Semua Bab Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan: Bab 141 - Bab 150

196 Bab

Bab 141 Oleh-oleh dari Mantan Mertua

“Kenapa langsung ke sana?” tanya Damaira.‘Pantas saja Isa menge-pack oleh-oleh untuk Celine di tempat tersendiri dan diberi nama, jadi ini maksudnya,’ kesal Damaira dalam hati.Damaira tak habis pikir dengan saudara kembarnya. Padahal dirinya sedang menghindari Negan dan tak ingin bertemu. Tidakkah Isa memiliki pengertian sedikit saja pada dirinya.“Aku tahu kamu sedang menghindarinya, kalau kita antar itu ke rumahnya, cukup aku dan Ezra atau aku sendiri saja yang turun, lalu berpamitan. Kita punya alasan lelah dan tidak perlu berlama-lama. Kamu ini bagaimana, tumben otakmu mangkrak!”“Huuhh, sekate-kate itu mulut, ya!” Damaira menoyor kepala Isa.Isa tertawa terbahak-bahak diikuti oleh Ezra, membuat kesal Damaira rupanya cukup menghibur. Mungkin karena lelah, mereka jadi lost control.“Makanya jangan terlalu banyak makan cinta, jadi nggak berfungsi ‘kan otakmu.”Damaira langsung meremas mulut luwes saudara tirinya.“Baru bergaul sebentar sama Dinda,
Baca selengkapnya

Bab 142 Menggoda Isa

“Lama sekali kalian,” protes Damaira.“Kamu pikir kita tukang paket, sudah kirim barang langsung pergi. Basa-basi dulu lah,” ujar Isa.Ezra mendengus kesal, dua orang yang dia sayangi kembali bertengkar.“Sudahlah, Ma, Pi. Ayo, pulang.”Isa segera memacu kendaraannya pulang ke rumah. Tak ada lagi yang bersuara."Mama, mau aku kasih tahu sesuatu nggak?" tanya Ezra memecah keheningan.Damaira memicingkan sebelah alisnya, lalu menjawab, "Tentang apa?""Eemmmm, tentang sesuatu yang terjadi di dalam.""Memangnya ada apa?"Ezra tersenyum sembari melirik Isa, pria itu juga melirik melalui spion tengah, Tidak ada rasa curiga sama sekali di hati Isa."Tadi Tante Dina menyuapkan sesuatu pada Papi, dan Papi menerima dengan senang hati seraya melirik Tante Dina, nah, Tante Dina–""Hei, kamu kecil-kecil sudah pandai bergosip dan fitnah." Isa memotong perkataan Ezra.Bocah cilik itu justru cekikikan menertawai pamannya.Sedangkan Damaira masih m
Baca selengkapnya

Bab 143 Keberuntungan Negan

Tok! Tok! Tok!Damaira mempersilakan si pengetuk pintu untuk masuk.“Mbak Ira, ada tamu yang mencarimu,” ujar salah satu karyawan Damaira.Damaira melihat jam di dinding, sudah hampir waktunya makan siang.“Siapa?” tanya Damaira.“Mas Negan, Mbak.”Damaira menghembuskan nafas pelan, kenapa di saat seperti pria itu begitu gigih ingin menemuinya. Entah dari mana pria itu tahu kalau dirinya hari ini berangkat ke toko. “Tolong katakan aku sedang sibuk, Mbak. Jadi tidak bisa menemuinya. Mungkin lain kali saja.” Damaira menolak secara halus, beruntung dia memang sedang banyak pekerjaan.Damaira menunjukkan segudang pekerjaannya yang belum terselesaikan.“Oh, begitu ya, Mbak. Siap, Mbak.”Karyawan itu kembali menutup pintu ruang kerja Damaira, kemudian menemui Negan.“Mas Negan, maaf Mbak Ira-nya sedang sibuk. Maklum sudah lama tidak datang ke toko.”Negan mendengus, padahal dia sengaja datang dekat dengan waktu istirahat siang, agar tidak mengganggu jam kerja mantan istrinya itu.‘Alasan
Baca selengkapnya

