Share

Bab 216

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-03 18:00:01
"Kalau begitu, kita rahasiakan saja selama yang kita bisa."

Setelah mengetahui bahwa Lili dirawat di rumah sakit, Mirna segera datang menjenguk.

"Aduh, ada apa denganmu? Kenapa kamu dirawat di rumah sakit?" Suara keras Mirna bergema di seluruh bangsal.

Lili mengangkat dahinya dengan tidak suka sambil menjawab, "Aku pingsan karena tekanan darah rendah, lalu terjatuh."

"Katakan padaku, kenapa tekanan darahmu bisa rendah padahal umurmu belum setua itu? Aku selalu bilang padamu untuk lebih memperhatikan tekanan darah dan kolesterolmu. Aku sudah menyuruhmu memeriksa tekanan darahmu dari waktu ke waktu, tapi kamu nggak mendengarkan. Untung saja kamu baik-baik saja sekarang. Kamu bisa menjadikan kejadian ini sebagai pengingat. Alat pemantau tekanan darah yang kuberikan padamu ternyata hanya menjadi hiasan di rumahmu," keluh Mirna dengan suara keras begitu dia duduk.

"Sudah, sudah. Aku sedang dirawat di rumah sakit sekarang, jadi jangan membicarakan hal ini lagi. Nanti setelah aku keluar dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 217

    "Baiklah, hati-hati dalam perjalanan pulang." Tidak lama setelah Mirna pergi, Lili tertidur.Kemarin Lili tidak tidur dengan nyenyak. Awalnya dia ingin beristirahat sebentar di pagi hari, tapi lengannya terus terasa sakit dari waktu ke waktu. Jadi, tentu saja dia tidak bisa istirahat dengan baik.Tidak lama setelah Lili tertidur, Kristo secara pribadi membawa dokter yang bertanggung jawab atas Lili ke bangsal."Pasien nggak merasakan gejala ketidaknyamanan hari ini, 'kan?" tanya Kristo dengan penuh perhatian."Nggak, ibuku merasa cukup baik hari ini.""Dalam situasi pasien jatuh secara nggak sadar seperti ini, ada kemungkinan mengalami gegar otak ringan. Setelah berdiskusi dengan dokter, aku menyarankan agar kalian melakukan CT scan otak sekali lagi. Kalau semuanya baik-baik saja, kita baru bisa merasa tenang.""Baiklah, aku akan mengajak ibuku untuk memeriksanya."Amel mengangguk setuju. Direktur rumah sakit sudah datang sendiri ke sini, jadi untuk alasan keamanan, Amel memutuskan unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 218

    "Lupakan saja. Kalau ibumu nggak mau pindah, biarkan saja dia tinggal di sini." Gibran melihat bahwa istrinya tampak baik-baik saja, jadi dia pun tidak memaksa istrinya untuk pindah ke bangsal VIP.Amel tidak mengatakan apa pun."Seperti kata pepatah, butuh waktu lama untuk menyembuhkan patah tulang. Aku sudah membuatkan sup tulang untukmu. Minumlah selagi panas." Gibran meletakkan termos yang dibawanya ke atas meja.Amel membantu Lili bangkit dari tempat tidur. Saat Amel hendak mengambil sendok untuk meminum sup, Andi menyerbu masuk dari luar bangsal dengan ekspresi cemas."Ibu, kamu sakit sampai masuk rumah sakit, kenapa merahasiakannya dariku? Bagaimana kondisi Ibu sekarang? Apakah Ibu sudah merasa lebih baik?" tanya Andi dengan wajah serius, tampak sangat marah."Ibu hanya nggak mau mengganggu pekerjaanmu," kata Amel."Ya, kamu baru saja bekerja di perusahaan belum lama ini. Kamu harus fokus pada pekerjaanmu. Lihatlah, aku baik-baik saja sekarang," kata Lili sambil tersenyum menghi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 219

    Dimas mengangguk tanpa ragu. Sepertinya dia sudah menduga Amel akan menanyakan hal ini padanya."Aku dan Pak Kristo adalah kenalan lama. Dia dan kakekku saling kenal, bisa juga dianggap teman. Jadi, aku juga pernah berinteraksi dengan Pak Kristo. Kali ini, saat Ibu dirawat di rumah sakit, aku khawatir pemeriksaan di rumah sakit nggak cukup menyeluruh, jadi aku pergi menemui Pak Kristo. Aku berharap dia akan merawat Ibu secara khusus." Dimas sudah mempersiapkan bagaimana akan menjawab pertanyaan Amel."Ternyata begitu." Amel tidak meragukan apa yang Dimas katakan. Wanita itu memilih untuk memercayai Dimas tanpa syarat. Dia tidak pernah berpikir bahwa Dimas akan membohonginya."Setelah ibuku keluar dari rumah sakit, kita bisa membeli beberapa hadiah, lalu mengunjungi Pak Kristo. Dia adalah orang yang sangat sibuk setiap harinya, tapi dia bisa meluangkan waktu untuk merawat Ibu. Aku jadi merasa agak nggak enak hati." Amel tidak suka berutang pada orang lain. Jika sampai berutang budi pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 220

