Hanna terdiam sejenak. Ia baru tahu, Andra datang ke sini mencarinya hanya bersama Citra. Kemudian ia pun menggelengkan kepalanya. Menghilangkan rasa khawatirnya kepada Sagara."Mungkin nyarinya berpencar. Makanya nggak barengan," ucapnya berharap seperti itu. "Atau mungkin juga dia lagi sibuk urus resto. Sepuluh hari lagi restonya selesai dan akan segera dibuka untuk umum," sambungnya kemudian.Namun, raut wajahnya tidak berkata seperti itu. Ia mengkhawatirkan kondisi Sagara di sana. Ingin kembali, tapi masih belum ingin. Hanna pun tersenyum pasi."Bukan karena sakit. Dia memang udah gak peduli lagi sama aku. Mana mau, nyari aku," ucapnya dengan pelan.Dita mengusapi lengan Hanna. "Bukan begitu, Mbak. Mas Sagara pasti nyari Mbak. Jangan berpikir negatif terus kalau sebenarnya Mbak ingin sekali, Mas Sagara mencintai Mbak dengan sepenuh hati dia."Hanna menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Dita. "Begitu ya, Dit?" tanyanya kemudian.Dita mengangguk. "Iya. Istirahat lagi, Mbak. Saya
Read more