All Chapters of Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan: Chapter 131 - Chapter 140

196 Chapters

Bab 131 Rencana Melamar

Mahesa memindai penampilan Damaira yang lebih rapi dari sebelumnya, terbesit rasa ingin menggodanya."Kenapa kamu berganti pakaian, padahal kamu tetap memesona meski berpenampilan berantakan," bisik Mahesa di dekat telinga Damaira.Membuat pipi Damaira seketika merah merona.Mahesa tersenyum jahil saat berhasil membuat calon istrinya tersipu malu."Ibu, Keysha, ayo kita segera turun, biarkan Ezra beristirahat," ujar Mahesa."Benar juga. Ezra harus segera istirahat." Ucap Bu Ajeng.Bu Ajeng berpamitan pada Ezra tak lupa memberi doa untuk kesembuhan anak itu."Keysha, jangan mengganggu adikmu terus, biarkan dia beristirahat. Lebih baik kita segera turun," ajak Ajeng.Gadis cilik itu masih sana menggoda Ezra meski sudah berpamitan."Cepat sembuh ya adikku sayang. Sampai jumpa lagi!""Terima kasih, Kak Key."Mahesa, Bu Ajeng, dan Keysha mengikuti langkah Damaira turun ke lantai bawah, sedangkan Isa tetap menemani Ezra. Damaira mempersilakan calon mertuannya duduk lebih dulu di ruang tengah
Read more

Bab 132 Mulut Pedas Dinda

Isa terbatuk dan nyaris menyemburkan teh yang baru saja dia seruput, saat mendengar pertanyaan dari calon iparnya.Damaira tersenyum menahan tawa sambil menutup mulutnya. Matanya tampak mengejek saudara kembarnya."Dia jomblo akut, Mas. Mungkin kalau Mas punya saudara yang belum menikah, bisa dikenalkan padanya, tapi dia ini sangat pemilih dan gigih sedikit sulit menaklukan hatinya, jadi harus wanita yang sangat sabar atau yang sangat cuek dan tidak mudah mengambil hati setiap perkataan dan tingkah lakunya." Oceh Damaira yang langsung mendapat tatapan tajam dari Isa.“Tutup mulutmu!” Kesal Isa. Damaira malah nyengir kuda."Kalau wanita yang cuek dan bebal sepertinya ada. Malah nggak jauh-jauh,” Mahesa menimpali.“Siapa, Mas?” tanya Damaira dengan antusias.“Aku tidak yakin kalian ingin mendengarnya.”“Jangan katakan kalau itu Dinda, dia sebentar lagi menikah dengan Zivan, Mas.”Mahesa menggeleng sembari tertawa renyah. Isa sendiri sudah memasang wajah
Read more

Bab 133 Sayur Asem yang Lezat

"Kalian ingin terus mengobrol di luar?" Isa memecah suasana panas yang tercipta di antara Dinda dan Negan.Mungkin jika Isa tak segera keluar, akan ada pertumpahan darah di depan rumah adiknya."Tentu saja tidak. Untuk apa aku terus berada di luar bersama pria arogan ini. Lebih baik aku masuk dan lihat keponakan tampanku." Dinda berjalan lebih dulu melewati Negan dengan wajah tak bersahabat, kemudian membuka gerbang.Negan yang juga lebih kesal dari pada Dinda ikut masuk ke dalam.Bagai rumah sendiri, Dinda langsung masuk ke ruang tengah, karena tak menemukan Damaira dia pun naik ke lantai dua.Hal itu sungguh berbanding terbalik dengan Negan yang harus menunggu dipersilakan lebih dulu.“Kalau ingin melihat keadaan Ezra naiklah lebih dulu, baru kita berangkat ke rumah sakit. Abang sudah sarapan?”Negan menggeleng, dia memang sengaja tidak sarapan di rumah agar Dina tidak terlalu lelah karena harus mengantar Celine ke sekolah. Negan meminta Dina untuk
Read more

