"Kakak tidak melakukan hal yang aneh bukan?""Tidak, bagaimana bisa? ini keinginanmu untuk bersembunyi dan melarikan diri dari ibuku," Tak berselang lama telepon rumah mereka berdering, Alessa yang beranjak lebih dulu mengangkat telepon dari sambungan telepon."Ya, Halo? keluarga Heide di sini?"Kedua mata Alessa tak lama membelalak. "Apa? Bapak!" Alessa membelalakkan kedua matanya kemudian menatap Jovian. "Aku ... aku," ucap Alessa terjeda ketika Jovian dengan cepat menyambar telepon itu. "Siapa?" tanya Jovian dingin."Oh, hai Nak, apa kabarmu?" Jovian menatap tajam. Ia genggam keras gagang telepon itu. "Ibu, hentikan ancamanmu pada Alessa!" bentak Jovian."Oh tidak, bapaknya Alessa hanya merindukannya bilang jika dia masih mau berbakti dengan kedua orang tuanya," ucap dari suara sambungan telepon itu. "Aku tidak main-main, Bu," sahut Jovian. Jovian langsung menutup sambungan telepon kemudian menghampiri Alessa yang tampak terguncang itu. Pria bertubuh besar itu merangkul tubuh
Read more