All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 211 - Chapter 220

541 Chapters

Bab 211

Jantung Lidya berdetak makin cepat karena gugup. Sejak Andi pindah ke rumahnya, mereka berdua secara resmi mulai hidup bersama. Piama serta pakaian dalam Andi yang baru dicuci masih ada di tempat tidurnya. Jika Amel melihat semua ini, dia tidak akan bisa memberikan penjelasan yang baik!"Nggak perlu, nggak perlu. Kamarku agak berantakan, aku cari sendiri saja." Begitu Lidya selesai mengatakan itu, Dimas langsung menanggapi terlebih dahulu sebelum Amel bisa mengatakan apa-apa."Akan lebih cepat kalau yang mencari dua orang. Biarkan saja Amel membantumu." Setelah selesai berbicara, Dimas tersenyum penuh arti. Maksud senyuman dan kata-katanya sangatlah jelas.Lidya memelototi Dimas dengan galak. Tidak bisakah pria ini menutup mulutnya saja?"Lidya, aku sudah mengenalmu begitu lama. Apa lagi yang nggak aku ketahui tentangmu? Tapi aku merasa kamu agak aneh hari ini," kata Amel dengan bingung sambil mengerutkan keningnya. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan tingkah Lidya hari ini.
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Bab 212

Ekspresi tidak berdaya muncul di wajah Lidya. Dia juga benar-benar ingin mengumumkan hubungannya dengan Andi. Namun, bagaimanapun juga Andi adalah adik dari teman baiknya. Selain itu, usianya juga lebih tua daripada Andi. Jadi, Lidya selalu merasa agak bersalah di dalam hatinya."Aku juga ingin mengumumkan hubungan kita. Seperti kata pepatah, kelinci nggak pernah memakan rumput dari sarangnya. Kalau kita mengumumkan hubungan ini, aku nggak tahu bagaimana aku harus menghadapi Bibi Lili dan kakakmu di masa depan." Lidya merasa sangat kesulitan dengan masalah ini.Bibi Lili dan Amel selalu memperlakukannya dengan baik. Mereka memperlakukannya seperti anggota keluarga mereka sendiri. Sementara dia, malah menjalin hubungan dengan Andi, yang beberapa tahun lebih muda darinya. Tidak peduli bagaimanapun Lidya memikirkannya, dia merasa ini adalah tindakan yang tidak manusiawi!"Baiklah, baiklah. Kita tunggu saja dulu. Sebenarnya menyenangkan juga bisa bersama seperti ini," kata Andi yang mencob
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 213

"Ayah, kami akan segera ke sana." Amel tidak punya waktu untuk memakai sandalnya. Setelah menutup telepon, dia berlari ke kamar dengan cemas."Kenapa kamu nggak pakai sandal? Ada apa? Kamu kelihatan sangat cemas." Setelah mendengar ada suara, Dimas berbalik dan menemukan bahwa Amel tidak memakai sandalnya. Jadi, dia segera mengambil sepasang sandal dari bawah tempat tidur untuk wanita itu kenakan."Ayahku baru saja menelepon. Dia bilang ibuku pingsan. Ayo cepat kita ke sana," kata Amel dengan alis berkerut."Oke, oke, kamu jangan khawatir. Pakai sepatu dan jaketmu dulu. Aku akan mengambil kunci mobil. Kita tinggal dekat dengan mereka, jadi kita bisa segera sampai di sana." Setelah selesai berbicara, Dimas segera berlari ke ruang kerja untuk mengambil kunci mobil. Mereka berdua tidak sempat berganti pakaian, jadi mereka hanya memakai jaket sebelum berlari keluar rumah.Dimas menginjak pedal gas, bergegas menuju rumah orang tua Amel secepat mungkin."Ayah, bagaimana kondisi Ibu?" Begitu
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 214

