All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 231 - Chapter 240

541 Chapters

Bab 231

Mendengar itu, Dimas langsung tersenyum cerah. Kali ini adalah pertama kalinya Amel memanggilnya sayang di depan orang lain. Dimas pun langsung merasa sangat senang."Tepung ini cukup berat, biarkan aku membantumu." Clara segera pergi membantu tanpa basa-basi."Nggak perlu, aku bisa melakukannya sendiri." Dimas dengan mudah mengangkat kantong tepung protein tinggi, lalu membawanya masuk ke dapur."Clara, kemarilah. Ada yang ingin kutanyakan padamu," panggil Amel."Kak Amel, ada apa?""Clara, kenapa aku merasa sikapmu terhadap Dimas sangat aneh. Kamu terlihat sedikit terlalu menghormatinya. Katakan yang sejujurnya, apakah kamu takut padanya?"Dimas menjadi gugup ketika mendengar apa yang Amel katakan. Dia sedikit khawatir Clara akan mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dia katakan.Clara menggelengkan kepalanya sambil berujar, "Kak Amel, aku nggak takut padanya.""Kalau kamu nggak takut padanya, itu berarti kamu tertarik padanya?" tanya Amel setengah bercanda.Mata Clara membelalak,
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 232

"Apa pendapatmu tentang Yunita?" Amel mengirim pesan WhatsApp pada Lidya."Cukup baik." Balasan dari Lidya datang dengan cepat."Apakah menurutmu dia cocok dengan Andi?" Amel dan Lidya adalah sahabat yang sudah tumbuh bersama sejak kecil. Menurut Amel, Lidya bisa dianggap sebagai seorang kakak perempuan yang relatif dekat dengan Andi. Selain itu, Andi sekarang tinggal di rumah Lidya, jadi Lidya pasti cukup mengenal Andi dengan baik. Itu sebabnya Amel ingin melibatkan Lidya dalam masalah ini.Lidya melihat pesan yang baru saja masuk ke ponselnya, lalu hampir kehabisan napas karena sangat marah. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum bergumam, "Nggak marah, nggak marah, aku nggak marah."Lidya memiliki keinginan besar untuk bertengkar dengan Amel. Karena terlalu malas untuk mengirim pesan lagi, dia pun langsung menelepon sahabatnya itu."Amel, hubungan adalah masalah besar. Tak ada satu pun dari kita bisa mengambil keputusan. Kita tetap harus menghormati keinginan orang yang terlibat. Mun
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 233

"Nona Jessica, karena kamu sudah memberi peringatan pada kami, kami pasti akan memperhatikannya."Setelah Jessica memeriksa lokasi konstruksi, dia pergi ke kantor Dimas. Dia berdiri di depan pintu, lalu mengetuk dengan lembut."Masuk.""Pak Dimas, aku baru datang untuk bekerja hari ini. Ruangan untukku belum diaturkan. Menurutmu, aku harus tinggal di mana?""Ada ruangan kosong di sebelah kantorku. Kamu bisa tinggal di sana. Lebih baik jangan tinggal di asrama pekerja di belakang, nggak aman untuk gadis sepertimu." Demi keselamatan pekerja, Dimas langsung menempatkan wanita itu di sebelah kantornya. Di sini lingkungannya relatif lebih baik, cocok untuk ditinggali seorang gadis."Terima kasih, Pak Dimas." Jessica dengan senang hati pergi untuk membereskan ruangan barunya.'Aku benar-benar nggak menyangka Pak Dimas begitu perhatian,' pikir Jessica diam-diam di dalam hatinya. Rasa sukanya pada Dimas jadi meningkat pesat.Untuk mengungkapkan rasa terima kasih, juga untuk meningkatkan kontak
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 234

