Share

Bertemu mantan

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-19 23:52:20

Siapa sangka abang Brayen membeli rumah di kawasan ini. Sesuatu yang tak terduga jika abang Brayen tertarik membeli rumah di kawasan ini. Tanpa banyak kata Aksen langsung menggenggam tanganku. Memberi semangat untukku agar tetap tenang.

Semntara Aksen tak menghiraukan dia tetap mengajakku untuk melihat rumah ini. Namun, takbisa dipungkiri raut wajahnya tidak melukiskan kecemburuan sedikit pun. Melihat kami Abang Brayen mendekat, kurasa dia sudah benar-benar move on tentang hubungan kami sejak lima tahun yang dulu.

"Tuan Aksen, apa kabar?" tanyanya basa basi.

"Alhamdulillah, baik," jawab Aksen ramah. Sekilas abang Brayen melihatku, tapi kualihkan.

"Apa tuan Aksen yang akan membeli rumah ini?" tanya abang Brayen. Sepertinya Abang Brayen penasaran.

"Memangnya pak Brayen tinggal di sini juga?" balas Aksen tak mau kalah bertanya.

"Iya, saya tinggal di sini, sepertinya kita jodoh untuk menjadi tetangga," balasnya pede.

"Kalau saya tergantung istri saya," balas Aksen. Abang Brayen memang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Yenita Fitri
kamu berhak bahagia monica,buka lah hati mu utk aksen,love sekebun buat mu autor,,
goodnovel comment avatar
Ayu Arwadi
lanjut lagi thor seru ditunggu selalu
goodnovel comment avatar
Art
lanjut lagi Thor, seruu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Apa aku tidak salah dengar?

    Bunda dan Daddy terus tersenyum melihat kami berdua, Aksen bingung melihat bunda dan Daddy yang tidak biasanya. Duuh, benar-benar meresahkan."Kalian istirahat, ya, Arvian juga belum pulang," ucap Daddy."Baik, Dad." Aksen membalas dengan santun.Aku dan aksen masuk ke kamar, bunda mengedipkan matanya dari jauh. Ya ampun, bunda seperti abege labil. Tak lupa daddy juga senyum-senyum tidak jelas, ini pasti karena video yang viral itu. Walau jujur aku cemburu melihat bunda yang semakin tua semakin mesra dengan Daddy."Bunda dan Daddy seperti pengantin baru, ya, mesra sekali," ucap Aksen."Iya, kita mah kalah jauh.""Sepertinya aku harus minta resep dari Daddy biar awet seperti itu," balas Aksen terkekeh. Aku justru membalas dengan manyun, menurut bunda kadang daddy juga mengesalkan. "Kok cemberut?" tanyanya lagi. "Siapa juga yang cemberut," balasku."Bagaimana rasanya ketemu mantan?" tanyanya. "Lain kali kalau ketemu jangan grogi, aku cemburu," katanya berlalu. Astaga wajahku langsung

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Pesona Istri Dari Desa   permainan dimulai

    Wanita yang bernama Silva Mahendra itu mundur teratur, baru pertama kalinya kulihat Aksen marah. Para pengawal yang membersamai segera mengeluarkan Silva dari tempat kami.Wajah malu Silva tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, tak peduli Aksen terus menatapku. "Maafkan aku atas kekacauan ini," kata Aksen memegang tanganku. Aku hanya diam, berapa banyak lagi wanita yang ada didekat Aksen. Sejak pagi selalu ada wanita yang ingin mendekatinya. Kurasa dia bukan orang sembarangan yang tidak memiliki wanita idaman."Tidak usah makan." Hanya itu yang keluar dari mulutku. Selera makanku tiba-tiba berubah."Apa kamu marah?" tanyanya. Aku menggeleng pelan. Siapa aku yang mau marah dengannya. Janda sepertiku memang tidak pantas bersanding dengannya."Jadi anda Tuan Aksen Andara?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba mendekati kami.Aksen hanya diam. Dia tetap fokus padaku tanpa memedulikan wanita yang mendekati kami."Aku pengagummu, anda begitu keren." Aksen memandangku, sungguh sulit rasanya h