Dimas menepuk-nepuk punggung Amel dengan lembut, membuat suasana hati Amel perlahan menjadi lebih tenang.Beberapa saat kemudian, pintu ruang gawat darurat kembali terbuka. Lili didorong keluar oleh seorang dokter, lalu mereka semua segera mengelilinginya."Ibu, buka matamu dan lihat aku!" kata Amel sambil menyeka air mata dari wajahnya.Lili yang mendengar suara Amel, perlahan membuka matanya dan berkata, "Amel, berhenti menangis. Ibu baik-baik saja."Wanita tua itu memaksakan senyuman di bibirnya.Amel mengangguk sembari berkata, "Bu, apakah kamu tahu saat kamu tiba-tiba pingsan, kami semua sangat khawatir.""Maaf sudah membuat kalian khawatir."Setelah Lili dipindahkan ke bangsal rawat inap, Amel selalu berada di sisi wanita itu. Dia bertanya, "Bu, apakah kamu mau minum air?"Lili menggelengkan kepalanya dengan perlahan."Ayah, malam ini cukup berat bagimu. Kamu kembali dan istirahatlah. Aku akan menjaga Ibu di sini." Amel masih merasa khawatir, jadi dia ingin berjaga di sini."Kamu
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 215

"Menantuku membelikan semua makanan favoritku." Lili merasa makin puas dengan menantunya ini."Dimas, kamu juga harus makan sesuatu, lalu segera pergi ke lokasi konstruksi. Jangan sampai terlambat. Pergilah lebih awal, agar kamu bisa istirahat sebentar di sana.""Aku nggak makan, aku ada rapat pagi ini. Bu, aku berangkat kerja dulu. Amel, kalau ada apa-apa dengan Ibu, segera telepon aku.""Baik, cepatlah pergi." Amel bangkit, lalu mengantar Dimas hingga ke depan pintu."Amel, aku harus mengatakan bahwa Dimas adalah anak yang sangat baik. Dia perhatian, juga penyayang. Kamu harus hidup bahagia bersamanya.""Ibu, jangan khawatir, kami akan menjalani kehidupan yang bahagia." Amel sangat senang karena pada saat itu dia salah mengenali orang, lalu secara tidak sengaja menikah dengan Dimas. Dia merasa sudah mendapatkan harta karun.Saat siang hari, Dimas menyempatkan diri untuk mengantar beberapa vitamin, lalu segera pergi lagi."Ibu, airnya sudah habis. Biar kuambilkan air hangat untukmu. A
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 216

"Kalau begitu, kita rahasiakan saja selama yang kita bisa."Setelah mengetahui bahwa Lili dirawat di rumah sakit, Mirna segera datang menjenguk."Aduh, ada apa denganmu? Kenapa kamu dirawat di rumah sakit?" Suara keras Mirna bergema di seluruh bangsal.Lili mengangkat dahinya dengan tidak suka sambil menjawab, "Aku pingsan karena tekanan darah rendah, lalu terjatuh.""Katakan padaku, kenapa tekanan darahmu bisa rendah padahal umurmu belum setua itu? Aku selalu bilang padamu untuk lebih memperhatikan tekanan darah dan kolesterolmu. Aku sudah menyuruhmu memeriksa tekanan darahmu dari waktu ke waktu, tapi kamu nggak mendengarkan. Untung saja kamu baik-baik saja sekarang. Kamu bisa menjadikan kejadian ini sebagai pengingat. Alat pemantau tekanan darah yang kuberikan padamu ternyata hanya menjadi hiasan di rumahmu," keluh Mirna dengan suara keras begitu dia duduk."Sudah, sudah. Aku sedang dirawat di rumah sakit sekarang, jadi jangan membicarakan hal ini lagi. Nanti setelah aku keluar dari
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 217

"Baiklah, hati-hati dalam perjalanan pulang." Tidak lama setelah Mirna pergi, Lili tertidur.Kemarin Lili tidak tidur dengan nyenyak. Awalnya dia ingin beristirahat sebentar di pagi hari, tapi lengannya terus terasa sakit dari waktu ke waktu. Jadi, tentu saja dia tidak bisa istirahat dengan baik.Tidak lama setelah Lili tertidur, Kristo secara pribadi membawa dokter yang bertanggung jawab atas Lili ke bangsal."Pasien nggak merasakan gejala ketidaknyamanan hari ini, 'kan?" tanya Kristo dengan penuh perhatian."Nggak, ibuku merasa cukup baik hari ini.""Dalam situasi pasien jatuh secara nggak sadar seperti ini, ada kemungkinan mengalami gegar otak ringan. Setelah berdiskusi dengan dokter, aku menyarankan agar kalian melakukan CT scan otak sekali lagi. Kalau semuanya baik-baik saja, kita baru bisa merasa tenang.""Baiklah, aku akan mengajak ibuku untuk memeriksanya."Amel mengangguk setuju. Direktur rumah sakit sudah datang sendiri ke sini, jadi untuk alasan keamanan, Amel memutuskan unt
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 218

