Share

Bab 140 Kembali ke Jakarta

Author: Lemongrass
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Biar Ira yang melihat ke depan.” Ira mencuci tangannya dan segera berjalan keluar.

“Oalah, aku kira siapa, calon pengantin. Kapan sampai di sini? Masuk-masuk.”

Rupanya Dinda dan Zivan yang datang.

“Tadi pagi sampai, tapi baru sempat ke sini,” jawab Dinda seraya melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.

“Kami sedang makan siang, ayo makan sekalian.”

Damaira langsung merangkul sahabatnya Dan menggiring dua sejoli itu ke ruang tengah.

“Lihat calon pengantin yang datang,” seru Damaira.

“Ayo, ayo sini makan sekalian, Dinda, Zivan!” seru Lestari.

Keduanya ikut bergabung makan bersama, Isa sengaja memisah dua sejoli itu dengan menarik Zivan duduk di sebelahnya.

“Sehat, Bro? Lama tak jumpa,” tanya Isa.

“Sehat. Kamu saja yang sok sibuk, biasanya datang ke kantor ini sudah lama tak pernah datang.”

“Aku bukan sok sibuk, tapi memang sibuk.”

“Jangan sibuk kumpulkan uang terus, istirahat, sekali-kali nongkrong, cari cewek,” goda Zivan.

Isa mendes
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Lemongrass
getok aja, Kak
goodnovel comment avatar
Yekti Susanti
Saa Isa kamu kok nggak peka sih -_-
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 141 Oleh-oleh dari Mantan Mertua

    “Kenapa langsung ke sana?” tanya Damaira.‘Pantas saja Isa menge-pack oleh-oleh untuk Celine di tempat tersendiri dan diberi nama, jadi ini maksudnya,’ kesal Damaira dalam hati.Damaira tak habis pikir dengan saudara kembarnya. Padahal dirinya sedang menghindari Negan dan tak ingin bertemu. Tidakkah Isa memiliki pengertian sedikit saja pada dirinya.“Aku tahu kamu sedang menghindarinya, kalau kita antar itu ke rumahnya, cukup aku dan Ezra atau aku sendiri saja yang turun, lalu berpamitan. Kita punya alasan lelah dan tidak perlu berlama-lama. Kamu ini bagaimana, tumben otakmu mangkrak!”“Huuhh, sekate-kate itu mulut, ya!” Damaira menoyor kepala Isa.Isa tertawa terbahak-bahak diikuti oleh Ezra, membuat kesal Damaira rupanya cukup menghibur. Mungkin karena lelah, mereka jadi lost control.“Makanya jangan terlalu banyak makan cinta, jadi nggak berfungsi ‘kan otakmu.”Damaira langsung meremas mulut luwes saudara tirinya.“Baru bergaul sebentar sama Dinda,

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 142 Menggoda Isa

    “Lama sekali kalian,” protes Damaira.“Kamu pikir kita tukang paket, sudah kirim barang langsung pergi. Basa-basi dulu lah,” ujar Isa.Ezra mendengus kesal, dua orang yang dia sayangi kembali bertengkar.“Sudahlah, Ma, Pi. Ayo, pulang.”Isa segera memacu kendaraannya pulang ke rumah. Tak ada lagi yang bersuara."Mama, mau aku kasih tahu sesuatu nggak?" tanya Ezra memecah keheningan.Damaira memicingkan sebelah alisnya, lalu menjawab, "Tentang apa?""Eemmmm, tentang sesuatu yang terjadi di dalam.""Memangnya ada apa?"Ezra tersenyum sembari melirik Isa, pria itu juga melirik melalui spion tengah, Tidak ada rasa curiga sama sekali di hati Isa."Tadi Tante Dina menyuapkan sesuatu pada Papi, dan Papi menerima dengan senang hati seraya melirik Tante Dina, nah, Tante Dina–""Hei, kamu kecil-kecil sudah pandai bergosip dan fitnah." Isa memotong perkataan Ezra.Bocah cilik itu justru cekikikan menertawai pamannya.Sedangkan Damaira masih m

