Di pagi yang cerah, aroma kopi segar melingkupi dapur mereka. Alessa meski masih hilang ingatan, namun ia seorang istri yang berdedikasi, tersenyum lembut sambil menyiapkan sarapan untuk suaminya, Jovian. Setiap langkahnya diatur dengan penuh perhatian, menciptakan kehangatan di ruang dapur. Alessa pagi-pagi sudah sibuk di dapur. Pagi ini dia baru membuatkan sarapan untuk Si Kembar dan suaminya, Alessa sengaja melakukan semua pekerjaan ini karena Jovian harus beristirahat di rumah. Kemarin baru saja suaminya itu boleh pulang meski dengan lengan kanannya menggunakan gips. Jovian, duduk di meja makan dengan koran pagi, tersenyum saat Alessa meletakkan secangkir kopi di depannya. "Terima kasih, sayang," ucapnya dengan lembut. Alessa pun mengangguk sambil duduk di sebelah suaminya. "Tuan, akan istirahat selamat sebulan bukan?" tanya Alessa, ingat dengan perkataan dokter sebelum mereka pulang ke rumah. "Alessa, aku tetap bekerja tapi dari rumah," ucap Jovian sembari meraih cangkir deng
Read more