"Lupakan saja. Kalau ibumu nggak mau pindah, biarkan saja dia tinggal di sini." Gibran melihat bahwa istrinya tampak baik-baik saja, jadi dia pun tidak memaksa istrinya untuk pindah ke bangsal VIP.Amel tidak mengatakan apa pun."Seperti kata pepatah, butuh waktu lama untuk menyembuhkan patah tulang. Aku sudah membuatkan sup tulang untukmu. Minumlah selagi panas." Gibran meletakkan termos yang dibawanya ke atas meja.Amel membantu Lili bangkit dari tempat tidur. Saat Amel hendak mengambil sendok untuk meminum sup, Andi menyerbu masuk dari luar bangsal dengan ekspresi cemas."Ibu, kamu sakit sampai masuk rumah sakit, kenapa merahasiakannya dariku? Bagaimana kondisi Ibu sekarang? Apakah Ibu sudah merasa lebih baik?" tanya Andi dengan wajah serius, tampak sangat marah."Ibu hanya nggak mau mengganggu pekerjaanmu," kata Amel."Ya, kamu baru saja bekerja di perusahaan belum lama ini. Kamu harus fokus pada pekerjaanmu. Lihatlah, aku baik-baik saja sekarang," kata Lili sambil tersenyum menghi
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 219

Dimas mengangguk tanpa ragu. Sepertinya dia sudah menduga Amel akan menanyakan hal ini padanya."Aku dan Pak Kristo adalah kenalan lama. Dia dan kakekku saling kenal, bisa juga dianggap teman. Jadi, aku juga pernah berinteraksi dengan Pak Kristo. Kali ini, saat Ibu dirawat di rumah sakit, aku khawatir pemeriksaan di rumah sakit nggak cukup menyeluruh, jadi aku pergi menemui Pak Kristo. Aku berharap dia akan merawat Ibu secara khusus." Dimas sudah mempersiapkan bagaimana akan menjawab pertanyaan Amel."Ternyata begitu." Amel tidak meragukan apa yang Dimas katakan. Wanita itu memilih untuk memercayai Dimas tanpa syarat. Dia tidak pernah berpikir bahwa Dimas akan membohonginya."Setelah ibuku keluar dari rumah sakit, kita bisa membeli beberapa hadiah, lalu mengunjungi Pak Kristo. Dia adalah orang yang sangat sibuk setiap harinya, tapi dia bisa meluangkan waktu untuk merawat Ibu. Aku jadi merasa agak nggak enak hati." Amel tidak suka berutang pada orang lain. Jika sampai berutang budi pada
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 220

"Kak Amel, ada yang nggak beres dengan rumah yang aku sewa. Bolehkah aku menginap di rumahmu malam ini? Jangan khawatir, aku bisa tidur di sofa!" Yunita menatap Amel dengan tatapan menyedihkan, membuat Amel tidak bisa menolaknya."Baiklah. Kalau begitu kamu bisa tinggal di rumahku dulu." Amel ragu-ragu sejenak sebelum menyetujuinya. Bagaimanapun juga, Yunita adalah adik perempuan Dimas, jadi dia tidak bisa mengabaikan Yunita begitu saja.Saat Dimas mendengar persetujuan Amel, wajahnya menjadi agak muram."Kamu mau tidur di sofa?" tanya Dimas sambil menatap Yunita dengan tajam.Yunita mengangguk dengan takut-takut."Dimas, Yunita bisa dianggap sebagai tamu. Nggak baik membiarkannya tidur di sofa, bagaimana kalau kamu yang menggantikannya tidur di sofa? Lagi pula, kamu nggak dirugikan juga, 'kan?" tanya Amel ragu-ragu.Mendengar itu, Dimas menjadi makin muram. "Aku ....""Kakakku tersayang, aku tahu kamu memang yang terbaik. Kamu pasti menyetujuinya, 'kan!" Sebelum Dimas bisa menolak, Yu
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
55
DMCA.com Protection Status