Bab 144 Wanita Bernama Citra

Negan menghembuskan nafas pelan, dia sedikit kecewa karena Damaira terkesan buru-buru dan tak ingin berlama-lama bersama dirinya.‘Apa aku benar-benar tak ada lagi di dalam hatimu, Ra?’ tanya Negan dalam hati.“Aku hanya ingin bertemu dan mengajakmu makan siang,” ujar Negan.Pria itu kemudian menyeruput cappuccino kesukaannya, Damaira memang masih hafal semua tentang Negan. Sembari melihat cappuccino itu, Negan tersenyum tipis.“Tapi, sepertinya kamu sibuk dengan pekerjaanmu. Kalau begitu lain kali saja.” Negan melanjutkan ucapannya yang terjeda karena minum kopi.“Iya, Mas. Aku benar-benar sibuk hari ini.”“Kamu tidak sedang hanya membuat alasan 'kan, Ra?”Terlihat Damaira menghela nafas.“Untuk apa aku beralasan, Mas. Kalau kamu tidak percaya bisa cek di ruanganku, banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan.”“Iya, aku percaya. Aku hanya merasa kalau akhir-akhir ini kamu menghindariku. Apa aku membuat masalah yang sudah menyinggung perasaanmu? A
Baca selengkapnya

Bab 145 Tak Menerima Keputusan Ira

Mendapat pertanyaan dari Mahesa, Damaira dan Negan saling pandang. Mahesa pun mengerutkan sebelah alisnya melihat keduanya.Damaira duduk lebih dulu, diikuti oleh Mahesa. Mahesa mengulang pertanyaannya.“Ada apa sebenarnya? Kenapa kalian malah diam saja?” terdengar nada khawatir dari pertanyaan kali ini.“Aku kurang paham kronologinya, tapi tadi Citra hampir saja menabrak Mas Negan di depan.”Mahesa menggelengkan kepala, untung saja tidak terjadi apa-apa baik Citra maupun Negan. Mahesa mengalihkan pandangannya pada Negan.“Kamu benar-benar tidak apa-apa, Pak Negan?”Negan memaksakan senyum, lalu berkata, “Aku benar-benar tidak apa-apa. Aku hanya kaget dan terjatuh.”Mahesa bisa bernafas lega setelah mendengar perkataan dari Negan.“Kalau ada apa-apa jangan sungkan menghubungiku, Pak Negan.” Negan mengangguk.“Pak Mahesa tak perlu khawatir,” balas Negan.Negan menahan gejolak dalam hatinya, ingin sekali dia bertanya tentang kebenaran ucapan Mahesa yang mengklaim Damaira sebagai calon i
Baca selengkapnya

Bab 146 Bangkitlah, Mas!

Damaira menjadi waspada saat melihat Negan tampak begitu marah dan manatap Mahesa dengan tajam.'Apa yang harus aku lakukan?’ tanya Damaira dalam hati.Saking cemasnya Damaira menggigit bibir bawahnya.Negan mengangkat kruknya, kemudian mengarahkannya ke arah Mahesa.“Kalian pasti bersekongkol bukan, untuk membalas dendam padaku?” hardik Negan.“Bukan seperti itu, Mas!”Damaira berdiri dan pasang badan di depan Mahesa, berusaha menghalangi Negan.Mahesa pun ikut berdiri, lalu berpindah di depan tubuhnya calon istrinya, lalu meminta Damaira untuk mundur dengan tangannya.Negan tertawa sumbang melihat keduanya saling melindungi.“Kalian pikir apa yang bisa dilakukan oleh pria cacat sepertiku hingga kalian bersikap seperti itu?” ujar Negan.Mahesa memegang kruk itu, lalu perlahan mengambil alih, Negan tak melawan sama sekali.“Pak Negan, tolong kamu hargai keputusan Ira. Dan asal kamu tahu, kami terutama Ira tidak ada niat sama sekali untuk membalas dendam padamu, kami memang–,” ucap Mah
Baca selengkapnya

Bab 147 Dilema

Mendapat pertanyaan aneh dari saudara kembarnya membuat Isa memicingkan sebelah matanya.“Memangnya butuh keakraban untuk mendapatkan informasi yang biasa seperti itu?” Isa justru membalik pertanyaan itu.“Ya, nggak juga. Tapi aneh saja kalian tiba-tiba berkomunikasi,” ujar Damaira.“Kamu saja yang aneh, kenapa menganggap hal seperti itu aneh. Memangnya selama kamu wira-wiri waktu Bang Negan sakit, kami menggunakan telepati?” ucapan Isa diakhiri dengan decakan kesal.Damaira nyengir kuda, niat hati ingin meledek saudara kembarnya itu, tapi dirinya justru seperti orang bodoh.Tak ingin menjadi kesal karena kalah telak, Damaira segera mengambilkan makanan  untuk Ezra."Hari ini kamu akan datang ke rumah sakit?" tanya Isa, di tengah-tengah sarapan mereka."Entahlah, kalaupun aku ke sana, pasti bersama Mas Mahesa. Aku nggak mau memberi harapan pada Mas Negan. Atau membuatnya salah paham dengan kebaikanku lagi."Isa paham keresahan hati Damaira, sepulang d
Baca selengkapnya