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 143 Keberuntungan Negan

    Tok! Tok! Tok!Damaira mempersilakan si pengetuk pintu untuk masuk.“Mbak Ira, ada tamu yang mencarimu,” ujar salah satu karyawan Damaira.Damaira melihat jam di dinding, sudah hampir waktunya makan siang.“Siapa?” tanya Damaira.“Mas Negan, Mbak.”Damaira menghembuskan nafas pelan, kenapa di saat seperti pria itu begitu gigih ingin menemuinya. Entah dari mana pria itu tahu kalau dirinya hari ini berangkat ke toko. “Tolong katakan aku sedang sibuk, Mbak. Jadi tidak bisa menemuinya. Mungkin lain kali saja.” Damaira menolak secara halus, beruntung dia memang sedang banyak pekerjaan.Damaira menunjukkan segudang pekerjaannya yang belum terselesaikan.“Oh, begitu ya, Mbak. Siap, Mbak.”Karyawan itu kembali menutup pintu ruang kerja Damaira, kemudian menemui Negan.“Mas Negan, maaf Mbak Ira-nya sedang sibuk. Maklum sudah lama tidak datang ke toko.”Negan mendengus, padahal dia sengaja datang dekat dengan waktu istirahat siang, agar tidak mengganggu jam kerja mantan istrinya itu.‘Alasan

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 144 Wanita Bernama Citra

    Negan menghembuskan nafas pelan, dia sedikit kecewa karena Damaira terkesan buru-buru dan tak ingin berlama-lama bersama dirinya.‘Apa aku benar-benar tak ada lagi di dalam hatimu, Ra?’ tanya Negan dalam hati.“Aku hanya ingin bertemu dan mengajakmu makan siang,” ujar Negan.Pria itu kemudian menyeruput cappuccino kesukaannya, Damaira memang masih hafal semua tentang Negan. Sembari melihat cappuccino itu, Negan tersenyum tipis.“Tapi, sepertinya kamu sibuk dengan pekerjaanmu. Kalau begitu lain kali saja.” Negan melanjutkan ucapannya yang terjeda karena minum kopi.“Iya, Mas. Aku benar-benar sibuk hari ini.”“Kamu tidak sedang hanya membuat alasan 'kan, Ra?”Terlihat Damaira menghela nafas.“Untuk apa aku beralasan, Mas. Kalau kamu tidak percaya bisa cek di ruanganku, banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan.”“Iya, aku percaya. Aku hanya merasa kalau akhir-akhir ini kamu menghindariku. Apa aku membuat masalah yang sudah menyinggung perasaanmu? A

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 145 Tak Menerima Keputusan Ira

    Mendapat pertanyaan dari Mahesa, Damaira dan Negan saling pandang. Mahesa pun mengerutkan sebelah alisnya melihat keduanya.Damaira duduk lebih dulu, diikuti oleh Mahesa. Mahesa mengulang pertanyaannya.“Ada apa sebenarnya? Kenapa kalian malah diam saja?” terdengar nada khawatir dari pertanyaan kali ini.“Aku kurang paham kronologinya, tapi tadi Citra hampir saja menabrak Mas Negan di depan.”Mahesa menggelengkan kepala, untung saja tidak terjadi apa-apa baik Citra maupun Negan. Mahesa mengalihkan pandangannya pada Negan.“Kamu benar-benar tidak apa-apa, Pak Negan?”Negan memaksakan senyum, lalu berkata, “Aku benar-benar tidak apa-apa. Aku hanya kaget dan terjatuh.”Mahesa bisa bernafas lega setelah mendengar perkataan dari Negan.“Kalau ada apa-apa jangan sungkan menghubungiku, Pak Negan.” Negan mengangguk.“Pak Mahesa tak perlu khawatir,” balas Negan.Negan menahan gejolak dalam hatinya, ingin sekali dia bertanya tentang kebenaran ucapan Mahesa yang mengklaim Damaira sebagai calon i

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 146 Bangkitlah, Mas!

    Damaira menjadi waspada saat melihat Negan tampak begitu marah dan manatap Mahesa dengan tajam.'Apa yang harus aku lakukan?’ tanya Damaira dalam hati.Saking cemasnya Damaira menggigit bibir bawahnya.Negan mengangkat kruknya, kemudian mengarahkannya ke arah Mahesa.“Kalian pasti bersekongkol bukan, untuk membalas dendam padaku?” hardik Negan.“Bukan seperti itu, Mas!”Damaira berdiri dan pasang badan di depan Mahesa, berusaha menghalangi Negan.Mahesa pun ikut berdiri, lalu berpindah di depan tubuhnya calon istrinya, lalu meminta Damaira untuk mundur dengan tangannya.Negan tertawa sumbang melihat keduanya saling melindungi.“Kalian pikir apa yang bisa dilakukan oleh pria cacat sepertiku hingga kalian bersikap seperti itu?” ujar Negan.Mahesa memegang kruk itu, lalu perlahan mengambil alih, Negan tak melawan sama sekali.“Pak Negan, tolong kamu hargai keputusan Ira. Dan asal kamu tahu, kami terutama Ira tidak ada niat sama sekali untuk membalas dendam padamu, kami memang–,” ucap Mah