Bab 134 Wejangan dari Dinda

“Ada apa? Memangnya aku salah bicara?”“Iya!” jawab Isa dan Dinda dengan kompak.Isa dan Dinda saling menatap dengan sengit.“Aku dan pria kutub utara ini kamu bilang cocok? Dih, nggak sudi, aku bisa mati membeku,” oceh Dinda.“Siapa juga yang sudi denganmu, jangan terlalu percaya diri Nona bebek.”“Hei–”“Sudah, sudah. Kalian ini bukan ABG lagi, kenapa labil sekali, masih saja bertengkar. Cepat habiskan makan kalian. Nanti mas Negan kesiangan sampai di rumah sakit.” Damaira melerai dua orang bagai kucing dan anjing itu.Usai menyantap sarapan, Negan kembali naik ke lantai dua untuk berpamitan pada anaknya.“Ez, Papa ke rumah sakit dulu, ya.”“Iya, Papa. Semoga semua hasilnya bagus Dan bisa beraktivitas kembali.”“Terima kasih, Sayang.”Negan membelai lembut puncak kepala Ezra lalu mengecup keningnya.Adegan yang hanya beberapa detik itu bisa membuat Negan kembali membayangkan keluarga yang utuh bersama Damaira.Negan segera menggelengkan kepala mengenyahkan pikiran itu, lalu beranjak
Read more

Bab 135 Wanita Bar-bar

"Siapa ya?" Damaira bergumam.Dinda langsung tersenyum diiringi dengan cengiran kuda.Damaira langsung paham apa maksudnya itu, sontak wanita itu berdecak dan memicingkan sebelah bibirnya."Hehehe, biar aku yang buka pintu,” kata Dinda lalu berjalan keluar.“Suruh mampir dulu ke sini.” Dinda memberi kode dengan jari telunjuk dan ibu jari menyatu menjadi huruf O, 'OK’.Damaira beralih kepada Ezra.“Jadi, anak Mama mau apa?”“Aku bosan di kamar terus, Ma. Aku ingin di sini saja.”Ezra meletakkan kepalanya di atas meja makan.Damaira tersenyum, ingin mengajaknya berjalan-jalan di dekat komplek pun Hari sudah mulai siang, matahari sudah mulai terik.“Ya sudah di sini saja, yang penting kamu sudah tidak demam, tak harus selalu di kamar kalau bosan.”“Aku ingin cepat sembuh, agar bisa berangkat ke sekolah. Sakit ternyata tidak enak sama sekali.”Damaira tersenyum lalu ikut meletakkan kepalanya di atas meja.“Tentu saja, oleh sebab itu ka
Read more

Bab 136 Purwokerto

Seminggu kemudian.Hari masih begitu pagi, bahkan adzan subuh baru saja berhenti berkumandang. Dua keluarga akhirnya sampai di kota tujuan–Purwokerto.Terlihat Ezra masih terlelap di jok belakang. “Kamu angkat saja Ezra ke dalam, aku akan keluarkan barang-barang kita dari mobil,” kata Isa pada saudari kembarnya.Damaira dan Isa keluar dari mobil, begitu juga dengan keluarga Mahesa.Yang dilakukan pertama kali oleh Mahesa Dan Bu Ajeng adalah menghirup udara yang segar di subuh hari.Dari dalam rumah Dewa langsung membuka lebar pintu rumahnya, terlihat Darmawan dan Lestari kedua orang tua Damaira keluar dan berjalan ke arah mereka.Damaira dan Isa mencium punggung tangan kedua orang tuanya lalu memperkenalkan Mahesa dan Bu Ajeng.“Ibu, Ayah, ini Mas Mahesa dan beliau adalah Bu Ajeng, ibu Mas Mahesa.”Mahesa meraih tangan Darmawan, “Mahesa, Pak.” Mahesa memperkenalkan diri, lalu mencium punggung tangan calon ayah mertuanya.Hal yang sama Mahesa
Read more

Bab 137 Kenyataan Tentang Hati Mahesa

"Apa Ezra pergi, Yah?" tanya Celine.Suaranya mengisyaratkan jika bocah itu kecewa."Sepertinya iya, Lin," jawab Negan."Kemana mereka, Yah?"Ayah juga tidak tahu, Lin."Karena tak menemukan Damaira dan penasaran kemana perginya, Negan mendatangi rumah Dinda yang hanya berada di samping rumah itu.Negan menekan bel rumah itu, tak berselang lama Dinda pun keluar dari dalam rumah."Lhoh, Mas Negan. Ada apa?" "Kamu tahu kemana perginya Ira?"Dinda mengernyitkan keningnya, lalu berkata dalam hati, 'Jadi Ira benar-benar tidak memberi tahu Mas Negan tentang kepergiannya ke Purwokerto!'"Oh, mereka pergi ke Purwokerto, Mas. Berangkat tadi malam.""Purwokerto?" Dinda mengangguk."Ada acara apa di Purwokerto?" "Aku tidak begitu paham, Mas. Memang sudah lama 'kan mereka tidak pulang, bulan kemarin sibuk mengurusmu," jawab Dinda dengan sedikit berbohong.Jawaban yang membuat Negan tersentil, memang benar bulan kemarin mereka tidak pulan
Read more

