“Lama sekali kalian,” protes Damaira.“Kamu pikir kita tukang paket, sudah kirim barang langsung pergi. Basa-basi dulu lah,” ujar Isa.Ezra mendengus kesal, dua orang yang dia sayangi kembali bertengkar.“Sudahlah, Ma, Pi. Ayo, pulang.”Isa segera memacu kendaraannya pulang ke rumah. Tak ada lagi yang bersuara."Mama, mau aku kasih tahu sesuatu nggak?" tanya Ezra memecah keheningan.Damaira memicingkan sebelah alisnya, lalu menjawab, "Tentang apa?""Eemmmm, tentang sesuatu yang terjadi di dalam.""Memangnya ada apa?"Ezra tersenyum sembari melirik Isa, pria itu juga melirik melalui spion tengah, Tidak ada rasa curiga sama sekali di hati Isa."Tadi Tante Dina menyuapkan sesuatu pada Papi, dan Papi menerima dengan senang hati seraya melirik Tante Dina, nah, Tante Dina–""Hei, kamu kecil-kecil sudah pandai bergosip dan fitnah." Isa memotong perkataan Ezra.Bocah cilik itu justru cekikikan menertawai pamannya.Sedangkan Damaira masih m
Baca selengkapnya