    "Kak Amel, ada yang nggak beres dengan rumah yang aku sewa. Bolehkah aku menginap di rumahmu malam ini? Jangan khawatir, aku bisa tidur di sofa!" Yunita menatap Amel dengan tatapan menyedihkan, membuat Amel tidak bisa menolaknya."Baiklah. Kalau begitu kamu bisa tinggal di rumahku dulu." Amel ragu-ragu sejenak sebelum menyetujuinya. Bagaimanapun juga, Yunita adalah adik perempuan Dimas, jadi dia tidak bisa mengabaikan Yunita begitu saja.Saat Dimas mendengar persetujuan Amel, wajahnya menjadi agak muram."Kamu mau tidur di sofa?" tanya Dimas sambil menatap Yunita dengan tajam.Yunita mengangguk dengan takut-takut."Dimas, Yunita bisa dianggap sebagai tamu. Nggak baik membiarkannya tidur di sofa, bagaimana kalau kamu yang menggantikannya tidur di sofa? Lagi pula, kamu nggak dirugikan juga, 'kan?" tanya Amel ragu-ragu.Mendengar itu, Dimas menjadi makin muram. "Aku ....""Kakakku tersayang, aku tahu kamu memang yang terbaik. Kamu pasti menyetujuinya, 'kan!" Sebelum Dimas bisa menolak, Yu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 221

    Dimas menepis tangan Yunita sambil berkata, "Sarapan ini bukan aku siapkan untukmu. Ini adalah makanan favorit kakak iparmu. Kalau kamu mau makan, beli sendiri sana."Dimas langsung membawa sarapan di atas meja ke dapur. Melihat itu, Yunita merasa sangat marah hingga dia menggertakkan giginya. Namun, sejak masih kecil, Yunita belum pernah melihat kakaknya yang dingin ini begitu peduli pada seorang wanita. Sepertinya kakaknya dan kakak iparnya ini adalah cinta sejati!Di sisi lain, Dimas membuka pintu kamar tidur dengan lembut, lalu melihat bahwa Amel masih tertidur. Karena merasa istrinya sudah bekerja sangat keras dalam dua hari terakhir ini, dia pun diam-diam mematikan alarm. Dia berharap Amel bisa tidur nyenyak.Amel tidur sampai pukul sepuluh pagi. Dia duduk dari tempat tidur sambil meregangkan tubuh dengan puas. Saat secara tidak sengaja melirik jam yang ada di meja samping tempat tidur, dia melihat bahwa sekarang sudah pukul sepuluh. Amel pikir dia belum sepenuhnya terbangun, jad

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 222

    "Kalau begitu aku berterima kasih dulu pada Kak Amel," kata Clara sambil tertawa ringan.Saat ini, ponsel Amel tiba-tiba berbunyi. Amel pun segera menjawab panggilan itu."Sayang, apa kamu sudah pulang kerja?" Suara Dimas terdengar dari ujung lain telepon."Sebentar lagi.""Baiklah. Kalau begitu, aku akan datang langsung ke toko makanan penutup untuk menjemputmu."Tidak lama setelah menutup telepon, mobil Dimas sudah berhenti di luar toko makanan penutup. Dia membuka pintu, lalu masuk ke toko makanan penutup. Clara yang sedang menghitung uang di meja depan langsung mengangkat kepala saat mendengar suara seseorang masuk. Ketika melihat Dimas, dia terpaku selama beberapa saat.Kemudian, dia dengan cepat kembali menundukkan kepalanya."Sayang, bukankah kita masih harus pergi ke rumah sakit malam ini untuk menjenguk Ibu? Kamu cepatlah berkemas, lalu kita pergi ke sana," kata Dimas sambil duduk di kursi.Clara dengan cepat menuangkan segelas air, lalu menyodorkannya kepada Dimas sambil berk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 223

    "Bu, sinyalku di sini agak buruk, aku tutup teleponnya dulu." Lidya tidak mau mendengarkan omelan ibunya tentang masalah pernikahan lagi. Jadi, dia pun langsung menutup telepon.Jika ibunya tahu bahwa dia dan Andi menjalin hubungan, dia pasti akan dihukum berat. Lidya tidak berani mengatakan tentang hal ini."Ayah, pulang dan istirahatlah. Aku dan Dimas akan menjaga Ibu di rumah sakit malam ini." Amel baru saja menyelesaikan pekerjaannya di toko makanan penutup. Setelah pulang kerja, dia langsung mulai berbenah lagi begitu sampai di rumah sakit.Amel selalu sangat suka bersih-bersih. Setelah keluar sebentar, dia merasa bangsal ibunya agak berantakan.Setelah tinggal di rumah sakit selama dua hari, Lili akhirnya menerima kabar bahwa dia bisa keluar dari rumah sakit. Lili merasa jauh lebih baik setelah keluar dari rumah sakit. Selama beberapa hari dia berada di rumah sakit, dia merasa seperti burung yang terperangkap di dalam sangkar. Dia hanya bisa melihat dunia luar melalui jendela. Ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 224

    "Jangan khawatir, Bibi. Aku nggak akan sungkan," kata Yunita sambil tersenyum lebar.Saat Lili melihat bahwa Yunita sepertinya seumuran dengan Andi, dia tiba-tiba terpikir akan sesuatu. Yunita cantik, anggun, juga memiliki kepribadian yang ceria. Selain itu, gadis itu juga adalah sepupunya Dimas. Jadi, Lili punya ide untuk menjodohkan Yunita dengan putranya."Yunita, berapa umurmu?""Bibi, tahun ini aku berumur 23 tahun.""Oh, apakah kamu sudah lulus kuliah?""Bibi, aku kuliah di universitas luar negeri dan sudah lulus tahun lalu. Aku mengambil jurusan desain, jadi aku bekerja di bidang desain sekarang." Yunita menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Lili dengan patuh.Amel menjulurkan kepalanya keluar dari dapur, lalu berkata tanpa daya, "Bu, apa kamu sedang melakukan sensus kependudukan?""Nggak, nggak, menurutku Yunita adalah anak yang cukup baik. Aku hanya bertanya saja. Yunita, kamu seumuran dengan putraku, Andi. Dia sedang bekerja di Grup Angkasa saat ini." Entah sengaja atau tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status