Share

Bab 102 | Tergelincir Menembus Celah dan Hancur Jadi Debu

Sinar matahari yang hangat menyinari taman, menciptakan permainan warna-warni di antara bunga-bunga yang bermekaran. Dikelilingi oleh keceriaan anak-anak yang bermain, Alessa duduk di pinggir taman dengan senyum lebar di wajahnya. Rambut cokelatnya tersibak oleh angin sepoi-sepoi, dan matanya bersinar penuh kasih sayang saat memperhatikan anak-anaknya yang riang bermain.

Di hadapannya, menatap Gadis Cilik itu berlarian-larian di antara rerimbunan bunga. Suara tawa riang memecah kesunyian taman, mengisi udara dengan keceriaan dan kehidupan. Alessa melihat mereka dengan penuh kebahagiaan, hatinya penuh dengan rasa syukur atas momen indah ini.

Sementara anak-anaknya sibuk mengeksplorasi keindahan taman, Alessa duduk bersama Roan. Ditemani oleh aroma bunga-bunga segar, ia merasa damai sesekali memerhatikan Gadis aktif itu.

“Apa aku sudah tiada?” tanya Alessa.

“Seharusnya belum, Mama harus bersama adik-adik bukan?” sahut Roan.

Meski Tiba-tiba, Gadis itu mendekati ibunya dengan tangannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status