Rindu yang membuncah pada Celine dan juga Damaira membuat Negan seperti orang gila.Karena adanya Dina bersama Celine tidak mungkin Negan melakukan video call melalui Damaira.“Aaarrrggghh!” Negan mengacak rambutnya, dia kesal karena tak ada alasan untuk menghubungi wanita yang masih bertahta di hatinya itu.Negan juga kesal dari sekian banyak orang tidak ada yang membuat status yang menunjukkan wajah mantan istrinya itu.Dina benar-benar menjaga hati Negan untuk tidak membuat status tentang Damaira.Hampir setiap malam Negan melakukan video call dengan Celine, tapi tak pernah sedikitpun anak itu mengarahkan kamera pada Damaira.Biarlah Negan menuruti egonya selama janur kuning belum melengkung, walau harapan untuk bersama sudah tidak ada lagi.*Rencana berlibur yang awalnya lima hari menjadi tiga hari karena mendadak Mahesa ada urusan yang tidak bisa ditunda, dia harus segera melakukan perjalanan ke Jerman untuk proyek selanjutnya dengan perusahaan di negara itu.Mahesa tidak akan m
Keysha sendiri seperti mendapat pukulan telak, karena sikapnya Damaira lebih memilih untuk berpindah mobil. Ada raut kesedihan dan rasa bersalah di wajah gadis cilik itu, yang tertangkap oleh Mahesa.“Bukan karena Keysha kamu ingin pindah mobil, Ra?” tanya Mahesa.“Tentu saja bukan, Mas. Kan sudah dijelaskan. Kalau soal Keysha, wajar hal seperti itu terjadi namanya juga anak-anak. Aku kan juga punya anak kurang lebih aku tahu.”Damaira membelai lembut kelapa Ezra penuh kasih sayang.Mahesa mendengus pelan, “Ya sudah kalau begitu, maafkan untuk sikap Keysha tadi ya, Ra.”“Nggak apa-apa, Mas. Justru aku yang minta maaf, aku belum bisa memahami bagaimana harus bersikap pada anak perempuan, sepertinya aku harus belajar dari Dina yang sudah berpengalaman.”Dina langsung melotot ke arah Damaira, lalu menggoyangkan tangannya tanda tidak setuju.“Aku tidak berperan apa-apa, Mbak. Naya yang lebih berpengalaman dan sabar,” kata Dina merendahkan, padahal selama tiga tahun terakhir dia-lah yang m
Hari terus berganti, Damaira akhirnya memutuskan untuk tidak ikut Mahesa dengan berbagai pertimbangan. Termasuk ucapan calon pengantin tak boleh pergi bersama sebelum halal.Sebagai gantinya Isa yang ikut pergi ke Jerman. Berbeda dengan Damaira Isa memiliki tujuan, sebab masih memiliki keterikatan dengan perusahaan yang ada di sana.Damaira merasa sepi karena hanya tinggal berdua dengan Ezra lebih sering menghabiskan waktu di toko roti, sama halnya dengan Ezra.Pintu ruangan Damaira di ketuk oleh salah satu karyawannya.Damaira hanya melihat ke arah pintu.“Mbak, ada yang mencarimu.”“Siapa?”“Namanya Nindi.” Damaira langsung menghembuskan nafas kasar.“Tolong suruh tunggu sebentar.”“Iya, Mbak.”“Mau apa dia mencari ku?” Gumam Damaira setelah pintu kembali tertutup.Ibu satu anak itu berdiri untuk segera menemui mantan istri Mahesa.“Selamat siang, Mbak Nindi.” Damaira menyapa ramah kemudian mengulurkan tangannya mengajak wanita itu berjabat tangan.Nindi tak kalah ramah menyambut k
Damaira kembali masuk ke dalam ruangannya setelah bersitegang dengan mantan istri Mahesa–Nindi.Bertemu dengan wanita itu sungguh menguras emosinya. Berulang kali Damaira menarik nafas panjang dan mengeluarkan dengan perlahan.Damaira masih tak habis pikir ada ibu yang setega itu dan tanpa rasa bersalah muncul ingin mendekatkan diri.“Apa wanita itu waras? Kemana saja dia selama ini? Alasan macam apa itu? Kalau dia benar-benar seorang ibu tidak akan merasa tenang sudah meninggalkan anaknya begitu saja.” Monolog Damaira dengan kesal.“Giliran sekarang sudah cerai dan dicampak baru ingat dengan anak dan ingin kembali ke mantan suami. Mimpi! Langkahi dulu mayatku,” Damaira masih bermonolog dan semakin kesal.Ibu satu anak itu menjadi tak bisa berkonsentrasi, lalu melihat jam di dinding. Waktu pulang Ezra masih satu jam lagi.Damaira punya ide mendadak, dia segera menghubungi Dina.[Din, siapa yang jemput Celine?]Sembari menunggu balasan dari Dina, Damaira bersiap untuk keluar dan menjem