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Pesona Istri Dari Desa   Berdebar

    Aksen membawaku ke tempat seafood terbaik, berkat bantuan asistennya kami berdua kencan di tempat yang lumayan elit. Ruangannya begitu nyaman, beda jauh dengan kaki lima yang tadi."Aku tidak marah istriku makan sembarang tempat, tapi harus juga perhatikan kebersihan dan kenyamanan ketika makan.""Aku suka hal yang berbau sederhana sejak kecil, bunda pun tidak pernah melarang." Aku membela diri."Apa Daddy Reza juga bisa makan di pinggir jalan?" tanyanya."Kalau Daddy sangat pemilih, beda dengan bunda yang memang sejak kecil sudah terbiasa. Tuan Aksen sepertinya mirip Daddy." Eh, dia justru terkekeh mendengar ucapanku. Makanan di sini begitu menggoda, cita rasamya sangat enak. Aksen sesekali menghapus bibirku dengan tisu karena belepotan, dia begitu romantis melakukan hal yang tidak pernah kurasakan sebelumnya."Pelan-pelan, sayang," ucapnya lembut.Padahal dia tidak ikut makan. Hanya memesan air putih saja. Dia memang begitu menjaga pola makannya."Kenapa tidak ikut makan?" "Aku al

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Pesona Istri Dari Desa   Perlawanan

    Aksen langsung merangkulku, keadaan mulai tenang setelah pelemparan batu itu. Semua pengawal yang mulanya tidak ada langsung muncul. Sepertinya Aksen memiliki tombol keamanan sehingga semua kaca langsung dibereskan. Mereka dengan sigap membersihkan."Maafkan kami yang terlambat, hingga mengganggu tuan dan nyonya."Aksen hanya mengangkat tangannya, seperti kode bahwa tidak ada masalah. Kami duduk dengan tenang kembali meski selera makan sudah hilang."Semua sudah aman, seluruh pengawal sudah stand by di depan.""Terima kasih, Mas Ari. Saya tunggu laporan siapa yang membuat kekacauan ini," ucap Aksen."Siap, Tuan. Sebentar kami akan melaporkan."Namanya Mas Ari, asisten Aksen yang menjaga selama 24 jam. Ari yang masih terlihat muda begitu totalitas dalam menjaga Aksen. Sebenarnya Aksen yang meminta kencan hanya berdua, tapi siapa sangka kecolongan seperti ini."Cek dari mereka yang beekhianat, tidak mungkin mereka tahu keberadaan kami di tempat baru ini.""Siap, Tuan," balas Ari yang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Pesona Istri Dari Desa   Brayen Cemburu

    Aku bahagia nyatanya sebenarnya aku sakit hati. Monica membuat hidupku hancur seketika. Rasanya aku ingin mengulang waktu bersama dengannya. Baru sekarang terasa semua kebaikan yang ada pada dirinya."Mereka semakin mesra, Tuan," ucap Fahmi asistenku. Aku yang hampir gila ini selalu mencari tahu keberadaanya. Apalagi Aksen kembali ke Indonesia bersama Monica."Bayar salah satu dari mereka untuk menjadi penyusup.""Mereka sangat ketat, Tuan. Tidak mudah untuk menyusup ke mereka. Apa tuan lupa jika Aksen sudah memutus beberapa investasi dengan kita. Aku takut berimbas dengan perusahaan.""Aku tidak peduli Fahmi, yang jelas bayar berkali lipat agar bisa bayar salah satu dari mereka menjadi penyusup." Fahmi terdiam, dia selalu mengikuti kemauanku. Rasanya semua harta ini tak ada artinya melihat Monica baik-baik saja hingga memiliki pasangan tanpa memedulikan perasaanku.Aku tersiksa, sementara Monica begitu terlihat bahagia. Rasanya aku ingin segera menghancurkan kebahagiaannya. Seperti