Bab 138 Iri

Malam minggu yang cerah, Damaira mengajak keluarga Mahesa untuk menikmati suasana malam di alun-alun dan kuliner di kota itu.“Kalian saja yang muda-muda, ibu lebih suka bercengkrama di rumah bersama para orang tua,” ujar Ajeng.“Yahh, Oma. Kita semua berangkat saja ke alun-alun. Kakek dan neneknya juga. Ayolah, please!” Keysha mencoba merayu para orang tua untuk bisa ikut berjalan-jalan di alun-alun.“Ya sudah, kakek ikut. Tidak mesti kita sebulan sekali bisa berkumpul untuk jalan-jalan. Ayo, Bu, Bu Ajeng.” Darmawan akhirnya memberi kamando pada ibu-ibu yang malas bergerak itu, untuk jalan bersama-sama.Mereka berjalan kaki dari rumah menuju alun-alun yang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki.Sebelum berkeliling mereka memutuskan untuk berkuliner dan makan malam lebih dulu. Mereka memilih warung makan dengan menu bersambal.“Ayah bisa lega sekarang, Nduk. Kamu sebentar lagi menikah,” kata Darmawan di tengah-tengah makan mereka.Damaira dan Mahesa salin
Read more

Bab 139 Foto yang Janggal

Iseng Negan membuka aplikasi chat hijaunya. Tidak biasa dia rajin menggulir status teman-temannya.Ketika Negan menggulir status-status itu, dia menemukan status Dinda. Foto dua tangan pria dan wanita yang tersemat cincin emas putih dengan model yang sama.Caption dari foto tersebut adalah sebentar lagi akan mengakhiri masa lajang.Deg!Entah mengapa jantung Negan berdetak tak karuan.Dinda memang sebentar lagi akan menikah, tapi entah mengapa Negan tidak yakin jika sepasang tangan itu adalah tangan Dinda dan Zivan.Negan melihat tangan itu seperti tangan … tangan Damaira.Negan menyugar rambutnya dengan kasar.“Itu hanya perasaanmu saja, Negan. Kamu terlalu berlebihan.” Negan memberi meyakinkan pada dirinya sendiri jika itu bukan tangan mantan istrinya dan bosnya.Semakin dipikir rasanya dada semakin sesak, Negan rasanya seperti ingin gila.Ditengah kegalauannya tentang Damaira, Celine dan Dina telah kembali. Kali ini Naya dan Faisal iku
Read more

Bab 140 Kembali ke Jakarta

“Biar Ira yang melihat ke depan.” Ira mencuci tangannya dan segera berjalan keluar.“Oalah, aku kira siapa, calon pengantin. Kapan sampai di sini? Masuk-masuk.”Rupanya Dinda dan Zivan yang datang.“Tadi pagi sampai, tapi baru sempat ke sini,” jawab Dinda seraya melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.“Kami sedang makan siang, ayo makan sekalian.”Damaira langsung merangkul sahabatnya Dan menggiring dua sejoli itu ke ruang tengah.“Lihat calon pengantin yang datang,” seru Damaira.“Ayo, ayo sini makan sekalian, Dinda, Zivan!” seru Lestari.Keduanya ikut bergabung makan bersama, Isa sengaja memisah dua sejoli itu dengan menarik Zivan duduk di sebelahnya.“Sehat, Bro? Lama tak jumpa,” tanya Isa.“Sehat. Kamu saja yang sok sibuk, biasanya datang ke kantor ini sudah lama tak pernah datang.”“Aku bukan sok sibuk, tapi memang sibuk.”“Jangan sibuk kumpulkan uang terus, istirahat, sekali-kali nongkrong, cari cewek,” goda Zivan.Isa mendes
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status