Mereka juga kompak memandang Dina yang terlihat cuek.Dina yang mendapatkan banyak tatapan hanya mengedikkan bahu malas.“Pria yang mirip denganmu.” Nicho berbicara pada Damaira.Kompak mereka ber-oh ria, dengan ekspresi yang berbeda-beda.“Dia bukan saingan karena dia nggak suka sama perempuan,” ujar Zivan asal.“Eh, kamu jangan salah, Van. Perempuan dia di Jerman cantik banget, kaya raya,” Damaira membela saudara kembarnya.Zivan tampak takjub, “Wow! Oya? Luar biasa,” ucapnya.Damaira mengangguk, walau sebenar tak semua betul karena Isa tak menanggapi wanita itu. Setidaknya dia bisa mengubah spekulasi orang tentang saudara kembarnya, sejujurnya Damaira tidak terima Isa dikatai seperti itu walau itu sahabat Isa sendiri.Dina seperti tak tertarik dengan pembicaraan itu, tapi diam-diam dia memperhatikan.Damaira mengajak yang lain untuk keluar dan mengakhiri pembicaraan sebab sepasang pengantin itu harus segera keluar untuk acara resepsi.Nicho mengikuti langkah Dina dan berjalan di sam
Dalam kesendiriannya Dina iseng mendownload aplikasi kereta api lalu melihat-lihat jadwal kereta dari Purwokerto ke Jakarta.Sepertinya akan seru jika mengajak Celine pulang dengan moda transportasi umum yang satu itu, juga akan menambah pengalaman baru untuk Celine.[Sepertinya akan seru kalau aku dan Celine pulang lebih dulu dengan kereta api.] Pesan itu Dina kirim pada Naya.[Yakin kamu tidak akan repot?] Balas Naya.[Celine sudah besar, dia juga mandiri, waktunya juga singkat 5 sampai 6 jam.] Balas Dina.[Kamu yakin Ira akan mengizinkan?] tanya Naya lagi.[Harus diizinkan, dong. Wkwkwk.]Suara ketukan di pintu terdengar, lalu tebuka. Damaira dan Celine masuk ke kamar setelah mencuci muka dan menggosok gigi.“Celine, kamu pengen naik kereta api nggak?”“Mau, mau, Tante.”“Kalau begitu, besok sore atau malam kita pulang naik kereta saja. Kasihan Ayah di rumah sendirian.”Celine terdiam, pulang lebih dulu berarti meninggalkan tempat ini lebih cepat dan tidak lagi bersama dengan Ezra
Rindu yang membuncah pada Celine dan juga Damaira membuat Negan seperti orang gila.Karena adanya Dina bersama Celine tidak mungkin Negan melakukan video call melalui Damaira.“Aaarrrggghh!” Negan mengacak rambutnya, dia kesal karena tak ada alasan untuk menghubungi wanita yang masih bertahta di hatinya itu.Negan juga kesal dari sekian banyak orang tidak ada yang membuat status yang menunjukkan wajah mantan istrinya itu.Dina benar-benar menjaga hati Negan untuk tidak membuat status tentang Damaira.Hampir setiap malam Negan melakukan video call dengan Celine, tapi tak pernah sedikitpun anak itu mengarahkan kamera pada Damaira.Biarlah Negan menuruti egonya selama janur kuning belum melengkung, walau harapan untuk bersama sudah tidak ada lagi.*Rencana berlibur yang awalnya lima hari menjadi tiga hari karena mendadak Mahesa ada urusan yang tidak bisa ditunda, dia harus segera melakukan perjalanan ke Jerman untuk proyek selanjutnya dengan perusahaan di negara itu.Mahesa tidak akan m
Keysha sendiri seperti mendapat pukulan telak, karena sikapnya Damaira lebih memilih untuk berpindah mobil. Ada raut kesedihan dan rasa bersalah di wajah gadis cilik itu, yang tertangkap oleh Mahesa.“Bukan karena Keysha kamu ingin pindah mobil, Ra?” tanya Mahesa.“Tentu saja bukan, Mas. Kan sudah dijelaskan. Kalau soal Keysha, wajar hal seperti itu terjadi namanya juga anak-anak. Aku kan juga punya anak kurang lebih aku tahu.”Damaira membelai lembut kelapa Ezra penuh kasih sayang.Mahesa mendengus pelan, “Ya sudah kalau begitu, maafkan untuk sikap Keysha tadi ya, Ra.”“Nggak apa-apa, Mas. Justru aku yang minta maaf, aku belum bisa memahami bagaimana harus bersikap pada anak perempuan, sepertinya aku harus belajar dari Dina yang sudah berpengalaman.”Dina langsung melotot ke arah Damaira, lalu menggoyangkan tangannya tanda tidak setuju.“Aku tidak berperan apa-apa, Mbak. Naya yang lebih berpengalaman dan sabar,” kata Dina merendahkan, padahal selama tiga tahun terakhir dia-lah yang m