"Karena kamu bosan, bagaimana kalau kamu membantu di toko makanan penutup?" tanya Amel. Bagaimanapun juga, Lidya juga adalah investor di toko makanan penutup ini.Lidya segera menggelengkan kepalanya sembari berkata, "Sebaiknya lupakan saja. Aku nggak tertarik membuat makanan penutup.""Apakah gadis muda di dalam itu adalah orang yang baru saja kamu rekrut?" Tatapan Lidya tertuju pada Clara.Amel mengangguk sambil berujar, "Ya, namanya Clara. Meskipun usianya masih muda, dia adalah koki berbintang. Aku merasa sangat beruntung bisa merekrut orang berbakat seperti dia.""Benarkah?""Oh ya, Amel, bukankah Bibi Lili mau mencoba menjodohkan Andi dan Yunita? Bagaimana kelanjutannya?" Lidya menyebutkan masalah ini secara sengaja. Sebenarnya, dia datang ke sini khusus untuk mencari tahu tentang masalah ini."Aku sudah memikirkannya baik-baik dalam perjalanan ke tempat kerja hari ini. Aku memutuskan untuk nggak melakukannya. Karena adikku sudah memiliki seseorang yang dia sukai, kenapa harus me
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 235

Hal ini langsung membuat Amel merasa bersalah. Dimas selalu menjaganya dengan segala cara, adalah orang yang penuh perhatian. Namun, sekarang Amel jarang-jarang pergi makan dan membiarkan Dimas menunggu di luar. Mana bisa dia seperti ini?"Lidya hanya bercanda denganmu. Kamu nggak akan mengganggu kalau ikut bersama kami," jawab Amel sambil menepuk bahu Dimas untuk menghibur pria itu.Dimas tersenyum penuh kemenangan, sementara Lidya menggertakkan giginya karena merasa kesal. Awalnya, Lidya berencana untuk makan dan mengobrol bersama sahabatnya. Namun, sekarang jadi ada Dimas. Lidya merasa tidak begitu nyaman lagi untuk mengobrol dengan Amel.Setelah sampai di restoran, Dimas menggandeng tangan Amel. Dia berjalan masuk dengan cueknya dan meninggalkan Lidya di belakang. Lidya harus berlari-lari kecil untuk mengikuti mereka. Tiba-tiba saja, Lidya merasa seperti obat nyamuk.Jika bukan karena sudah membayar untuk memesan tempat, Lidya pasti sudah langsung pergi begitu saja."Tuan dan Nyony
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 236

Lidya dan Dimas terus saja bertengkar selama acara makan malam tersebut. Lidya buru-buru pergi setelah makan malam itu selesai. Entah kenapa, dia merasa marah saat melihat Dimas.Dimas mengemudikan mobilnya dan mengantar Amel pulang untuk mengunjungi Lili. Baru saja sampai di rumah dan belum sempat masuk ke dalam, Amel menerima pesan WhatsApp dari Lidya."Amel, kita berdua sudah lama nggak makan bareng. Aku mohon padamu, lain kali jangan ajak lagi si pengganggu itu, oke? Dia benar-benar menjengkelkan. Tolong, jangan ajak dia lagi."Melihat pesan WhatsApp yang dikirimkan Lidya, Amel pun tidak tahan untuk tersenyum."Oke, aku mengerti," balasnya."Sayang, apa yang kamu tertawakan?" tanya Dimas dengan rasa ingin tahu, saat melihat istrinya tertawa sambil menatap ponsel.Amel langsung menyimpan ponselnya dan menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa. Lidya baru saja mengirimkan video lucu padaku."Amel tidak mengatakan yang sebenarnya kepada Dimas, karena sahabat dan suaminya sepertinya tida
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 237

"Kak, kenapa Kakak ada di sini?" Andi yang baru saja kembali dari membeli buah, kebetulan bertemu dengan Dimas dan Irfan yang sedang mengobrol di tempat itu.Ketika Andi melihat ke arah Irfan, dia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut di wajahnya. "Kamu ... kamu Pak Irfan? Irfan Sarwono?"Andi sudah pernah melihat Irfan pada kunjungan terakhirnya ke Grup Angkasa untuk mengikuti kompetisi. Dia juga sudah mengetahui siapa Irfan sebenarnya dari teman-temannya. Oleh karena itu, kehadiran Irfan di depan pintu gerbang kompleksnya dan sedang mengobrol dengan Dimas, membuat Andi sedikit terkejut."Halo," sapa Irfan dengan agak canggung."Sudah sampai di depan pintu. Ayo, Kak, cepat ajak Pak Irfan untuk naik dan duduk-duduk dulu.""Benar. Ayo naik dan duduk-duduk bersama kami," kata Dimas dengan antusias, begitu mendengar ucapan Andi."Baik," setuju Irfan.Dimas berjalan di depan sambil membawa tonik dan kacang untuk Lili. Sementara itu, Irfan mengikuti di belakang dengan tangan kosong. Dia m
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 238

