All Chapters of Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal: Chapter 111 - Chapter 120

230 Chapters

Pakai Acara Cemburu Segala

Sagara mengangguk tanda mempersilakan kepada Hanna untuk memberi kabar ini kepada Sinta.“Halo, Ma. Mama apa kabar?” Hanna langsung menghubungi Sinta.“Hanna?” Sinta terdengar begitu bahagia karena mendapat kabar dari sang anak. “Mama baik-baik saja, Sayang. Kamu apa kabar, Nak?” tanya Sinta antusias.“Aku juga baik, Ma. Sagara juga. Anak aku juga. Dua minggu lagi usianya sudah tujuh bulan. Udah hampir keluar,” ucapnya sembari mengusapi perut buncitnya itu.“Syukurlah kalau begitu. Mama senang dan lega mendengarnya. Ada apa, Nak?”Hanna menghela napasnya dengan pelan. “Sepertinya Mama belum melihat berita yang sudah tersebar di media sosial. Perusahaan Eropa sudah berangkat menuju Indonesia, Ma. Sagara sudah melakukan rencananya untuk menghancurkan kedua perusahaan itu.”“Oooh gitu. Mama belum melihat berita, Nak. Nanti Mama lihat. Seperti apa marahnya pihak Eropa saat tau desain miliknya diplagiat oleh Lestari. Pasti marah pake banget ya, Nak.”“Iya, Ma. Tidak ada yang tidak marah ji
Read more

Mencecar Damar

“Sering dari mana, Andra? Cuma sekali dan itu pun karena gue denger kabar dari elo katanya kankernya udah masuk stadium akhir. Gue hanya minta maaf kalau ada salah ke dia. Namanya dia lagi sekarat, udah stadium akhir. Usianya tinggal menghitung hari,” tutur Sagara menjelaskan.“Ya udah sono. Jelasin ke Hanna. Ngapain jelasin ke gue? Emangnya gue lagi cemburu ke elo? Peak!” Andra menyunggingkan bibirnya kemudian menatap tab lantaran ada kandidat baru, masuk kembali.“Nih! Ada lagi. Buat di bagian barista. Usianya seusia kita. Dua puluh empat tahun.” Andra memberikan kandidat itu kepada Sagara.“Terima aja kalau menurut elo oke. Gue mau nyamperi Hanna dulu. Mau minta maaf.” Sagara menyerahkan semua pekerjaannya kepada Andra lantaran harus mengurus Hanna yang sedang marah padanya.Kemudian menghampiri Hanna yang tengah duduk di kursi taman belakang. Ada beberapa pegawai yang tengah menata bunga agar taman tersebut menjadi lebih indah.Sagara duduk di samping istrinya itu kemudian menghel
Read more

Akan Melakukan apa pun

Damar tak bisa berkata-kata. Melihat langsung jika memang benar adanya, sebuah tanda tangan di atas meterai telah ia tandatangani. Walau tidak merasa jika dia sudah melakukan itu, tetap saja membuatnya tidak bisa berkata apa-apa.Mau bicara pun gugup lantaran banyaknya ajudan yang datang menyerbunya. Ia hanya bisa menatap satu persatu orang yang ada di depannya itu.“Saya berani bersumpah, tidak pernah menjual desain ini kepada Lestari. Bahkan, seharusnya saya yang memenangkan persaingan itu, daripada harus menjualnya,” ucap Damar kembali mencari pembelaan.“Sudah cukup, Pak Damar. Sudah ada bukti, tidak bisa mencari pembelaaan lagi. Seharusnya kami tau sebelum barangnya diproduksi. Maka dari itu, dengan terpaksa kami harus menghentikan semuanya dan Mr. Robert tidak bisa memiliki furniture tersebut sebelum Anda mau membayar denda atas penjualan illegal yang sudah Anda lakukan, Pak Damar!” tegas Ardi lagi.Damar memijat keningnya lantaran tidak bisa menuntut apa pun. Sedang bukti sudah
Read more

