Bi Ais berpikir tentang apa yang harus Ia lakukan saat ini. Tak mungkin jika Ia harus mempertaruhkan keselamatan Sova dengan rasa percaya di atas bimbang yang Ia rasakan. “Ya Allah, Bibi harus gimana ini?” tanyanya pelan seraya mondar-mandir di ruangan Sova. “Bi!” lirih Sova memanggil namanya, membuat bi Ais menghentikan langkahnya tak pastinya. “Non!” sapa bi Ais seraya mendekati Sova yang masih nampak lemah. “Gimana perasaannya? Apa yang masih dirasain?” tanya bi Ais tak sabar. “Bi, beneran dede bayi baik-baik aja? Aku... Aku pendarahan Bi,” ucap Sova seraya menahan air matanya. “Bener Non, dede bayinya selamat alhamdulillah. Tapi, Non enggak boleh punya beban pikiran, biar kondisi dede bayinya stabil,” ucap bi Ais lagi. Sova terdiam, ingin mengatakan jika Ia tak baik-baik saja karena memikirkan keadaan Roy. Sedangkan, di sisi hatinya yang lain ada kekhawatiran tentang keselamatan sang jabang bayi. Entahlah, apakah bi Ais berkata jujur atau tidak tentang kondisi bayinya. “Non!
Read more