Malam harinya, Dimas sedang mandi di kamar mandi, ketika tiba-tiba saja ponselnya berdering.Amel yang sedang berbaring di tempat tidur sambil memperhatikan ponselnya, mendengar suara tersebut. Dia pun mengambil ponsel milik Dimas dan melihatnya. Ternyata ada pesan dari nomor yang tidak dikenal."Pak Dimas, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."Saat Amel sedang kebingungan, nomor asing itu tiba-tiba saja menelepon. Amel langsung berlari menuju pintu kamar mandi sambil membawa ponsel milik Dimas."Ponselmu berbunyi. Ada yang meneleponmu."Amel berteriak ke dalam. Namun, mungkin karena suara aliran air di dalam terlalu keras, Dimas sama sekali tidak bisa mendengarnya.Tidak baik kalau Amel membuka pintunya dan langsung menerobos masuk ke dalam. Memikirkan gambaran itu, pipi Amel langsung merona merah. Oleh karena itu, Amel harus mengangkat telepon itu terlebih dahulu."Pak Dimas, aku benar-benar minta maaf, sudah mengganggumu selarut ini. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu." B
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 239

Pagi-pagi sekali, saat Dimas baru saja tiba di kantor dan belum sempat untuk duduk, Jessica sudah menghampirinya sambil membawakan secangkir susu kedelai hangat."Pak Dimas, pagi tadi aku mengekstrak susu kedelai segar dan membawakan segelas untukmu. Minumlah selagi masih panas."Dimas mengerutkan alisnya yang bagai pedang itu tanpa kentara. "Maaf, aku nggak suka susu kedelai.""Maaf, Pak Dimas, aku nggak tahu. Aku akan membawanya pergi sekarang." Jessica menggigit bibirnya karena malu. Kemudian, dia pergi sambil membawa susu kedelai itu dengan wajah muram.Dimas merasa lelah dengan tingkah laku Jessica yang selalu menunjukkan diri di hadapannya.Dimas langsung menelepon Irfan, "Aku beri kamu waktu 10 menit. Buat petugas penjaga keamanan baru yang bernama Jessica itu segera menghilang dari lokasi konstruksi tempatku berada ini. Aku nggak mau melihatnya lagi.""Pak Dimas, aku khawatir keinginanmu ini mungkin agak sulit untuk dilakukan. Jessica adalah keponakan jauh dari istrinya Dio. Di
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 240

Tujuan utama Amel mengunjungi lokasi konstruksi Dimas adalah untuk menyatakan statusnya.Melihat pemandangan tadi, Jessica menggertakkan giginya kuat-kuat. Kemudian, dia berbalik dan kembali ke asramanya."Sayang, aku baru saja berpikir untuk meneleponmu." Dimas menarik Amel untuk duduk di sampingnya dengan gembira."Kenapa kamu mengunci pintunya? Padahal jelas-jelas kamu ada di kantor."Dimas tidak bisa menyembunyikan rasa muaknya saat mendengar kata-kata itu. "Kalau aku nggak mengunci pintunya, selalu ada orang yang datang menggangguku."Amel sudah bisa menebak orang yang dimaksud oleh Dimas tersebut."Cepat makan siang selagi masih panas. Nanti kalau sudah dingin jadi nggak enak.""Sayang, kamu pasti juga belum makan siang, 'kan? Ayo kita makan bersama." Dimas mendorong piring yang sudah diletakkan di atas meja ke arah Amel.Keduanya makan sambil mengobrol. Jessica yang sesekali mendengar suara tawa mereka dari ruang sebelah, merasa cemburu di dalam hatinya."Nggak ada yang spesial
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
55
DMCA.com Protection Status