Jangan Khawatirkan Masalah Hanna

“SAGARAAA!!” teriak Andra sembari menggedor pintu kamar pria itu.Sagara yang tengah berada di atas tubuh istrinya lantas mengumpat sejadi-jadinya lantaran gedoran pintu yang maha dahsyat. Bisa jadi pintu tersebut bisa jebol karena gedoran yang dilakukan oleh Andra.“Anak dakjal! Sialan bener ini si Andra. Mau ngapain coba itu anak manggil-manggil. Nggak tau apa, lagi tanggung,” umpat Sagara sembari meneruskan pergulatan.“BENTAR, SETAN! Gue lagi tanggung!” teriak Sagara tak peduli apakah terdengar atau tidak oleh Andra.Namun, ketukan itu berhenti setelah Sagara berteriak. Mungkin ia paham dan akhirnya memilih untuk diam dan menunggu sampai Sagara menyelesaikan pergumulan tersebut.Hanna terkekeh melihat suaminya yang sedari tadi terus mengumpat karena gedoran pintu oleh Andra. Kemudian mengusap wajah Sagara dengan lembut.“Udah nggak ada lagi tuh, gedorannya. Jangan pasang muka masam lagi. Nanti, malah gairahnya hilang. Baru lima menit soalnya.” Hanna menggoda suaminya agar berhenti
Read more

Jangan Dipikirin

Sagara menghela napas panjang. “Yaa … gue bilang, jangan khawatirin gue. Karena Hanna nggak seperti yang dia pikirkan. Hanna akan selalu ada di samping gue apa pun yang terjadi. Dia nggak akan ninggalin gue. Baik susah maupun senang. Udah. Dia langsung bilang, dia lega … karena dengar langsung dari mulut gue jika gue dan Hanna pasti bakal bahagia selamanya.”Sagara yang sedari tadi menahan tangis pun setelah mendengar penuturan Sagara tentang percakapannya dengan Clara cukup membuat hatinya sedih.Hingga tiba di rumah duka. Andra, Hanna dan Sagara mengusap air matanya terlebih dahulu kemudian keluar dari mobil tersebut.Namun, sambutan dari orang tua Clara cukup membuat ketiga orang itu terkejut bukan main.Bugh!Sebuah hantaman keras meluncur di pipi Sagara oleh Irwan.“Anak saya meninggal karena kamu, Sagara!” pekik pria itu dengan suara bergetar dan tatapan tajam menghunus wajah lebam Sagara.Sagara menganga mendengar ucapan dan pekikan yang berhasil membuat semua para pelayat mena
Read more

Yang Sabar ya

Sagara menghiraukan ucapan Citra kemudian masuk ke dalam rumah untuk melihat jasad Clara yang masih dibaringkan di ruang tengah. Matanya masih berlinang di sudut matanya dengan tatapan sendu pada jasad Clara.'Aku minta maaf, Clara. Sudah membuat luka yang amat dalam di relung hati kamu. Aku gak bermaksud untuk melukai hati kamu. Sekali lagi aku minta maaf,' ucapnya dalam hati.Sembari menunduk, pria itu terisak dengan pelan di depan jasad perempuan yang sempat mengisi hari-harinya hampir setengah tahun lamanya.Andra menarik tangan Sagara lantaran ia tak ingin Hanna salah paham atas kondisi Sagara yang terlihat begitu menyesali perbuatannya kepada Clara."Pulang. Elo gak bisa kayak gini hanya karena baru tau perasaan sesungguhnya si Clara. Dia udah tenang juga di sana. Clara gak ada bilang elo harus mengingat dia selamanya. Ingat, Sagara. Elo udah punya bini." Andra pun menarik tangan Sagara, pergi dari rumah duka itu.Citra menghela napasnya dengan pelan kala melihat raut wajah Saga
Read more

Mau Sampai Kapan?

Perempuan itu kembali menerbitkan senyumnya. “Kita tunggu dua sampai tiga hari yang akan datang, yaa. Sagara hanya sedang merasa bersalah pada dirinya sendiri karena udah memilih untuk menikahi aku dan lupa kalau dia udah punya pacar.“Dan … mungkin, dia juga merasa bersalah karena udah buat Clara mengidap penyakit itu. Walau kita nggak tau sejak kapan, Clara mengidap penyakit itu. Yang kita tau hanyalah, Clara sakit setelah ditinggal oleh Sagara.”Hanna masih bisa berpikir positif kepada suami yang sudah membentaknya tadi. Ia masih memiliki stok kesabaran yang banyak untuk menghadapi sifat labil suaminya itu.“Mau masak apa, Na? Aku bantu, yaa.” Andra yang tak ingin Hanna merasa terbebani atas keputusan Sagara yang memilih Hanna untuk ia nikahi walau perempuan itu sedang dalam keadaan hamil anak orang lain.“Ayam kecap sama capcay. Makanan kesukaan aku. Nggak apa-apa, kan?” tanya Hanna kepada Andra.Andra mengangguk penuh semangat. “Nggak apa-apa. Kamu mau masak daging buaya juga ter
Read more