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 147 Dilema

    Mendapat pertanyaan aneh dari saudara kembarnya membuat Isa memicingkan sebelah matanya.“Memangnya butuh keakraban untuk mendapatkan informasi yang biasa seperti itu?” Isa justru membalik pertanyaan itu.“Ya, nggak juga. Tapi aneh saja kalian tiba-tiba berkomunikasi,” ujar Damaira.“Kamu saja yang aneh, kenapa menganggap hal seperti itu aneh. Memangnya selama kamu wira-wiri waktu Bang Negan sakit, kami menggunakan telepati?” ucapan Isa diakhiri dengan decakan kesal.Damaira nyengir kuda, niat hati ingin meledek saudara kembarnya itu, tapi dirinya justru seperti orang bodoh.Tak ingin menjadi kesal karena kalah telak, Damaira segera mengambilkan makanan  untuk Ezra."Hari ini kamu akan datang ke rumah sakit?" tanya Isa, di tengah-tengah sarapan mereka."Entahlah, kalaupun aku ke sana, pasti bersama Mas Mahesa. Aku nggak mau memberi harapan pada Mas Negan. Atau membuatnya salah paham dengan kebaikanku lagi."Isa paham keresahan hati Damaira, sepulang d

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 148 Rindu Mama

    Naya tersenyum dengan tingkah Isa yang langsung mengalihkan perhatian.“Kalian makanlah, aku di sini sebentar tidak akan masalah,” ujar Negan.Naya tampak ragu-ragu, ikut makan siang atau tidak.“Kamu takut dengan suamimu yang pencemburu itu? Kalau takut kamu di sini saja, aku akan bawakan makan siang untuk kalian,” ujar Isa yang tahu kegelisahan hati Naya.Naya akhirnya memilih untuk tetap berada di kamar rawat inap kakaknya. Benar kata Isa, Naya memang tak ingin suaminya marah karena dirinya pergi makan siang bersama Isa walaupun ada Ezra dan Celine. Tapi bukan berarti takut, dia hanya tak ingin membuat masalah.Setelah bertanya Negan ingin makan apa, Isa segera mengajak dua anak kecil itu untuk berangkat.“Aku itu pria yang sangat peka, aku bukan menutupi kelemahan tapi tidak ingin memberi harapan pada wanita, aku bukan sembarangan pria yang bisa menabur cinta apalagi menebur benih pada wanita. Itu yang harus kamu pahami, Naya.”Naya melotot mendengar

Latest chapter

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Extra Part

    Empat bulan kemudian Isa dan Dina akhirnya menikah, setelah si kembar lahir kedunia dua bulan yang lalu.Keduanya memang sengaja mengambil waktu lebih lama, agar keluarga Damaira fokus lebih dulu pada si kecil Narendra dan Naela. Kembar yang begitu menggemaskan, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, sama seperti Damaira dan Damaisa.Saat ini Isa sedang berada di depan penghulu dan juga Negan sebagai wali dalam pernikahannya dengan Dina. Dina sendiri masih menunggu di ruang rias yang tersedia tak jauh dari tempatnya berada.Deg-degan itu sudah pasti, entah sudah berapa kali pria datar itu menghela nafas untuk menetralkan kegugupan.Penghulu mulai melakukan serangkaian prosesi. Negan dan Isa berjabat tangan, prosesi ijab qabul di mulai.Dengan satu tarikan nafas akhirnya Damaisa Kurniawan telah menjadikan Findina Langit Senja binti Surya Cakrawala sebagai istrinya.Suasana haru tercipta, apalagi ketika pengantin wanita di bawa ke ruangan tersebut. Ucapan selamat dan doa terbaik diuc

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 194. Akhir Perjalanan Cinta

    “Ibu benar mau aku menikah? Dengan siapapun wanita pilihanku?” tanya Isa dengan wajah serius.Lestari diam sejenak sebelum menjawab.“Kamu masih ingin menikah dengan Dina?” tanya Lestari.“Iya, kalau Ibu memberi restu.”Lestari menghembuskan nafas pelan.“Kamu tidak ada wanita lain?”“Belum ada, Bu. Kalau Ibu menginginkan wanita lain, mungkin butuh waktu lebih lama.”“Kamu sungguh-sungguh menyukai wanita itu?”Dalam guratan wajah Isa masih tersirat sedikit keraguan.“Mintalah dulu petunjuk pada sang Pemilik Hati, Sa. Ibu tidak mau kalau kamu memiliki maksud tertentu menikahi Dina, seperti balas dendam.”Isa masih diam, mencoba membuka lembar demi lembar memori mengapa dia ingin menikahi Dina.“Kalau kamu sudah mendapatkan kemantapan hati ingin menikahi Dina karena untuk beribadah dan mencintainya, Ibu akan restui,” ujar Lestari.Isa justru bergelung dengan hatinya sendiri, antara maju atau mundur.“Baik, Bu. Isa akan pikirkan baik-baik dan juga minta petunjuk sama Tuhan.” Benar itu ad

