Keysha sendiri seperti mendapat pukulan telak, karena sikapnya Damaira lebih memilih untuk berpindah mobil. Ada raut kesedihan dan rasa bersalah di wajah gadis cilik itu, yang tertangkap oleh Mahesa.“Bukan karena Keysha kamu ingin pindah mobil, Ra?” tanya Mahesa.“Tentu saja bukan, Mas. Kan sudah dijelaskan. Kalau soal Keysha, wajar hal seperti itu terjadi namanya juga anak-anak. Aku kan juga punya anak kurang lebih aku tahu.”Damaira membelai lembut kelapa Ezra penuh kasih sayang.Mahesa mendengus pelan, “Ya sudah kalau begitu, maafkan untuk sikap Keysha tadi ya, Ra.”“Nggak apa-apa, Mas. Justru aku yang minta maaf, aku belum bisa memahami bagaimana harus bersikap pada anak perempuan, sepertinya aku harus belajar dari Dina yang sudah berpengalaman.”Dina langsung melotot ke arah Damaira, lalu menggoyangkan tangannya tanda tidak setuju.“Aku tidak berperan apa-apa, Mbak. Naya yang lebih berpengalaman dan sabar,” kata Dina merendahkan, padahal selama tiga tahun terakhir dia-lah yang m
Read more