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Pesona Istri Dari Desa   Mantan Meresahkan

    Hari yang begitu melelahkan, sepertinya mantan begitu meresahkan hingga ada dimana-mana. Apa dia tidak punya pekerjaan."Kita kemana, Mas?" tanyaku pada Aksen yang sedikit murung di dalam mobil."Kita ke puncak, ya, ada seafood enak di sana.""Aku nurut, Mas."Selama perjalanan kami hanya diam, kami larut dalam pikiran masing-masing. Drama yang terjadi pada kami bukannya berkurang, tetapi semakin bertambah. Abang Brayen sepertinya semakin nekat. Dia begitu meresahkan membuat kami tidak nyaman. Tak berselang lama kami sampai ke puncak, Aksen membawaku ke tempat yang tidak pernah kukunjungi."Aku tidak tahu ternya di sini ada pemandangan yang begitu indah," kataku."Aku tahu dari Ari, sebelum pulang aku menanyakan tempat seafood yang enak."Dia bahkan hafal makanan kesukaanku, meski dia tidak berani makan makanan seperti itu. Memang benar kata orang ketika kedua orang tua restu semuanya terasa begitu mudah. Aku bahkan mulai bucin dengan Aksen. Rasanya bersamanya begitu indah.Makanan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Pesona Istri Dari Desa   Ternyata ....

    Tanpa malu abang Brayen terus menarikku dalam pelukannya. Aksen justru hanya mematung melihat tingkah abang Brayen yang begitu menjijikkan ini. Tak peduli dengan keberadaan Aksen, Brayen terus memaksaku untuk berada di dekapannya."Lepaskan aku tuan Brayen, kamu tidak berhak atas diriku.""Siapa bilang, ha! Kamu harus bersamaku sampai akhir.""Anda sepertinya sudah gila!" Aku kembali berteriak."Aku memang gila!" Nafas kami berburu, aku hampir sesak napas dibuat oleh tangan kekarnya. Dia bahkan mulai kasar. Entah apa yang dipikirkan olehnya."Aku bilang lepas!""Lihat suamimu, dia hanya bisa mematung, suami macam apa itu. Hahaha ...."Ya Allah dia begitu menjijikkan membuatku ingin meludahinya. Suaranya begitu mengejek Aksen, seolah Aksen tidak layak menjadi suamiku. Padahal dia justru lebih tidak layak menjadi suami."Brayen Atmadja, lepaskan istriku!""Hahaha ... kamu laki-laki cemen, Aksen!"Mata Aksen memerah, amarahnya nampak jelas di matanya. Tangannya dikepal, aku justru takut

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Dilema

    Akhirnya bisa napas lega karena kami sampai ke rumah dalam keadaan selamat. Bunda menunggu di depan pintu. Daddy juga demikian bersama abang Shaka yang selalu ada untukku."Kamu baik-baik saja, Nak?" tanya bunda. Ada kepanikan di wajahnya. Aku berusaha agar bunda dan daddy tidak khawatir dengan kejadian yang menimpa kami. Meski begitu aku tidak ingin menyembunyikan masalah apapun dnegan bunda apalagi masalah abang Brayen."Tenryata perang itu belum usai, Bund," balasku."Brayen masih mengintai?" tanya daddy kembali."Iya, Dad."Aksen hanya menyimak, dia juga seperti berfikir keras. Kejadian demi kejadian masih mengintai kami. Walau jujur, aku memang belum sepenuhnya tahu bagaimana cara kerja Aksen ketika mengalami masalah."Tunggu dulu maksudmu apa, Monic?" tanya bunda penasaran."Kami tadi hampir kehilangan nyawa karena ulahnya, Bund.""Maksudmu, Dek?" abang Shaka juga penasaran."Dia menahanku tadi, untung kami bisa keluar.""Astagfirullah, dia juga sempat ingin mengambil Arvian tad