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 193. Bahagia dan Sedih

    Satu tahun kemudian.Kebahagiaan demi kebahagiaan semakin terlimpah di keluarga Mahesa dan Damaira. Sakit dan luka di masa lalu perlahan hanya menjadi sebuah butiran yang terhempas karena tiupan angin.Setelah beberapa bulan lalu Mahesa dan Damaira pergi ke Jerman untuk bulan madu, tak lupa mengajak anak-anak untuk turut serta. Sekarang Wanita itu telah berbadan dua.Bukan, tapi tiga. Ya, Damaira hamil anak kembar. Karena faktor keturunan, hamil anak kembar sangat mungkin terjadi.Di sisi lain, di kota Makassar, Nindi dan Dion juga tengah merasakan kebahagiaan yang sama. Nindi akhirnya hamil, bahkan beberapa bulan lebih dulu dari Damaira.Kabar itu diberikan langsung oleh Nindi pada Damaira. Rezeki memang unik, Tuhan akan memberikan di waktu yang tepat. Di saat semua permasalahan hati di masa lalu selesai, akan tubuh cinta yang baru.Tak kalah membahagiakan Isa juga telah resmi membuka kantor perusahaan sendiri di Jakarta. Karyawannya masih terdiri dari beberapa orang. Pria itu semaki

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 192. Berdamai

    Beberapa minggu berlalu pernikahan Nindi dan Dion pun sudah terlaksana. Meski hanya sederhana keduanya terlihat bagaimana.Di hari Minggu yang cerah itu, Nindi dan Dion berkunjung ke rumah Mahesa, dengan harapan keluarga itu berada di rumah Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah Keysha. Nindi benar-benar bertekad ingin berbaikan dengan anak itu. Dia ingin sekali mendapatkan maaf dari bocah berusia 12 tahun itu.Ya, kurang lebih 12 tahun Nindi meninggal Keysha. Nindi pikir semuanya akan baik-baik saja, ternyata Tuhan memiliki takdir yang sudah ditetapkan untuk mereka.“Oh, Mbak Nindi dan Mas Dion, apa kabar kalian? Selamat ya atas pernikahannya. Kami senang mendengar kabar tersebut.”Damaira dan Mahesa menyambut kedatangan sepasang pengantin yang baru saja rujuk itu.“Kabar baik, Ira. Terima kasih. Maaf kami tidak mengadakan acara apapun.”“Jadi–” Nindi menjeda kalimatnya dan melihat ke arah suaminya, Dion pun mengangguk dan tersenyum.“Jadi, kedatangan kami kemari untuk bertemu deng

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 191. Citra dan Ardi

    Pertanyaan yang seperti memojokkan Citra, membuat dia sejenak berpikir untuk mencari kalimat yang tepat dan mematahkan tuduhan pria itu.“Apa aku ada hak menolak perjodohan ini?”Citra justru bertanya, bukan menjawab pertanyaan Ardi.“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Ardi seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.“Kamu mau jawaban jujur atau jawaban yang menyenangkan hatimu?” tanya Citra.Sepasang anak manusia itu terus saling melempar pertanyaan tanpa ada yang mau menjawab.“Jujur.”“Baiklah kalau begitu aku tidak akan sungkan,” kata Citra. Ardi pun mempersilakan Citra untuk mengatakan segala unek-uneknya.“Aku justru beranggapan Kak Ardi-lah yang menolak perjodohan ini. Kenapa? Seperti yang sudah sedikit aku singgung tadi, kamu tak pernah bersikap baik kepadaku, menyapaku pun hampir tidak pernah, ketika kita berpapasan lebih banyak kamu seperti menganggapku orang asing, kita tidak saling kenal, padahal aku selalu tersenyum padamu sebagaimana junior kepada seniornya.”

