Ditengah teriakan orang lain, Aksen bukannya melepasku, dia justru semakin lengket. Sekarang aku yang malu dilihat oleh banyak orang, tak sedikit mereka begitu bahagia. "Sultan bucin," bisikku."Biarin." Astaga, apa-apaan kami ini."Lain kali kalau manggil jangan salah nama," katanya.Ha? Maksudnya?"Namaku Aksen Andara, Sayang. Bukan Ardana," sambungnya lagi. Astagfirullah, bisa-bisanya aku salah memanggil namanya."Saking semangatnya tuan," jawab asisten resek di belakang. Diih, kena aku kan gara-gara omongan mereka tadi. Mereka yang memancingku hingga cemburu tidak jelas."Santai saja, jangan grogi." Aksen mulai menggodaku. Mau ditaruh dimana muka ini, malunya setengah mati.Selama peresmian, Aksen tak melepas genggaman tanganku. Benar-benar seperti laki-laki labil yang takut kehilangan kekasihnya. Lepas dikit, dia langsung menarikku pada rangkulannya. Astagfirullah, emang boleh sebucin ini, atau justru aku yang sebenarnya bucin? Entahlah."Aku ke kamar mandi, ya?" "Tunggu ... ak
Last Updated : 2023-12-17 Read more