari jok motor dan tersenyum padaku.

“Eh … jangan! Udah naik, Noval biar olah raga jalan kaki. Laki laki kok kepanasan takut,” ucapku yang menarik Asma dan mengajaknya naik lagi. “Semangat, Bro. Di depan sana ada bakul es, kalau haus beli aja. Atau mimi susu perawan. Enak,” kekehku.

Asma mencubitku dan Noval tersenyum lalu menendang ban motorku yang sudah melaju. Aku pun langsung terkekeh dan membelokkan mobilku ke kampus.

Bab 23

“Astaga!” pekikku saat turun dan melepas helm, melihat bayangan hitam di balik pohon beringin di halaman parkir. Sosok itu terlihat marah, lalu matanya penuh dengan darah dan tak bisa aku kenali. Aku mencoba mendekat, melihat dengan jelas dari dekat.

“Lang!” Asma mengagetkan aku dan menyusulku ke pohon beringin itu. “Ngapain sih?”

“Tadi ada cewek, di sini.”

Asma celingukan, lalu m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status