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 190. Disidang

    “Mbak, apa di depan atau di sekitar sini ada Pak Negan?” tanya seorang dokter kepada perawat.“Sebentar saya lihat dulu, dok.”“Kalau misal ada bilang, suruh ke ruangan, dokter Maulana mencari,” kata dokter Maulana.“Baik, dok.”Perawat itu keluar dari ruangan kemudian mengedarkan pandangan mencari Negan.Negan cukup cukup terkenal di karangan dokter, perawat, orang-orang penting di rumah sakit, dan juga marketing yang lainnya. Apalagi setelah pria itu mengalami kecelakaan namanya making disebut-sebut.“Nah itu dia si duda keren,” monolog perawat itu setelah melihat keberadaan Negan.“Selamat siang menjelang sore Mas Negan,” sapa perawat itu.“Eh, Iya, Mbak. Ini masih siang bolong,” balas Negan. Wanita itu terkekeh pelan.“Mas Negan dicari sama dokter Maulana, ditunggu di ruangannya.”Negan mengernyitkan keningnya, kemudian bertanya, “ada apa ya, Mbak?”“Kurang tahu Mas, Mas datang saja ke ruangan beliau.”“Terima kasih Mbak informasinya.”“Sama-sama Mas, mari.” Negan mengangguk horma

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 189 Citra Wanita Tidak Peka

    Pagi ini Mahesa disibukan dengan serangkaian pekerjaan, padahal saat ini waktu subuh baru saja berlalu dan matahari belum terbit. Beberapa hari ini pria itu sedikit kurang tidur. Setelah menikah entah mengapa rezeki terus mengalir tiada henti. Proyek sana-sini.“Ini, Mas.” Damaira memberi secangkir kopi sebagai penyemangat lagi.“Terima kasih, Sayang.” Mahesa menarik tangan istrinya, kemudian memberi kecupan hangat sebagai doping.Damaira selalu saja diberi kejutan dengan sikap manis Mahesa. Pria itu benar-benar membuatnya seperti ratu yang spesial.Tak ingin kalah, Damaira pun membalas serangan Mahesa. Sebulan bersama pria itu membuat hidupnya semakin berwarna.“Kalau begitu aku keluar dulu, masak.” Mahesa mengangguk.Damaira menyerah beberapa hal tentang kerumahtanggaan seperti bersih-bersih, laundry, dan lain sebagainya, kecuali masak.Memasak baginya harus dilakukan sendiri, agar kelak anak-anak dan suaminya selalu merindukan masakannya.Meski tinggal bersama mertua, sudah pasti

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 188. Dua Hati yang kembali Menyatu

    Tak hanya Indra yang meluapkan emosi pada Nindi tapi juga Linda. Nindi terpojok sebagai tersangka. Janda itu menangis tersedu. Indra seakan belum puas dan terus memarahi anaknya.Ketegangan itu masih terus terjadi hingga bel rumah itu berbunyi mengalihkan perhatian semua orang yang ada di dalam rumah itu.Dengan kesal Indrawan membuka pintu, melihat siapa yang datang sontak membuat pria paruh baya itu kembali naik darah.“Ini biang keroknya datang, dasar pria tak bertanggung jawab, brengsek!” Indra langsung memaki Dion yang tak tahu apa-apa.Pria itu hanya mengerutkan kedua alisnya, mencoba menelaah apa yang sebenarnya terjadi.“Ada apa, Yah? Siapa biang kerok.” Linda dan Nindi datang menyusul Indra ke ruang tamu.“Ngapain kamu datang ke sini? Bosan hidup, hah?” Sama halnya dengan suaminya, Linda pun langsung menghardik Dion.Nindi sendiri masih berusaha menenangkan diri setelah mendapat amarah dari kedua orang tuanya.Dion menatap iba pada mantan istrinya, entah apa yang baru saja te

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 187. Perasaan yang Terbalas

    Isa tak juga menjabat tangan Dina dan hanya terus menatapnya.“Kenapa hanya menatapku seperti itu?” Dina kembali angkat suara.“Ayo kita berjabat tangan dan kita kembali seperti dulu.” Dengan segenap jiwa dan hatinya Dina menahan sakit. Wanita itu terus memberi sugesti positif pada dirinya sendiri bahwa pasti rasa sakit itu hanya akan menyelimuti berlangsung untuk beberapa waktu saja. Asalkan mengalihkan semuanya pada pekerjaan dan hal lainnya pasti akan segera sirna dengan sendirinya.Dina tersenyum samar dan mulai menarik tangannya. Dia sungguh tidak mengerti kemauan pria yang ada di depannya.Dina menarik nafas dengan maksud menarik ingusnya agar tidak keluar. Dia menahan tangis sekuat tenaga.“Ya sudah ayo kita pulang. Orang-orang pasti menganggapku orang gila karena duduk di sini berjam-jam.Dina meraih tangan Isa dan menarik pria itu agar segera beranjak dari duduknya. Tapi Isa justru menahan tangan Dina.“Ayo kita menikah!” seru Isa.Ucapan Isa sontak membuat Dina membulatkan

DMCA.com Protection Status