Share

Ternyata ....

Tanpa malu abang Brayen terus menarikku dalam pelukannya. Aksen justru hanya mematung melihat tingkah abang Brayen yang begitu menjijikkan ini. Tak peduli dengan keberadaan Aksen, Brayen terus memaksaku untuk berada di dekapannya.

"Lepaskan aku tuan Brayen, kamu tidak berhak atas diriku."

"Siapa bilang, ha! Kamu harus bersamaku sampai akhir."

"Anda sepertinya sudah gila!" Aku kembali berteriak.

"Aku memang gila!"

Nafas kami berburu, aku hampir sesak napas dibuat oleh tangan kekarnya. Dia bahkan mulai kasar. Entah apa yang dipikirkan olehnya.

"Aku bilang lepas!"

"Lihat suamimu, dia hanya bisa mematung, suami macam apa itu. Hahaha ...."

Ya Allah dia begitu menjijikkan membuatku ingin meludahinya. Suaranya begitu mengejek Aksen, seolah Aksen tidak layak menjadi suamiku. Padahal dia justru lebih tidak layak menjadi suami.

"Brayen Atmadja, lepaskan istriku!"

"Hahaha ... kamu laki-laki cemen, Aksen!"

Mata Aksen memerah, amarahnya nampak jelas di matanya. Tangannya dikepal, aku justru takut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status