Bab 148 Rindu Mama

Naya tersenyum dengan tingkah Isa yang langsung mengalihkan perhatian.“Kalian makanlah, aku di sini sebentar tidak akan masalah,” ujar Negan.Naya tampak ragu-ragu, ikut makan siang atau tidak.“Kamu takut dengan suamimu yang pencemburu itu? Kalau takut kamu di sini saja, aku akan bawakan makan siang untuk kalian,” ujar Isa yang tahu kegelisahan hati Naya.Naya akhirnya memilih untuk tetap berada di kamar rawat inap kakaknya. Benar kata Isa, Naya memang tak ingin suaminya marah karena dirinya pergi makan siang bersama Isa walaupun ada Ezra dan Celine. Tapi bukan berarti takut, dia hanya tak ingin membuat masalah.Setelah bertanya Negan ingin makan apa, Isa segera mengajak dua anak kecil itu untuk berangkat.“Aku itu pria yang sangat peka, aku bukan menutupi kelemahan tapi tidak ingin memberi harapan pada wanita, aku bukan sembarangan pria yang bisa menabur cinta apalagi menebur benih pada wanita. Itu yang harus kamu pahami, Naya.”Naya melotot mendengar
Baca selengkapnya

Bab 149 Aku Juga Ingin ke Purwokerto

Tiiinnn!!!!Suara klakson menyadarkan Mahesa dan Damaira yang sempat terbuai dalam gelombang asmara seperti anak muda.Seraya tersenyum Mahesa segera menarik persneling kemudian tancap gas meninggal traffic light tersebut.Dalam hati, Mahesa mengomeli dirinya sendiri bisa-bisanya terbawa suasana dalam keadaan seperti itu.Sedangkan Damaira memalingkan wajahnya ke arah jendela, malu rasanya. 'Apa-apaan kamu Ira? Bisa-bisanya kamu terhipnotis pesona Mas Mahesa,' Damaira merutuki dirinya sendiri."Ra!""Mas!"Kedua insan yang tengah dirundung rasa malu itu kompak saling memanggil satu sama lain.Keduanya menoleh, sepersekian detik pandangan mereka saling bertemu. Kemudian tertawa bersama, menertawakan kejadian beberapa menit yang lalu."Mas mau ngomong apa?" tanya Damaira."Kamu dulu saja," ujar Mahesa."Mas dulu saja," balas Damaira.Mahesa tersenyum, "Maafkan aku, aku terlalu terbawa suasana.""Aku juga, Mas," balas Damaira mal
Baca selengkapnya

Bab 150 Persiapan ke Purwokerto

Negan dirawat di rumah sakit selama tiga hari, selama itu juga Damaira tidak menjenguk pria itu. Menurut Negan Damaira benar-benar mengedepankan egonya untuk tidak bertemu dengannya.Tidak dapat dipungkiri hatinya begitu nelangsa, Negan memang menanti kedatangan Damaira tapi sampai akhir pun harapan itu, tetap menjadi sebuah harapan.Negan bisa apa? Memang harusnya seperti itu agar dirinya tidak lagi berharap pada mantan istrinya itu.Negan masih beruntung, sebab Ezra selalu mengunjungi dan memberi semangat padanya.Mungkin benar, mulai sekarang Negan harus mencoba mengikhlaskan, walau rasanya sangat sulit.“Tante Dina, baju yang dibelikan Mama Ira kemarin mana? Jangan sampai tertinggal!” seru Celine dengan riang.Celine akhirnya bisa ikut ke Purwokerto bersama dengan Damaira, Negan pun mengizinkan gadis kecilnya untuk ikut pergi menghadiri pernikahan Dinda. Dengan syarat Dina juga harus ikut, untuk menjaga Celine dan tidak terlalu merepotkan Damaira.Negan sendiri tidak mungkin dia i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
20
DMCA.com Protection Status