Ezra memberi usulan di sebuah restoran sushi, dia ingin sekali makan sushi. Karena tak ada yang memberi usulan lain, Damaira segera membawa mereka menuju sebuah mall. Di mall tersebut ada restoran sushi yang enak.Mereka berempat berjalan layaknya keluarga yang bahagia meskipun Damaira dan Negan tak jalan beriringan. Tak jarang mereka membuat iri orang yang melihat.Sampailah mereka di restoran sushi yang dimaksud, Damaira meminta pelayanan untuk memberikan buku menu.Bagi Celine tentu saja ini pengalaman pertama makan sushi, dia tidak tahu harus memesan apa dan hanya pasrah pada Damaira.“Gambar di menu ini terlihat enak, tapi aku tak tahu harus memilih yang mana, Mama saja yang pilihkan,” kata Celine.Negan sedikit menelan saliva saat melihat harga yang tertera di buku menu tersebut. Dia tak pernah mengeluarkan uang sebanyak itu demi untuk bisa makan sushi, kecuali sedang menjamu kliennya.“Pilihlah, Mas. Kamu tak perlu khawatir, karena aku yang mengajak kalian aku yang akan membaya
Pagi yang cerah dan sinar mentari yang hangat, seorang wanita sengaja datang ke sebuah gedung perkantor tempat di mana salah satu lantainya adalah kantor milik mantan suaminya-Mahesa."Selamat pagi, Pak Negan!" sapa Nindi pada Negan setelah setengah jam menunggu.Ya, Nindi datang ke gedung itu untuk menemui Finnegan Cakrawala. Dia sengaja datang pagi-pagi demi bisa bertemu dengan pria itu. Demi melancarkan aksinya."Selamat pagi," balas Negan dengan wajah yang terlihat bingung karena tidak merasa mengenal wanita itu. Namun, Negan tak bertanya."Kamu pasti bingung dan bertanya-tanya, siapa saya." Negan hanya mengangguk."Saya Nindi, mantan istri Pak Mahesa atasan kamu." Wanita itu memperkenalkan diri."Ada perlu apa Bu Nindi sampai menemui saya?" tanya Negan.Negan cukup penasaran, tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba saja mantan istri Mahesa menemuinya, apalagi sebelumnya mereka belum saling mengenal."Langsung saja pada intinya, aku tahu kamu juga pasti sibuk. Aku ke sini ingin
Setelah menemui Negan, Nindi menyusun rencana yang lain, sebab dia melihat ada keraguan pada diri pria itu.“Aku tak bisa mengandalkan pria itu, aku harus segera bertindak. Untung aku berhasil mendapatkan nomor Mahesa,” monolog Nindi.Setelah bertanya ke sana ke mari akhirnya Nindi berhasil mendapatkan nomor Mahesa. Bodohnya dia nomor itu masih tak berubah sejak dia mengenal pria itu belasan tahun yang lalu.Wanita itu menyeringai, kemudian mengirim sebuah pesan untuk mantan suaminya, beserta foto-foto kebersamaan Damaira dan Negan yang dia ambil di restoran yang ada di sebuah mall kemarin.Karena perbedaan waktu yang cukup jauh, antara Jakarta dan Jerman, Nindi harus bersabar menunggu reaksi dari Mahesa.Nindi membuka-buka status di aplikasi chat tersebut, dia baru melihat ada status baru dari mantan suaminya-Dion.Pria itu mengungkapkan kebahagiaannya yang sebentar lagi akan memiliki momongan.Pria yang selalu berkata, “Tidak apa-apa, Sayang. Tidak punya anak pun kita akan tetap bah
Nindi yang tak mendapat respon dari Mahesa jelas merasa kesal, wanita itu ingin menghubungi tapi dia berulah sadar jika nomornya telah di blokir.“Apa-apaan ini? Kenapa nomorku malah diblokir?”“Mahesa!” Pekik Nindi dengan kesal, dia bahkan menghentakkan kedua kakinya seperti anak kecil yang tantrum.Lelah mengerang dan menghentakkan kaki, Nindi berjongkok lalu memegang kepala bagian belakang dengan kedua tangannya, frustasi.“Sial! Sial! Sial!” Nindi terus merutuki dirinya sendiri.Mahesa benar-benar sudah menolak dirinya, tanpa basa-basi.“Apa yang harus aku lakukan?” monolog Nindi.Rencana Nindi gagal, bahkan sampai Mahesa pulang pun Negan tak juga menghubunginya.Negan sudah memutuskan untuk tidak bermain-main atau mengusik kehidupan Damaira.Pria itu sudah melepas Damaira walau masih dalam tahap berusaha. Negan tak mau egois, cukup masa lalu menjadi pengingat kesalahannya.Untuk apa Negan