Suami Kamu Baik

Sagara tersenyum pasi kemudian bangun dari duduknya. “Ingat, ucapan elo juga, Andra. Nggak ada yang mau sama perempuan yang lagi hamil. Cum ague!” ucapnya kemudian meninggalkan kedua manusia itu, keluar dari rumah tanpa pamit akan pergi ke mana.Juga, menyepelekan sikapnya yang terlihat biasa saja dengan ucapan Andra. Seolah Hanna memang tidak akan ada lagi yang mau selain dirinya.‘Apa maksud dari ucapan kamu, Sagara? Kamu menyesal, karena sudah menikahiku?’ Hanna memejamkan matanya. Kemudian duduk di depan Andra sembari menatap kosong piring yang masih berisi sandwich yang tidak dihabiskan oleh Sagara.“Ngapain dipikirin, Hanna. Kamu memang lagi hamil. Tapi, itu anak sebentar lagi brojol. Kalau si Sagara udah ngomong kayak gitu, itu artinya dia menyepelekan kamu. Menganggap kamu sudah tidak ada akan lagi yang mau sama kamu.”Andra menghela napasnya dengan kasar sembari geleng-geleng. “Keparat emang si Sagara ini. Dahlah, Hanna. Kalau aku jadi kamu, udah aku tinggalin, cowok begituan
Read more

Kalian Sedang Diuji

Jonas menghela napas pelan. “Ada. Walau dia percaya sama kamu, sepertinya dia juga tetap menyimpan rasa takut aku mendekati kamu lagi. Dan kamu tau, aku bukan pria yang dia bayangkan.”Hanna mengerutkan keningnya. “Maksud kamu?”Jonas tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. “Mungkin suami kamu terlalu mencintai kamu. Dia hanya mengancam aku agar jangan macam-macam sama kamu, kalau masih ingin kerja di sana. Udah, itu aja.”Hanna tersenyum getir lagi. Lantas membuat Jonas memiringkan kepalanya.“Apa yang sedang kamu sembunyikan, Hanna? Kenapa kamu seperti tidak yakin dengan ucapanku tadi?”Hanna menggelengkan kepalanya. “Bukan seperti itu, Jonas. Hanya saja … dia nggak seperti yang kamu pikirkan. Hati dia sedang bercabang. Dia meninggalkan perempuan yang tulus mencintainya demi menikahiku.”Kini, Jonas yang mengerutkan keningnya. “Suami kamu … punya pacar? Maksudnya gimana, Hanna? Aah! Sebaiknya kita ngobrol di café aja. Sepertinya kamu belum makan siang. Kita sambil makan siang aja
Read more

Kamu di Mana, Hanna?

Jonas—yang memang berusia tiga tahun lebih tua dari Sagara lantas memiliki pemikiran yang dewasa dan memahami kondisi kelabilan yang sedang Sagara alami kini. Namun, ia juga tidak ingin menyalahkan Hanna yang ingin menghukum suaminya itu dengan pergi tanpa sepengetahuan pria itu.“Sudah kenyang, Hanna?” tanya Jonas setelah melihat nasi serta lauk di atas piring Hanna sudah habis.Hanna mengangguk. “Sudah, kok. Sangat kenyang. Terima kasih ya, Jonas.”“Sama-sama. Jangan nangis lagi, yaa.”Hanna mengulas senyumnya. “Iya, Jonas. Gimana kabar mama kamu? Katanya, kamu pulang karena mama kamu sakit.”Jonas menganggukkan kepalanya. “Sudah mendingan. Tapi, masih belum bisa bangun.”“Oohh. Semoga cepat sembuh ya, Jonas. Aku tau, kamu adalah anak kesayangan mama kamu.”Jonas tersenyum lebar. “Kamu … masih ingin di sini? Sudah hampir jam lima.”Hanna melihat jam yang melingkar di tangannya. “Oh, iyaa. Sudah sore. Ternyata, bukan makan siang lagi. Tapi sekalian makan malam.”Jonas terkekeh sembar
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
23
DMCA.com Protection Status