Hari terus berganti, Damaira akhirnya memutuskan untuk tidak ikut Mahesa dengan berbagai pertimbangan. Termasuk ucapan calon pengantin tak boleh pergi bersama sebelum halal.Sebagai gantinya Isa yang ikut pergi ke Jerman. Berbeda dengan Damaira Isa memiliki tujuan, sebab masih memiliki keterikatan dengan perusahaan yang ada di sana.Damaira merasa sepi karena hanya tinggal berdua dengan Ezra lebih sering menghabiskan waktu di toko roti, sama halnya dengan Ezra.Pintu ruangan Damaira di ketuk oleh salah satu karyawannya.Damaira hanya melihat ke arah pintu.“Mbak, ada yang mencarimu.”“Siapa?”“Namanya Nindi.” Damaira langsung menghembuskan nafas kasar.“Tolong suruh tunggu sebentar.”“Iya, Mbak.”“Mau apa dia mencari ku?” Gumam Damaira setelah pintu kembali tertutup.Ibu satu anak itu berdiri untuk segera menemui mantan istri Mahesa.“Selamat siang, Mbak Nindi.” Damaira menyapa ramah kemudian mengulurkan tangannya mengajak wanita itu berjabat tangan.Nindi tak kalah ramah menyambut k
Damaira kembali masuk ke dalam ruangannya setelah bersitegang dengan mantan istri Mahesa–Nindi.Bertemu dengan wanita itu sungguh menguras emosinya. Berulang kali Damaira menarik nafas panjang dan mengeluarkan dengan perlahan.Damaira masih tak habis pikir ada ibu yang setega itu dan tanpa rasa bersalah muncul ingin mendekatkan diri.“Apa wanita itu waras? Kemana saja dia selama ini? Alasan macam apa itu? Kalau dia benar-benar seorang ibu tidak akan merasa tenang sudah meninggalkan anaknya begitu saja.” Monolog Damaira dengan kesal.“Giliran sekarang sudah cerai dan dicampak baru ingat dengan anak dan ingin kembali ke mantan suami. Mimpi! Langkahi dulu mayatku,” Damaira masih bermonolog dan semakin kesal.Ibu satu anak itu menjadi tak bisa berkonsentrasi, lalu melihat jam di dinding. Waktu pulang Ezra masih satu jam lagi.Damaira punya ide mendadak, dia segera menghubungi Dina.[Din, siapa yang jemput Celine?]Sembari menunggu balasan dari Dina, Damaira bersiap untuk keluar dan menjem
Ezra memberi usulan di sebuah restoran sushi, dia ingin sekali makan sushi. Karena tak ada yang memberi usulan lain, Damaira segera membawa mereka menuju sebuah mall. Di mall tersebut ada restoran sushi yang enak.Mereka berempat berjalan layaknya keluarga yang bahagia meskipun Damaira dan Negan tak jalan beriringan. Tak jarang mereka membuat iri orang yang melihat.Sampailah mereka di restoran sushi yang dimaksud, Damaira meminta pelayanan untuk memberikan buku menu.Bagi Celine tentu saja ini pengalaman pertama makan sushi, dia tidak tahu harus memesan apa dan hanya pasrah pada Damaira.“Gambar di menu ini terlihat enak, tapi aku tak tahu harus memilih yang mana, Mama saja yang pilihkan,” kata Celine.Negan sedikit menelan saliva saat melihat harga yang tertera di buku menu tersebut. Dia tak pernah mengeluarkan uang sebanyak itu demi untuk bisa makan sushi, kecuali sedang menjamu kliennya.“Pilihlah, Mas. Kamu tak perlu khawatir, karena aku yang mengajak kalian aku yang akan membaya
Pagi yang cerah dan sinar mentari yang hangat, seorang wanita sengaja datang ke sebuah gedung perkantor tempat di mana salah satu lantainya adalah kantor milik mantan suaminya-Mahesa."Selamat pagi, Pak Negan!" sapa Nindi pada Negan setelah setengah jam menunggu.Ya, Nindi datang ke gedung itu untuk menemui Finnegan Cakrawala. Dia sengaja datang pagi-pagi demi bisa bertemu dengan pria itu. Demi melancarkan aksinya."Selamat pagi," balas Negan dengan wajah yang terlihat bingung karena tidak merasa mengenal wanita itu. Namun, Negan tak bertanya."Kamu pasti bingung dan bertanya-tanya, siapa saya." Negan hanya mengangguk."Saya Nindi, mantan istri Pak Mahesa atasan kamu." Wanita itu memperkenalkan diri."Ada perlu apa Bu Nindi sampai menemui saya?" tanya Negan.Negan cukup penasaran, tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba saja mantan istri Mahesa menemuinya, apalagi sebelumnya mereka belum saling mengenal."Langsung saja pada intinya, aku tahu kamu juga pasti sibuk. Aku ke sini ingin