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Dasar Aneh

    Aku tak henti tersenyum hingga tak terasa kami sampai rumah. Benar-benar tidak bisa diprediksi itu orang. Bisa-bisanya dia berubah dalam sekejap. Dasar aneh!"Kamu kenapa, Nak? Wajahmu bersemu merah," ucap bunda. Wajah herannya tidak bisa disembunyikan."Mungkin dari pesan yang dibaca," balas daddy. Bisa-bisanya mereka ikut usil. Astagfirullaah Aku pun sendiri bingung dengan tingkah anehku."Apa, iya, dari Brayen? Bukannya tadi dia sedang berduka," sambung bunda lagi."Kamu kayak tidak tahu aja anak nakal itu, dia akan mengejar sampai dapat," balas daddy."Hooh, kayak abang, sih." Eh, kok mereka sekarang yang berdebat."Sudah sampai, Bund. Ayo kita masuk, Monica sudah lapar, apalagi lihat bunda dan Daddy berdebat makin buat Monica lapar." Mau bagaimana lagi, Daddy sama abang Brayen itu memiliki kemiripan. Itu tidak bisa dipungkiri jika mereka berdua susah ditebak.Aku hanya bisa menggelengkan kepala mengingat tingkah unik abang Brayen yang kurasa aneh. Entah mengapa jiwa usilku ngin

  • Pesona Istri Dari Desa   Kau Tak Akan Terganti

    "Maksudnya?" tanya daddy memperjelas."Dokter Brayen baru saja menangani operasi besar, kemungkinan tidak mengaktifkan ponselnya," jawab dokter yang jaga di depan IGD."Syukurlah ...." Bunda ikut lega karena prasangka dari Arvian tidak benar.Sekarang aku yang panik karena ponselku terus bergetar karena pesan dari abang Brayen. Ya Allah, habis aku setelah ini."Arvian cari ayah dulu, Opa," kata Arvian."Iya, cucu eyang yang panikan," balas bunda. Dari masalah ini kami jadi paham jika Arvian selama ini menyimpan luka yang tidak kami sadari. Dia begitu menyanyangi ayahnya-Abang Brayen."Mon kamu mau kemana?" tanya bunda yang melihatku berbalik arah, sebenarnya mau kabur karena pesan yang kukirim pada abang Brayen pasti akan ditagih."Pulang, Bund.""Oh ....""Ayo kita pulang, biarkan Arvian bersama ayahnya," balas daddy."Abang tidak menemui anak nakalnya." Bunda ternyata iseng juga sama daddy. Melihat daddy salah tingkah membuat aku ikut tertawa juga. Lucu ekspresi daddy."Bunda iseng

  • Pesona Istri Dari Desa   Bikin Panik!

    "Maksudmu diantar Brayen?" tanya bunda dengan penuh senyuman. Kenapa bunda bahagia? Daddy juga tidak terlihat marah. Apa aku tidak salah lihat, sementara Arvian balik dan tidak berucap. Aneh kulihat oang-orang."Iya, Bund. Dia maksa mau antar pulang," balasku jujur."Tapi kamu mau," balas daddy menatapku."Dipaksa, Dad." "Bilang saja kamu bahagia diantar oleh si anak nakal itu," sambung daddy. Kenapa aku bahagia mendengar omelan daddy. Anak nakal itu seperti ungkapan kerinduan."Abang gak marah?" tanya bunda heran. Jangankan bunda, aku pun sangat heran."Kita sudah cukup tua untuk sakit hati, biarkan mereka yang menentukan apa yang terbaik bagi mereka." Ha? Apa aku gak salah dengar daddy Reza mengatakan hal tersebut."Wow, menyala abang Reza," sahut bunda. Ada yang menghangat di hatiku, ini tidak mimpi 'kan? semua seperti mendukung kami bersama."Jangan senyum-senyum sendiri, Mon," sambung daddy.Tu kan, semua isi pikiranku hanyalah khayalan semata. Aku tetap sadar diri agar tidak te

DMCA.com Protection Status